TAK ada satu pun ganda campuran Indonesia yang tampil di babak petempat final cabang olahraga soft tenis.
Partai perempat final yang akan berlangsung di empat lapangan Kompleks Lapangan Tenis Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis(30/8) mulai pukul 10:00 WIB.
Delapan pasangan tersebut akan bersaing untuk memperebutkan empat tempat di partai semifinal yang akan dimainkan di dua lapangan pada pukul 11:00 WIB. Sementara partai final akan berlangsung pada 13:30 WIB di lapangan utama.
Di perempat final, Korea Selatan, Chinese Taipei dan Jepang menjadi negara yang dominan dengan masing-masing mengirimkan dua pasangan, sementara dua pasangan lainnya berasal dari Korea Utara dan Thailand.
Sayangnya, duet Dede Tari Kusrini/Irfandi Hendrawan dan Voni Darlina/Hemat Bakti Anugerah harus tersingkir dari persaingan grup ganda campuran hingga tuan rumah-pun tak memiliki wakil di perempat final.
Berikut pertandingan perempat final cabang olahraga soft tenis Asian Games 2018 yang akan dihelat pada Kamis (30/8):
Perempat Final
Centre Court, Court 1, Court 2, Court 3 (10:00 WIB)
1. Kim Beonjun/Kim Jiyeon (Korea Selatan/A1) vs So Je Il/Kim Mi Hyang (Korea Utara/B1)
2. Yu Kawien/Cheng Chuling (Chinese Taipei/C1) vs Masuda Kento/Kuroki Rurika (Jepang/D1)
3. Leampriboon Chaiwit/Bunteng Thatdao (Thailand/E1) vs Uematsu Toshiki/Hayashida Riko (Jepang/F1)
4. Kuo Chenchun/Kuo Chinchi (Chinese Taipei/G1) vs Kim Kisung/Mun Hyegyeong (Korea Selatan/H1)
Semifinal
Centre Court, Court 1 (11:00 WIB)
Final
Centre Court (13:30)
↧
(Asian Games 2018) Perempat Final Soft Tenis Didominasi Jepang, Korea & China Taipei
↧
(Asian Games 2018) Ini Tulisan Presiden di Akun Twitternya Soal Prestasi Pesilat Hanifan
CABANG pencak silat mempersatukan dua tokoh politik yang akan bersaing dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Dua tokoh yang dipersatukan itu adalah Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Presiden Joko Widodo ditemani Wapres Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Puan Maharani, Ketua Kontingen Indonesia (Cdm) Syafruddin, dan Ketua PDI P Megawati Soekarno Putri. Jokowi beserta rombongan duduk berdampingan dengan Prabowo Subianto selaku Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Saat pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah dinyatakan menang oleh juri dan berhak atas medali emas, dirinya langsung menyalami para pejabat yang hadir, termasuk Jokowi serta Prabowo. Hanif, Jokowi, dan Prabowo langsung berpelukan dengan balutan bendera Merah Putih.
Seperti diketahui, Hanifan Yudani Kusumah mempersembahkan medali emas dalam nomor putra 55 hingga 60 kg, usai mengelahkan wakil Vietnam Thai Linh Nguyen.
"Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, sore tadi. Begitu dinyatakan sebagai peraih medali emas kelas C setelah menundukkan Nguyen Thai Linh asal Vietnam, pesilat putra Hanifan Yudani Kusumah merayakan kemenangannya dengan berlari keliling arena lalu naik ke tribun penonton tempat saya duduk bersama Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia, Bapak Prabowo Subianto. Kami bertiga, Hanifan, saya dan Pak Prabowo pun berpelukan dalam selubung Merah Putih," cuit Jokowi."Selamat untuk Hanifan, seluruh atlet pencak silat Indonesia, pelatih dan jajaran pengurus, yang mempersembahkan 14 medali emas untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Dengan perolehan medali 30 emas, 22 perak, dan 35 perunggu sampai hari ini, Indonesia berada di posisi keempat, sebuah pencapaian baru yang menjadi sejarah bagi dunia olahraga negeri ini," sambung Jokowi.
Dengan begitu, pencak silat pada hari ini menyumbangkan enam medali emas. 14 secara total dari pencak silat dari 30 medali kontingen Indonesia.
Total Indonesia sudah memperoleh total 88 medali terdiri dari 30 Emas, 22 Perak dan 36 Perunggu.
↧
↧
(Asian Games 2018) Kontingen Indonesia Bisa Bertahan di 10 Besar Hingga Asian Games Usai
KONTIGEN Indonesia berhasil menambah enam medali emas pada hari ke-11 pelaksanaan Asian Games 2018 sehingga pada Kamis pagi total diperoleh 30 medali emas, 22 perak dan 36 perunggu.
Saat ini posisi Indonesia dalam daftar perolehan medali kokoh berada di posisi keempat, di bawah China (102-67-50), Jepang (51-47-63), dan Korea Selatan (37-42-50).
Indonesia berhasil mempelebar jarak dengan urutan kelima Iran (19-16-17) menjadi 11 emas dari sebelumnya, Rabu pagi, tujuh emas, karena Iran hanya mampu menambah dua medali emas.
Sementara selesih dengan urutan ketiga, Korsel, Indonesia memperkecil jarak dari sebelumnya delapan medali emas menjadi tujuh medali emas.
Pada hari ini akan diperebutkan sebanyak 34 medali emas yang disediakan pada pertandingan final dari 11 cabang olahraga.
Cabang olahraga atletik menjadi cabang yang paling banyak memperebutkan medali emas yakni 10 medali emas, kemudian diikuti oleh kano/kayak sprint sebanyak enam medali emas, dan judo sebanyak lima medali emas.
Berikut perolehan medali Asian Games 2018 hingga Kamis pagi:
Peringkat
Negara
Emas
Perak
Perunggu
Total
1
China
102
67
50
219
2
Jepang
51
47
63
161
3
Korea Selatan
37
42
50
129
4
Indonesia
30
22
36
88
5
Iran
19
16
17
52
6
Chinese Taipei
13
17
21
51
7
Korea Utara
12
8
11
31
8
India
11
20
23
54
9
Uzbekistan
11
16
16
43
10
Thailand
9
13
36
58
11
Bahrain
9
3
6
18
12
Kazakhstan
8
9
33
50
13
Vietnam
4
15
13
32
14
Hong Kong
4
12
17
33
15
Malaysia
4
11
9
24
16
Qatar
4
3
3
10
17
Philipina
4
0
13
17
18
Uni Emirat Arab
3
6
3
12
19
Singapura
3
4
10
17
20
Mongolia
3
3
6
12
21
Kyrgyzstan
2
6
10
18
22
Yordania
2
1
8
11
23
Kuwait
2
1
1
4
24
Kamboja
2
0
1
3
25
Arab Saudi
1
2
1
4
26
Makau
1
2
1
4
27
Iraq
1
2
0
3
28
Lebanon
1
1
2
4
29
Korea Bersatu
1
0
2
3
30
Laos
0
2
2
4
31
Tajikistan
0
2
0
2
32
Turkmenistan
0
1
2
3
33
Nepal
0
1
0
1
34
Pakistan
0
0
3
3
35
Afganistan
0
0
2
2
36
Myanmar
0
0
2
2
37
Suriah
0
0
1
1
38
Banglades
0
0
0
0
39
Bhutan
0
0
0
0
40
Brunei
0
0
0
0
41
Maladewa
0
0
0
0
42
Oman
0
0
0
0
43
Palestine
0
0
0
0
44
Sri Lanka
0
0
0
0
45
Timor Leste
0
0
0
0
46
Yaman
0
0
↧
Linares Tarung di Kelas Ringan Super Lawan Mares, 29 September
JORGE ‘El Nino de Oro’ Linares (44-4. 27 KO), mantan raja kelas ringan (61,23kg), akan kembali naik ring melawan Abner ‘Pin’ Cotto (23-3, 12 KO) di pentas Golden Boy Fight Night di Fantasy Springs Resort Casino, Indio, California, 29 September.
Namun, kali ini, ia akan bertarung di kelas baru, ringan super (63,5kg).
Duel Linares dan Mares ini jadi partai utama Golden Boy Fight Night dan akan disiarkan langsunng melalui Facebook Watch di AS dan secara global melalui Golden Boy Fight Night Page.
↧
[Asian Games 2018] Curahan Hati Wewey Wita Setelah Jatuh Bangun Selama 15 Tahun
WEWEY Wita merebut emas ke-14 cabang olahraga pencak silat di Asian Games setelah mengalahkan atlet Vietnam, Thi Tgen Tran di final kelas B (-55kg) di Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (29/8).
Berikut curahan hatinya selama menggeluti pencak silat.
Aku seorang perempuan. Aku berdarah Tionghoa dan papaku warga negara Singapura. Aku bertarung untuk Indonesia.
Ada sebuah streotipe di negara ini bahwa orang-orang Tionghoa pasti mapan dan berada. Tentu saja itu omong kosong. Percayalah, jika situasi ekonomi setiap keluarga ibarat garis start bagi anak-anak yang terlahir darinya, aku mulai jauh, jauh, dari belakang.
Pada mulanya keluarga kami berkecukupan. Namun, suatu ketika Papa, yang berbisnis kayu, ditipu rekannya sendiri. Hidup seketika jadi bak abu di atas tanggul. Segalanya goyah, lalu ambruk. Bank menyita rumah, mobil, dan harta lainnya. Hidup di kota semakin menekan. Kemiskinan mendesak kami ke tepi.
Papa memboyong seluruh keluarganya ke kampung halaman Mama di Ciamis. Tinggal di kota kecil tak serta merta membuat hidup kami membaik. Papa enggan menumpang di rumah nenek karena ia enggan jadi beban. Ia ingin mandiri walau sulit.
Kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Papa dan Mama mencoba bangkit berkali-kali, mulai dari berjualan bakso hingga barang-barang kelontong. Kami berdiri, jatuh, berdiri lagi, jatuh lagi.
Utang membengkak. Kami bahkan tak sanggup menanggung biaya keperluan sehari-hari seperti beras, minyak, gula dan lain-lain. Suatu kali listrik rumah kami diputus karena pembayaran terlalu lama ditunggak. Bermalam-malam gelap gulita. Untuk mengecas ponsel Papa, satu-satunya alat komunikasi kami, aku terpaksa menumpang di rumah tetangga.
“Memang listrik punya nenek moyang lu?”
Bentakan itu akan selalu tergiang dalam kepalaku.
Papa bernama asli Yeo Meng Tong. Ketika ia masih berduit, orang-orang memanggilnya Mr. Tong dengan lagak manis. Begitu kami kere, orang enteng saja menyapanya Atong. Terkadang malah Otong. Itu membuatku jengkel. Kau tahulah, itu nama yang sering diberikan laki-laki buat alat kelaminnya sendiri.
Bagaimana pun, aku selalu merasa beruntung memiliki Papa yang tangguh dan penyabar. Dia tak pernah menyuruh istri atau anak-anaknya bekerja buat meringankan bebannya. Bahkan hal-hal sepele seperti menyapu, mengepel, atau mencuci piring, sering ia lakukan sendiri.
Aku pernah memergokinya berkata, dengan mesra, kepada Mama: “Biar Papa saja.” Papa adalah pemimpin keluarga kami, dan ia mengerti bahwa pemimpin sejatinya ialah pelayan.
Papa tak banyak bicara. Dia selalu memberi contoh dengan tindakan. Sifat konsekuen papa mulai kutiru sejak aku kecil. Sedari dulu aku sudah menyadari aku harus punya andil dalam keluarga ini.
Sejak kecil aku terbiasa bergaul dengan laki-laki. Aku jago bermain kartu dan gundu. Jika menang, gundu dan kartu mereka yang kumenangkan bisa kujual kembali. Uangnya kuserahkan ke Mama.
Itu bukan satu-satunya trik yang kupunya buat mencari uang. Bukan, bukan beternak tuyul. Dulu, ada snack berharga Rp500 yang kadang berisi hadiah uang Rp.5,000. Di warung langgananku, satu demi satu bungkus snack itu kukocok, kutimbang, kudengarkan bunyinya. Kalau cocok, aku ambil. Jika tidak, dengan polosnya aku akan berlalu meninggalkan penjaga warung yang cemberut karena barang dagangannya aku acak-acak. Konyol, jelas. Naif, mungkin. Tapi kisah itu benar belaka.
Saat aku lahir, Papa menamaiku Yeo Chuwey. Dalam bahasa Indonesia, artinya cukup keren: nomor satu yang paling bersinar. Sayang, kegaduhan politik di Indonesia waktu itu membuat Papa berpikir nama Tionghoa hanya akan membuat hidupku makin sulit. Maka, di akta kelahiranku tertera nama utama yang “lebih Indonesia”: Wewey Wita.
Sampai di sini, setelah mengetahui latar belakang keluargaku, kau mungkin mengira aku seorang atlet badminton, wushu, kungfu, basket, bridge, atau olahraga-olahraga yang telanjur lekat dengan etnis Tionghoa. Salah, aku adalah seorang pesilat.
Pencak silat cenderung lebih dekat dengan identitas keindonesiaan yang dibatasi pada satu entitas yakni etnis Melayu. Berkulit coklat, bukan kuning. Tentu pencak silat sendiri tak melahirkan sekat-sekat itu. Pembatasan, kukira, hanya ada dalam kepala kita. Pencak silat, seperti Indonesia, memeluk siapa saja yang mencintainya, termasuk aku.
Aku sendiri tak menyangka silat bisa jadi bagian dari hidupku. Memang semasa kecil aku biasa bermain dengan anak lelaki dan ikut beragam ektrakurikuler olahraga, mulai dari voli dan basket hingga karate dan taekwondo. Mama selalu memaksaku menampakkan sisi feminin, sampai-sampai dia pernah memaksaku ikut lomba peragaan busana yang diadakan Radio Pitaloka, stasiun radio terkenal di Ciamis.
Aku terpilih sebagai juara 2.
Tetapi aku tak peduli. Buatku, berlenggak-lenggok itu tak nyaman. Kurasa bakatku memang olahraga. Semua guru olahraga mengenalku. Dalam berbagai kejuaraan olahraga antar sekolah, namaku selalu muncul dan mereka banggakan. Lalu, terjadilah sesuatu yang mengubah hidupku.
Dalam sebuah pesta perpisahan kakak kelas, seorang guru mendatangiku. Dengan enteng dia bilang: “Wewey, Bapak udah daftarin kamu, ya. Uang pendaftaran sudah masuk. Dua hari lagi pertandingan.”
Tentu aku terbelalak. “Tanding apa, Pak?” kataku. “Silat.”
Aku bingung. Mau membantah takut durhaka. Tapi kalau harus mengembalikan uang pendaftaran, aku tak tahu harus mencari ke mana. Dengan terpaksa, aku menurut.
Hanya ada dua hari untuk belajar. Dan yang lebih ajaib, guru itu hanya mengajariku etiket masuk gelanggang, salam kepada wasit, dan hal-hal sepele lainnya. Sama sekali tak ada teknik pertarungan. Dan, oh, untuk kejuaan pertamaku itu, meski masih kelas 4 SD, berat badanku melewati ambang batas yang ditentukan. Maka, aku diturunkan melawan anak-anak SMP.
Takut? Jelas. Musuhku adalah atlet-atlet pencak yang punya jam terbang, sedangkan aku cuma berlatih memberi salam selama dua hari. Aku menang dengan skor 3-2 dalam pertandingan pertamaku berkat teknik tendangan karate. Tendang, tendang, dan tendang. Aku gagal menjadi juara umum, namun saat juara terbaik diumumkan, namaku disebutkan di podium. Sejak saat itulah aku diminta guru-guru menggeluti pencak silat secara serius.
Popwilnas. Popda. Popnas. Satu demi satu kejuaraan berjenjang untuk pelajar itu kuikuti.
Seperti aku jelaskan di awal, hidupku penuh paradoks. Dan itu terjadi lagi di kejuaraan senior pertamaku, saat membela Kabupaten Ciamis di ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda).
Dalam sebuah kompetisi, lazimnya kasus pencurian umur terjadi saat si atlet mengurangi umur jagar tak melebihi batasan. Aku malah sebaliknya. Waktu itu, atlet Porda harus berusia 17-35 tahun, sedangkan aku baru 14 tahun. "Kalau kamu siap, gampang, semuanya bisa diurus," kata pelatih kepadaku.
Saat itu, aku tak begitu paham dan peduli apakah yang kulakukan benar. Yang kuinginkan hanya ikut kejuaraan dan berprestasi. Lagi pula, kita sama-sama tahu, sulap-menyulap bukan hal yang aneh di negara ini.
Aku memenangkan emas. Kabar soal pencurian umur yang kulakukan pun bocor dan jadi perbincangan. Namun, orang-orang sepertinya malah bangga sebab seorang atlet berusia dini mampu mengalahkan atlet-atlet yang lebih senior.
Emas Porda itu semestinya berarti bonus Rp10 juta untukku, tetapi yang kuterima hanya Rp7,5 juta—kukira aku tak perlu menjelaskan kepadamu bagaimana itu bisa terjadi. Aku tak mempermasalahkan hakku yang raib, lagi pula Rp7,5 juta bagi seorang anak SMP sepertiku saat itu sudah teramat besar.
Dari titik itulah karierku sebagai atlet pencak silat melejit. Aku bergabung dengan PPLP di Bandung.
Selain Papa dan Mama, aku beruntung memiliki kakek dan nenek yang amat berjasa ketika aku meniti karier di Bandung. Meski sulit, mereka selalu memaksaku menerima uang pemberian mereka, yang aku tahu didapat dengan susah payah.
Saat di Bandung, aku kadang tak bisa makan dengan lahap. Apakah keluarga di Ciamis sudah makan atau belum? Aku merasa telah meninggalkan keluargaku dalam situasi sulit.
Namun, pilihan pelik merantau ke Bandung harus kuambil. Hanya dari sanalah aku bisa berharap membantu Mama, Papa, dan lima adikku menyambung hidup dengan uang saku dan bonus kemenanganku di pelbagai kejuaraan.
Jika boleh jujur, aku sebenarnya sudah letih. 15 tahun aku bertarung, bertarung, bertarung. Aku sadar bahwa menjadi atlet bukan jaminan pasti untuk masa depan—ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang. Namun, di sisi lain, kerja belum selesai, belum apa-apa. Aku akan berhenti hanya jika sudah memberikan prestasi terbaik bagi bangsaku, negaraku: Indonesia
↧
↧
(Asian Games 2018) Pelari Jepang Raih Emas Jalan Cepat 50 Km
JEPANG menambah perolehan medali emas setelah atletnya Katsuki Hayato meraih posisi pertama nomor jalan cepat 50 km putra yang berlangsung di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/8)pagi.
Katsuki meraih waktu 4 jam, 3 menit dan 30 detik.
Medali perak diraih atlet China, Wang Qin dengan mencatatkan waktu 4 jam 6 menit dan 48 detik.
Medali perunggu diraih atlet Korea Selatan, Hyunmyeong Joo dengan mencatatakan waktu 4 jam, 10 menit, 21 detik.
Dalam perlombaan tersebut dua atlet didiskualifikasi yaitu Park Chilsung (Korea Selatan) dan Sandeep Kumar (India).
Rute jalan cepat 50 km putra dimulai dari Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), menuju lampu merah Lapangan Tembak, kemudian menuju Golf Senayan, dan berakhir di Stadion Madya GBK.
↧
Duel Ryota Murata Vs Robert Brant DIpastikan 20 Oktober di Vegas
RYOTA Murata, petinju kebanggaan Jepang menyusul sukses emasnya di Olimpiade London 2012, akan bertarung kali kedua mempertahankan gelar kelas menengah WBA regular (WBA super dipegang Gennady Golovkin) melawan Rob ‘Bravo’ Brant di Park Theater di Las Vegas, 20 Oktober.
Duel digelar Top Rank, berendeng dengan Teiken Promotions dan Greg Cohen Promotions.
“Senang sekali bisa mementaskan juara kelas menengah Ryota Murata di Park Theater,” kata CEO Top Rank, Bob Arum. “Ia salah satu bintang olahraga terdepan di Jepang, dan fan-nya akan datang untuk memberikan dukungan di Las Vegas.”“Adalah impian setiap petinju untuk bertarung di Las Vegas sebagai partai utama dan ini impian yang jadi kenyataan,” kata Murata. “Rob Brant lawan yang pintar dan saya akan siapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadirkan penampilan hebat untuk semua fan di Las Vegas. Saya baru saja memulai sebagai juara dunia.”“Saya senang sekali akan bertarung melawan Ryota Murata. Pertarungan ini ada dalam benak saya sejak ia bertarung dengan Hassan N’Dam,” kata Brant. “Tanpa mengurangi rasa hormat saya atas segala pencapaian prestasinya, saya siapkan segala alat untuk mengalahkannya. Ini bukan sekadar impian jadi juara dunia, tapi juga karena kami bertarung di tempat luar biasa. Saya tak memandang enteng lawan. Ini kejuaraan dunia dan refleksinya dapat Anda saksikan pada 20 Oktober.”
Murata (14-1, 11 KO) memang salah satu bintang yang sangat bersinar di Jepang. Ia meraih emas Olimpiade London 2012 dan bertarung kali pertama di arena pro di Thomas & Mack Center pada November 2015 ketika ia menang angka atas Gunnar Jackson.
Murata mengalami satu-satunya kekalahan di Ariake Colosseum, Mei 2017. Berhadapan dengan N’Dam untuk perebutan gelar lowong kelas menengah WBA regular, Murata kalah angka split. Lima bulan kemudian, dalam rematch, ia menghentikan N’Dam di ronde 7.
Pada pertarungan pertama mempertahankan gelar, April 2018 di Yokohama, ia menghentikan Emanuele Blandamura yang notabene mantan juara menengah Eropa, di ronde 8. Kabarnya, 17 juta orang menyaksikan duel ini di layar kaca Jepang.
Brant (23-1, 16 KO), petinju Minnesota, AS, beralih ke pro pada 2012. Prestasi amatirnya, antara lain juara Sarung Emas AS 2010. Ia menyandang gelar kelas menengah NBA pada Januari 2016 melalui sebuah pukulan yang membuat KO DeCarlo Perez.
Mencoba peruntungan di kelas menengah super, ia kalah angka dari mantan juara kelas berat ringan Juergen Braehmer. Turun kembali ke kelas menengah, ia terakhir meng-KO Colby Courter pada Maret 2018.
So, duel Murata-Brant bisa jadi sangat menarik.
↧
(Asian Games 2018) CdM: Indonesia Lobi Tuan Rumah 2022 Agar Silat Dipertandingkan
KOMANDAN Kontingen (Chef de Mission/CdM) Indonesia dalam Asian Games 2018 Komjen Pol. Syafruddin meyakini cabang pencak silat masih akan dipertandingkan dalam Asian Games 2022 di Hangzhou, China."Sudah ada harapan dan titik terang, sudah ada pembicaraan antara Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Kita tunggu beberapa hari lagi," kata Syafruddin dalam jumpa pers di Pusat Layanan Media (Main Press Center) Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu malam.
Syafruddin mengatakan cabang lain yang juga masih diperjuangkan Indonesia agar tetap dipertandingkan dalam Asian Games 2022 adalah cabang panjat tebing.
"Pencak silat itu aturannya sangat terkendali melalui media elektronik berupa rekaman pertandingan. Saya mengikuti pertandingan pencak silat selama empat hari, semua terekam. Jika ada peserta yang protes, kita hanya perlu memutar lagi videonya," kata Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu.
Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia itu berharap pencak silat dapat menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade.
"Apa yang telah dicapai pada cabang non-Olimpiade, seluruh pemangku kepentingan harus berjuang agar cabang non-Olimpiade masuk Olimpiade. Ada 52 negara yang mempunyai pengurus cabang pencak silat, kenapa tidak pencak silat masuk Olimpiade?" ujarnya.
Pada cabang pencak silat Asian Games 2018, Indonesia meraih 14 medali emas dan satu medali perunggu. Indonesia hanya kehilangan peluang medali emas cabang pencak silat pada nomor tanding putra kelas F (70-75kg) dan tanding putra kelas J (90-95kg).
↧
(Asian Games 2018) Steven Musa Bangga Perjuangan Atlet Indonesia
ANGGOTA Komisi E DPRD DKI Jakarta Steven Setiabudi Musa, bangga dengan kerja keras atlet Indonesia di Asian Games 2018. Sepanjang 12 hari pelaksanaan Asian Games 2018, terhitung sejak 19 Agutus, hingga hari ini, Kamis (30/8), tidak ada hari tanpa atlet Indonesia meraih medali.
Atlet-atlet terbaik bangsa telah mampu membawa Indonesia berdiri kokoh di peringkat keempat klasemen perolehan medali dengan total 89. Rinciannya, 30 medali emas, 22 perak, dan 37 perunggu.
Padahal, sejak awal Indonesia hanya memasang target untuk bisa mengantongi 20 medali emas agar bisa menduduki 10 besar."Ya, pertama-tama tentulah ucapan selamat dan apresiasi tinggi patut disampaikan kepada para atlet-atlet terbaik Indonesia yang telah berjuang keras untuk mengharumkan nama bangsa di Panggung Olahraga Akbar Benua Asia ini," kata Steven Musa, Kamis siang di kantornya.
Steven Musa mengaku sulit melukiskan dengan kata-kata saat mendengar kumandang lagu 'Indonesia Raya'. Matanyanya berbinar melihat dalam tayangan televisi ada tetes-tetes air mata. "Ada atmosfir kebanggaan, nuansa meningkatnya kecintaan pada tanah air, dan keharuan melihat keberhasilan dari perjuangan atlet-atlet terbaik ini terasakan setiap hari, karena memang tiada hari tanpa pencapaian prestasi dari mereka," bebernya.
Lebih lanjut, dikatakan Steven Musa, prestasi yang diraih oleh atlet-atlet Indonesia merupakah sebuah kado indah dari Tuhan kepada bangsa Indonesia. Karena, sebagai satu kesatuan, para atlet tak pernah berjuang sendiri. "Ada doa seluruh masyarakat Tanah Air. Tuhan selalu punya cara aneh untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada kerja keras dan pengorbanan yang sia-sia," ucap politisi PDI Perjuangan yang belasan tahun sebelumnya menekuni profesi sebagai wartawan olahraga di 'Suara Pembaruan' itu.
Sebelum Asian Games 2018 berguilir, Indonesia ingin memperbaiki peringkat ke-17 yang diraih pada klasemen akhir Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Kala itu, tim Merah Putih berada di posisi ke-17 dengan raihan 4 medali emas, 5 perak dan 11 perunggu.
Target besarnya adalah finis di 10 besar klasemen akhir Asian Games 2018. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia sendiri setidaknya harus bisa mengantongi 20 medali emas. Sejak awal cabor yang diharapkan mampu memproduksi medali emas adalah cabor-cabor yang sudah mampu bersaing di level Asia dan internasional, seperti bulu tangkis, dayung, karate, panjat tebing, dan pencak silat.
Hanya saja, Steven Musa tak menyangka jika hampir separuh dari perbendarahaan medali kontingen Indonesia disumbangkan 'pendekar-pendekar sakti' di Padepokan Pencak Sllat Taman Mini Indonesia Indah. Dari 16 medali emas yang dialokasikan di cabor tradisional Indonesia ini, 14 di antaranya direnggut para pendekar silat Indonesia. "Sangat luar biasa, siapa pun mungkin tidak ada yang menduganya. Hebat!," puji Steven Musa.
↧
↧
Abner Mares Benar-benar Ingin Tarung Lawan Gervonta Davis
ABNER Mares (31-3-1, 15 KO), mantan pemegang tiga gelar dunia, mengaku sangat termotivasi naik kelas dan bertarung melawan raja kelas bulu super WBA Gervonta Davis (20-0, 19 KO).
Sejauh ini, belum ada deal mengenai duel itu. Tahapnya masih berupa wacana. Floyd Mayweather Jr, promotor Davis, juga mengaku tertarik menyandingkan dan menandingkan kedua petinju.
Robert Garcia, pelatih Mares, juga sudah bicara mengenai duel itu kepada sang petinju. Tingkatnya tinggal bagaimana menjadikan duel ini benar-benar terlaksana, meski Mares sendiri jadi underdog. “Saya sudah bicara kepada Mares, ia sudah mulai berlatih dua pekan lalu dan sangat termotivasi melawan Gervonta. Ini duel berat. Tapi, seperti Mike (Garcia), ia petarung dan siap menghadapi tantangan terberat. Mereka ingin meraih apa yang orang lain kemustahilan,” kata Robert kepada ESPN Deportes.
Mares baru saja kalah angka dalam rematch melawan Leo Santa Cruz, 9 Juni 2018, di Los Angeles.
Davis bertarung kali terakhir pada April 2018, ketika ia menghentikan Jesus Cuellar di ronde 3 di Brooklyn. Cuellar tiga kali nyungseb pada duel ini. Pada duel Desember 2016, Cueller kalah angka dari Mares.
Davis sendiri menghentikan semua lawan dalam empat tahun terakhir, termasuk petinju yang kini jadi juara kelas ringan WBO, Jose Pedraza.
↧
(Asian Games 2018) Lolos ke Semifinal, Sunan Agung Bertekad Cetak Sejarah
"TETAP semangat dan jangan pernah menyerah. Raihlah prestasi puncak di Asian Games XVIII dan kibarkan Merah Putih. Doa mama akan selalu menyertaimu nak.” Pesan dari ibunya, Maryam Ahmad itu selalu diingat petinju Sunan Agung Amoragam setiap mau naik ring.“Perhatian dan dukungan dari kedua orang tua sangat besar terhadap saya menjadi petinju. Dan, mama selalu memberikan pesan tetap semangat dan jangan pernah menyerah saat tampil di atas ring. Makanya, saya ingin memberikan prestasi terbaik sebagai hadiah bagi mereka yang saya sayangi,” kata Sunan Agung saat dihubungi melalui telepon selular, Kamis (30/8).
Ya, kini Sunan memang sedang merancang hadiah terbaik buat keduanya. Apalagi, pemuda kelahiran Ternate, Maluku Utara, 9 Oktober 1997 ini sudah meraih tiket ke babak semifinal kelas bantam cabang olahraga tinju Asian Games XVIII. “Saya akan berjuang maksimal untuk mengambil hadiah istimewa itu. Hanya tinggal dua langkah lagi hadiah itu saya dapatkan. Semangat saya semakin tinggi karena tampil disaksikan langsung kedua orang tua,” kata lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bercita-cita menjadi Pegawai Negei Sipil ini.
Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Amoragam HI Hamzah dan Maryam Ahmad ini memang tinggal dua langkah lagi menuju ke tangga juara. Langkah pertama, dia harus menaklukkan petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov pada pertandingan semifinal di Hall C JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (31/8). “Saya kenal gaya bertinju Mirazizbek karena pernah menjadi sparring partner saat menjalani Trainnng Camp di Ukraina. Dan, saya bisa membaca pergerakannya. Insya Allah, saya bisa meraih kemenangan untuk tampil di final,” kata Sunan Agung yang mengidolakan petinju juara dunia di lima kelas, Floyd Mayweather dan Vasyl Lomachenko (juara dunia kelas ringan WBA dan WBO).
Dari keluarga Amoragam, Sunan yang mengenal tinju sejak 2012 itu bukan satu-satunya yang menjadi petinju. Abangnya, Wawan Darmawan merupakan peraih medali perunggu kelas layang pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016.
Begitu ditanyakan tentang target selanjutnya usai Asian Games XVIII, Sunan dengan enteng menjawab, “Saya akan berusaha untuk bisa tampil pada SEA Games Philipina 2019 dan Olimpiade Tokyo 2020.”
Bio Data
Nama Lengkap : Sunan Agung Amoragam
Tempat/Tanggal Lahir : Ternate, 9 Oktober 1997
Pendidikan : SMK
Ibu : Maryam Ahmad
Ayah : Amoragam HI Hamzah
Posisi : Anak kedua dari lima bersaudara
Prestasi
2013: Emas Kejurnas Tinju PPLP di Maluku Utara
2014: Emas dan Terbaik Kejurnas Tinju Junior di Tangerang
2015: Emas dan Terbaik Kejurnas Tinju Junior di Maluku Utara
2016: Emas PON Jawa Barat
2017: Emas Internasional Boxing Penang Open
2018: Emas dan Favorit Kejurnas Tinju di Bangka Belitung
2018: Perunggu King’s Cup Thailand
↧
(Asian Games 2018) INASGOC Bilang Waktu Tempuh Atlet ke Venues 30 Menit
PANITIA penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) mengklaim perjalanan atlet dari Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat menuju arena-arena pertandingan di Jakarta sekitar 30 menit."Sampai saat ini tidak ada satu pun komplain tentang waktu yang kita tempuh dari penginapan khususnya wisma atlet menuju arena-arena pertandingan. Perjalanan relatif sekitar 30 menit," kata Wakil Direktur Departemen Transportasi INASGOC Sudjianto Adji dalam jumpa pers di Pusat Layanan Media (MPC) Asian Games di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis(30/8).
Adji mengatakan perjalanan para atlet peserta Asian Games ke-18 dari Wisma Atlet Kemayoran menuju kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta sekitar 23-27 menit.
Sedangkan perjalanan para atlet dari Wisma Atlet Kemayoran menuju sejumlah arena pertandingan di luar kawasan GBK seperti GOR POPKI Cibubur, Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan lapangan golf Pondok Indah, sekitar 30-33 menit.
Pengaturan perjalanan para atlet peserta Asian Games 2018 di Wisma Atlet Kemayoran menjadi tanggung jawab Walikota Wisma Atlet Kemayoran Yuni Kartika.
Yuni mengatakan tugasnya sebagai wali kota Wisma Kemayoran adalah mengatur kamar serta transportasi atlet dan ofisial perserta Asian Games 2018, termasuk ketika ada perubahan kedatangan dan kepulangan ke negara masing-masing peserta.
"Kami harus cermat untuk mengatur jadwal kehadiran mereka di sini yang seringkali berubah-ubah, termasuk karena ada kendala dalam penerbangan mereka," kata mantan atlet bulu tangkis tunggal putri.
Sementara, Deputi I Bidang Olahraga INASGOC Harry Warganegara meminta para peserta, atlet dan ofisial, agar menggunakan moda transportasi yang aman dan selalu mencatat data perjalanan mereka.
"Kami mendapatkan laporan ada atlet dan ofisial yang ditipu sama supir taksi. Mereka diminta membayar harga 10 kali lipat dari harga sewajarnya. Kami menyayangkan karena mereka tidak mencatat nomor telepon taksi yang digunakan," kata Harry.
INASGOC, menurut Harry, tidak dapat melakukan investigasi lebih lanjut terhadap supir-supir taksi yang telah menaikkan tarif hingga 10 kali lipat kepada para peserta Asian Games ke-18 itu karena tidak mempunyai data.
↧
(Asian Games 2018) Ayustina Gagal Amankan Perunggu di Trek
PEBALAP putri Indonesia Ayustina Delia Priatna gagal mengamankan medali perunggu bagi Indonesia dari nomor balapan track 3.000 meter individual pursuit putri Asian Games 2018 di Jakarta International Velodrome, Jakarta, Kamis(30/8).
Catatan waktu Ayustina, 3 menit 49,960 detik, dikalahkan oleh pebalap Chinese Taipei, Ting Ying Huang yang melahap balapan sejauh 3.000 meter itu dengan waktu 3 menit 45,449 detik di babak final perebutan tempat ketiga.
Sebelumnya, Ayustina lolos ke babak final perebutan tempat ketiga setelah mampu menembus tiga besar klasemen di babak kualifikasi dengan waktu 3 menit 43,387 detik.
Sementara itu emas disiplin 3.000 meter individual pursuit putri Asian Games 2018 menjadi milik pebalap Korea Jumi Lee yang memenangi babak final melawan pebalap China Wang Hong dengan melakukan overlap.
Hong harus puas dengan medali perak di tempat kedua.
↧
↧
Atlet Binaraga Desi Fatima Jadi Ikon EXP Watch
ATLET binaraga wanita, Desi Fatima menjadi brand ambassador jam tangan mereka Exp Watch yang meluncurkan tujuh koleksi anyar. Varian baru ini ditujukan untuk berbagai kalangan dengan segmentasi berbeda.
Misalnya, the new EXP 3008 - World of Modern Classic yang dikenakan Desi Fatimah. Binaraga wanita ini menilai, varian terbaru ini sangat nyaman dipakai.
Termasuk, dalam kesehariannya. Maklum, ibu dua anak ini kesehariannya diisi dengan berlatih di gym.
"Saya nyaman dengan ini. Elegan modelnya, apalagi memiliki ketahanan dan cocok bagi kita-kita yang berjiwa muda,” kata Fatimah saat ditemui dalam Meet the Expert, Kamis (30/8).
Pernyataan dari atlet yang malang melintang dalam kejuaraan nasional ini diamini Brand Activation Exp Watch Kasih Rahma. Menurut wanita murah senyum ini, produk dari perusahaannya memang memiliki banyak segmentasi.
“Mulai dari remaja hingga kalangan eksekutif. Harganya pun bervariasi dari Rp 2,4 juta hingga 3,5 juta,” Rahma, mengungkapkan.“Untuk pemakaian berbeda-beda yang tergantung minat. Misalnya, ada yang untuk olahraga ekstreme, lapangan, dan sebagainya,” tambah Creative Head Exp Watch Hendrix.
Expwatch merupakan produk keluaran Italia. Di Tanah Air, produk premium ini sudah beredar sejak 2000 silam yang mendapat sambutan hangat masyarakat.
“Karena kami selalu menjaga kualitas produk. Termasuk, pada desain dan ketahanan dalam setiap medan,” kata Rahma.
↧
Canelo Siapkan Skenario Kemenangan KO atas Golovkin
SAUL Canelo Alvarez mengakui ada kesalahan dilakukannya pada duel pertama melawan Gennady Golovkin, 16 September 2017. Ia takkan mengulangi kesalahan serupa pada 15 September. Skenario kemenangan KO pun disiapkan.
Pada pertarungan pertama, duel berakhir draw kontroversial. Nah, menurut Canelo, ia akan memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi di duel itu. Duel di T-Mobile Arena itu, katanya, akan berakhir dengan cepat jika Golovkin langsung berani ‘kontak senjata’ secara intens di awal ronde.“Saya sudah tonton duel pertama itu sekitar 10 kali, dan di sana saya temukan sejumlah kesalahan. Saat itu saya menahan pukulan dan tak mengambil keuntungan dengan melakukan counter. Saya akan tambahkan hal itu dalam skenario duel kedua nanti,” kata Canelo.“Setiap kali ada peluang memukul, akan saya lakukan. Setiap kali menangkis atau menghindari pukulan, saya harus berbalik memukul. Itu yang saya butuhkan dan itu yang akan saya lakukan pada 15 September nanti.”“Setelah duel pertama, kami butuh duel kedua karena berakhir draw. Secara pribadi, saya ingin ini segera berakhir. Saya ingin membuatnya terang benderang siapa yang terbaik di rematch ini.”“Sejak bel pertama berbunyi, saya upayakan kemenangan KO. Itu sebabnya saya berlatih dengan keras dan mempersiapkan mental saya untuk kemenangan KO.”
↧
(Asian Games 2018) Tim Estafet Pecahkan Rekornas & Raih Perak
TUAN rumah Indonesia gagal melanjutkan tradisi emas pada hari ke-12 penyelenggaraan Asian Games 2018, namun ada catatan emas yang ditorehkan para sprinter putra di lintasan atletik Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/8)malam.
Kuartet pelari Indonesia yang terdiri dari Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara berhasil finis kedua pada final lomba lari nomor 4x100 meter estafet putra dengan catatan waktu 38,77 detik dan meraih medali perak.
Mereka tertinggal 0,61 detik dari tim Jepang yang mencatat waktu tercepat 38,16 detik. Sedangkan posisi ketiga ditempati China dengan catatan waktu 38,89 detik.
Kendati hanya finis kedua, namun keberhasilan itu disambut meriah ribuan penonton yang menyaksikan langsung final di Stadion GBK, layaknya atlet yang memperoleh medali emas.
Bukan apa-apa, medali perak nomor 4x100 meter estafet putra menjadi yang kedua diraih Indonesia di ajang Asian Games, setelah yang pertama tahun 1966 atau 52 tahun silam.
Apalagi, para sprinter Indonesia mampu mendahului China, tim yang lebih diunggulkan dan diperkuat Su Bingtian yang beberapa hari sebelumnya memecahkan rekor Asian Games untuk nomor sprint 100 meter.
Pelatih atletik Indonesian untuk nomor estafet, Eni Nuraini, mengungkapkan, salah satu kunci sukses anak didiknya bisa finis kedua terletak pada teknik pertukaran tongkat antarpelari yang berjalan dengan baik. "Rahasianya di pertukaran tongkat," katanya.
Eni tidak pernah memprediksi Fadlin dan kawan-kawan bisa memperoleh medali emas, tetapi sangat yakin mereka memperoleh salah satu medali di nomor estafet jarak pendek ini. "Terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat," kata Lalu Muhammad Zohri, pelari kedua di tim estafet putra tersebut.
Medali perak nomor estafet putra ini menjadi perak kedua yang diraih tim atletik Indonesia pada Asian Games 2018. Medali perak pertama disumbangkan Emilia Nova dari nomor lari gawang 100 meter gawang putri pada perlombaan final, Minggu (26/8).
Hingga berakhirnya perlombaan atletik yang memperebutkan sebanyak 48 medali emas, Indonesia secara keseluruhan berada di posisi ke-13 dengan raihan dua perak dan satu perunggu.
Juara umum atletik direbut China dengan mengumpulkan 12 emas, 12 perak dan 9 perunggu, disusul Bahrain (12-6-7), India (7-10-2), Jepang (6-2-10), dan Qatar (4-2-1).
Sepanjang pertandingan hari ke-12 Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, tuan rumah Indonesia hanya mampu menambah satu perak (atletik) dan satu perunggu dari cabang olahraga dayung nomor kano ganda putri 500 putri melalui pasangan Andriyani Riska/Meni Nur.
Duta olahraga tim Merah Putih yang berlaga di cabang olahraga balap sepeda track, senam trampolin, loncat indah, berkuda, judo, dan kurash tidak mampu menyumbangkan medali.
Kendati tidak menambah medali emas, posisi kontingen Indonesia dalam daftar perolehan medali masih aman di urutan keempat dengan 30 emas, 23 perak dan 37 perunggu. Posisi ini kemungkinan besar tetap aman hingga akhir perhelatan Asian Games, karena Iran yang berada di urutan kelima baru mengumpulkan 19 emas, 19 perak dan 20 perunggu.
Sementara tiga "raksasa" olahraga di Asia yakni China, Jepang dan Korea Selatan masih berada di atas Indonesia. Juara bertahan China dipastikan kembali menjadi jawara dengan koleksi 112 emas, 76 perak dan 53 perunggu, diikuti Jepang (59-49-66) dan Korea Selatan (39-46-56).
Hari ini, atlet-atlet Negeri Tirai Bambu menyabet medali emas, antara lain dari senam trampolin, dayung, atletik, dan loncat indah. Sementara Jepang menambah keping emas melalui cabang andalannya judo, balap sepeda track dan atletik nomor jalan cepat 50 km. Sedangkan Korsel merebut emas bola tangan dan juga balap sepeda track.
↧
(Asian Games 2018) Tim Beregu Squash Gagal ke Semifinal
TIM Squash Indonesia batal masuk ke semifinal nomor beregu putra, walaupun berhasil unggul 3-0 dari Thailand pada babak penyisihan grup di Stadion Squash, Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis(30/8).
Indonesia hanya mampu meraih satu poin setelah menang dari Thailand, dan kalah dari Qatar (1-2), Singapura (0-3), India (0-3), dan Malaysia (0-3).
Dengan pencapain itu, Indonesia pun bertengger di peringkat kelima, berada satu tingkat di atas Thailand yang menempati posisi terbawah pada daftar klasemen Pool B.
Sementara itu, Malaysia berhasil menduduki posisi puncak klasemen, khususnya setelah unggul dari India 2-1 pada laga terakhir babak penyisihan grup di Lapangan Utama, Stadion Squash, Kompleks Olahraga GBK, Kamis.
Kemenangan Malaysia dari India turut melengkapi catatan sempurna tim putra Negeri Jiran itu yang tidak pernah kalah selama lima kali bertanding pada babak penyisihan.
Persis di bawah Malaysia, India menduduki posisi kedua pada daftar peringkat grup Pool B dengan catatan empat kali menang dan satu kali kalah.
Dengan posisi juara dan peringkat kedua grup, Malaysia dan India pun berhasil mengamankan tiket untuk bertanding di babak semifinal yang akan berlangsung Jumat.
Sementara itu, Singapura dan Qatar menempati urutan ketiga dan keempat, dan harus puas bermain sampai babak penyisihan, sebagaimana tim dari Indonesia dan Thailand.
Meski demikian, kekalahan Indonesia pada babak penyisihan sudah diprediksi oleh pelatih timnas Squash Indonesia Nuryanto.
Ia menjelaskan, banyak pemain dari negara lawan yang sudah masuk daftar peringkat dunia, khususnya versi Asosiasi Pemain Squash Profesional.
Meski demikian, ia menyampaikan, Asian Games 2018 menjadi ajang bagi para pemain timnas untuk menjajal bertanding dengan pemain kelas dunia tersebut. "Asian Games 2018 ini membuka wawasan bagi pemain kita. Walau belum ada pemain timnas yang masuk rangking dunia, kita ternyata masih bisa bersaing dengan mereka," kata Nuryanto saat ditemui di Stadion Squash, Jakarta, Kamis.
Dalam laga terakhir tim putra Indonesia melawan Thailand, atlet muda Muhammad Nur Tastaftyan kembali diturunkan pada pertandingan pertama.
Tastaftyan mengawali pertandingan dengan unggul 3-1 (11-9, 11-8, 8-11, 11-7) melawan Nattahkit Jivasuwan.
Kemenangan Tastaftyan pada laga pertama dilanjutkan oleh atlet muda Satria Bagus Laksana saat berhadapan dengan Chattaporn Juntanayingyong 3-0 (11-5, 11-5, 11-6).
Walau telah unggul dua pertandingan, wakil terakhir Indonesia Agung Wilant tidak mengendurkan semangatnya untuk bermain maksimal pada laga terakhir melawan Arnold Phatraprasit 3-1 (11-3, 11-7, 6-11, 11-5).
↧
↧
(Asian Games 2018) Ini Bentuk Dukungan Kepada Skater Malaysia
SKATER asal Malaysia, Fatin Syahirah Roszizi, mendapat kecaman setelah gagal mempersembahkan medali pada Asian Games 2018. Fatin yang turun pada nomor street hanya menempati peringkat kedelapan dengan total nilai 5,4.
Hal tersebut membuat Fatin banjir hujatan di media sosial. Prestasi Fatin yang jauh dari kata sempurna membuat warga Malaysia berang.
Serangan yang terjadi pada akun Instagram miliknya membuat Fatin akhirnya menghapus semua koleksi fotonya. Ia hanya mengunggah foto bertuliskan "Sorry" dengan lambang bendera Malaysia sebagai latar belakang.
Kecaman yang ditujukan kepada Fatin membuat peraih medali perunggu Asian Games 2018, Pevi Permana Putra, turut berkomentar. Skater Indonesia itu menilai Fatin seharusnya mendapat dukungan lebih dari warga negara Malaysia.
"Tolong dihargai bagaimana perjuangan atlet mulai dari ikut training center sampai tanding, meninggalkan keluarga, sekolah pekerjaan, itu semua lihatlah. Apalagi seperti Fatin yang baru berusia 16 tahun. Kasihan sekali untuk mentalnya. Harusnya kan didukung, bukan dicerca. Atas nama atlet saya bicara, kami juga tak mau dapat perak atau perunggu," ujar Pevi."Kita maunya ya dapat emas, tapi semua proses berjalan ada yang sesuai target ada yang di luar. Jadi bukan kita mau seperti itu. Coba jadi atlet biar ikut merasakan. Seperti atlet kita Sanggoe Darma Putra juga yang akhirnya hanya meraih medali perak karna kalah beberapa detik. Ya itu bukan maunya Sanggoe. Dia mencoba trik yang lebih baik untuk meraih emas dengan hasil terbaik. Tapi kalau jalannya justru gagal ya apa boleh buat. Atlet sudah berusaha. Hargailah keringat dan jerih patah atlet. Kita juga manusia,” sambungnya.
Dukungan juga mengalir dari pelatih skate Indonesia, Yudi Toengkagie, yang mengapresiasi keberanian Fatin tampil pada ajang sebesar Asian Games 2018.
"Fatin sudah memberikan yang terbaik. Poinnya adalah dia sudah mau tampil dengan percaya diri. Saya support dia. Dia akan menjadi skater handal. Semua orang pasti belajar, begitu juga dengan skateboarder. Keep skate, Fatin,” ujar Yudi.
↧
Danny Garcia Tak Terkejut Jika Bisa Meng-KO Shawn Porter
DANNY Garcia (34-1, 20 KO), mantan juara kelas welter junior dan welter, mengancam Shawan Porter.
Ia, katanya, tak cuma punya gaya yang bisa membingungkan lawan, tapi juga power untuk menjatuhkan Porter dalam duel perebutan gelar lowong kelas welter, 8 September.
“Begitu Anda berada satu ring dengan saya, Anda takkan sama lagi seperti siapa pun lainnya. Takkan sama seperti yang mungkin Anda harapkan. Saya sudah banyak menjatuhkan lawan dan takkan mengejutkan jika hal yang sama saya lakukan atas Porter,” kata Garcia dalam latihan terbuka baru-baru ini.“Ini kesempatan lagi untuk menjadi juara dunia empat kali. Saya merasa gelar WBC masih jadi milik saya, jadi saya lebih dari siap untuk merenggutnya.”
Tapi, Porter, 30 tahun, juga menunjukkan dirinya bukan cuma sangar dengan cambang dan kumisnya dalam duel-duelnya sebelumnya. Ia selalu tampil solid kecuali ketika kalah angka dari Keith Thurman dan Kell Brook.
Kali ini, ia juga akan mendapatkan dukungan punuh dari penonton Barclays Center, Brooklyn, New York, tempat di mana Garcia juga sudah enam kali mentas di sana.
Porter naik ring setelah 10 bulan menepi. Ia terakhir naik ring pada Oktober 2017 ketika menang angka atas Adrian Granados.
Sementara Garcia menjatuhkan mantan juara kelas ringan WBA, Brandon Rios, Februari 2018.
↧
[Asian Games 2018] Hasil Lengkap
BERIKUT daftar dan data lengkap hasil pertandingan final Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
NO
NOMOR/EVENT
EMAS
PERAK
PERUNGGU
ANGGAR (12)
PUTRA
1
Degen Perseorangan
Dmitru Alexanin
Kazakhstan
Park Sang-young
Korea Selatan
Jing Jin-sun
Korea Selatan
Koki Kano
Jepang
2
Degen Beregu
Jepang
Koki Kano
Kazuyasu Minobe
Satoru Uyama
Masaru Yamada
Cina
Dong Chao
Lan Minghao
Shi Gaofeng
Xue Yangdong
Kazakhstan
Dmitriy Alexanin
Elmir Alimzhanov
Ruslan Kurbanov
Vadim Sharlaimov
Korea Selatan
Jung Jin-sun
Kweon Young-jun
Park Kyoung-doo
Park Sang-young
3
Floret Perseorangan
Huang Mengkai
Cina
Nicholas Choi
Hong Kong
Son Young-ki
Korea Selatan
Cheung Ka Long
Hong Kong
4
Floret Beregu
Korea Selatan
Ha Yae-gyu
Heo Jun
Lee Kwang-hyun
Son Young-ki
Hong Kong
Cheung Ka Long
Nicholas Choi
Ryan Choi
Yeung Chi Ka
Cina
Huang Mengkai
Li Chen
Ma Jianfei
Shi Jialuo
Jepang
Kyosuke Matsuyama
Toshiya Saito
Takahiro Shikine
Kenta Suzumura
5
Sabel Perseorangan
Gu Bon-gil
Korea Selatan
Oh Sang-uk
Korea Selatan
Low Ho Tin
Hong Kong
Ali Pakdaman
Iran
6
Sabel Beregu
Korea Selatan
Gu Bon-gil
Kim Jun-ho
Kim Jung-hwan
Oh Sang-uk
Iran
Mojtaba Abedini
Farzad Baher
Ali Pakdaman
Mohammad Rahbari
Hong Kong
Cyrus Chang
Lam Hin Chung
Terence Lee
Low Ho Tin
Cina
Lu Yang
Wang Shi
Xu Yingming
Yan Yinghui
PUTRI
7
Degen Perseorangan
Kang Young-mi
Korea Selatan
Sun Yiwen
Cina
Vivian Kong
Hong Kong
Choi In-jeong
Korea Selatan
8
Degen Beregu
Cina
Lin Sheng
Sun Yiwen
Xu Chengzi
Zhu Mingye
Korea Selatan
Choi In-jeong
Kang Young-mi
Lee Hye-in
Shin A-lam
Hong Kong
Chu Ka Mong
Kaylin Hsieh
Vivian Kong
Coco Lin
Jepang
Haruna Baba
Shiori Komata
Kanna Oishi
Ayumi Yamada
9
Floret Perseorangan
Jeon Hee-sook
Korea Selatan
Fu Yiting
Cina
Sera Azuma
Jepang
Liu Yan Wai
Hong Kong
10
Floret Beregu
Jepang
Sera Azuma
Karin Miyawaki
Komaki Kikuchi
Sumire Tsuji
Cina
Chen Qingyuan
Fu Yiting
Huo Xingxin
Shi Yue
Korea Selatan
Chae Song-oh
Hong Seo-in
Jeon Hee-sook
Nam Hyun-hee
Singapura
Amita Berthier
Melanie Huang
Maxine Wong
Tatiana Wong
11
Sabel Perseorangan
Qian Jiarui
Cina
Shao Yaqi
Cina
Kim Ji-yeon
Korea Selatan
Norika Tamura
Jepang
12
Sabel Beregu
Korea Selatan
Choi Soo-yeon
Hwang Seon-a
Kim Ji-yeon
Yoon Ji-su
Cina
Ma Yingjia
Qian Jiarui
Shao Yaqi
Yang Hengyu
Jepang
Chika Aoki
Shihomi Fukushima
Risa Takashima
Norika Tamura
Kazakhstan
Aibike Khabibullina
Tamara Pochekutova
Tatyana
Prikhodko Aigerim Sarybay
KLASEMEN MEDALI
1
KOREA SELATAN (15)
6
3
6
2
CINA (11)
3
6
2
3
JEPANG (8)
2
0
6
4
KAZAKHSTAN (3)
1
0
2
5
HONG KONG (8)
0
2
6
6
IRAN (2)
0
1
1
7
SINGAPURA (1)
0
0
1
ANGKAT BESI
PUTRA
56kg
Om Yun-chol
Korut - 287kg
Tha ch Kim Tuan
Vietnam - 280kg
Surahmat bin Suwoto Wijoyo
Indonesia - 272kg
62kg
Eko Yuli Irawan
Indonesia – 311kg
Tr?nh Van Vinh
Vietnam – 299kg
Adkhamjon Ergashev
Uzbekistan – 298kg
69kg
O Kang-chol
Korut – 336kg
Doston Yokubov
Uzbekistan – 331kg
Izzat Artykov
Kirgistan – 330kg
77kg
Choe Jon-wi
Korut – 348kg
Kim Woo-jae
Korsel – 347kg
Chatuphum Chinnawong
Thailand – 341kg
85kg
Safaa Rashed al-Jumaili
Iran – 361kg
Jang Yeon-hak
Korsel – 360kg
Jon Myong-song
Korut – 348kg
94kg
Sohrab Moradi
Iran – 410kg
Faris Ibrahim
Qatar – 381kg
Sarat Sumpradit
Thailand – 380kg
105kg
Ruslan Nurundinov
Uzbeistan – 421k
Salwan Jassim
Irak – 405kg
Ali Hashemi
Iran – 403kg
+105kg
Behdad Salimi
Iran – 461kg
Saeid Alihosseini
Iran – 456kg
Rustam Djangabaev
Uzbekistan – 455kg
PUTRI
48kg
Ri Song-gum
Korut – 199kg
Sri Wahyuni Agustini
Indonesia – 195kg
Thunya Sukcharoen
Thailand – 189kg
53kg
Hidilyn Diaz
Filipina – 207kg
Kristina Sermetova
Turkmenistan – 206kg
Surodchana Khambao
Thailand – 201kg
58kg
Kuo Hsing-chun
Cina Taipei – 235kg
Sukanya Srisurat
Thailand – 226kg
Mikiko Ando
Jepang – 218jg
63kg
Kim Hyo-sim
Korut – 250kg
Choe Hyo-sim
Korut – 238kg
Rattanawan Wamalun
Thailand – 225kg
69kg
Rim Un-sim
Korut – 246kg
Hung Wan-ting
Cina Taipei – 233kg
Mun Yu-ra
Korsel – 231kg
75kg
Rim Jong-sim
Korut – 263kg
Omadoy Otakuziyeva
Uzbekistan – 237kg
Mun Min-hee
Korea – 236kg
+75kg
Kim Kuk-hyang
Korut – 291kg
Son Young-hee
Korea – 282kg
Duangaksom Chaidee
Thailand – 280kg
KLASEMEN MEDALI
1
Korea Utara (10)
8
1
1
2
Iran (4)
2
1
1
3
Uzbekistan (5)
1
2
2
4
INDONESIA (3)
1
1
1
5
Irak (2)
1
1
0
Cina Taipei
1
1
0
7
Filipina (1)
1
0
0
8
Korea Selatan (5)
0
3
2
9
Vietnam (2)
0
2
0
10
Thailand (7)
0
1
6
11
Qatar (1)
0
1
0
Turkmenistan (1)
0
1
0
13
Kirgistan (1)
0
0
1
ATLETIK
PUTRA
1
100m
Su Bingtian
Cina – 9.92 (GR)
Tosin Ogunode
Qatar – 10.00
Ryota Yamagata
Jepang – 10.00 (PB)
2
200m
Yuki Koike
Jepang – 20.23 (PB)
Yang Chun-han
Cina Taipei – 20.23 (NR)
Salem Eid Yacoob
Bahrain – 20.55
3
400m
Abalelah Hassan
Qatar – 44.89
Muhammed Anas
India – 45.69
Ali Khamis
Bahrain – 45.70
4
800m
Manjit Singh
India – 1:46.15 (PB)
Jinson Johnson
India – 1:46.35
Abubaker Haydar Abdalla
Qatar – 1:46.38
5
1.500m
Jinson Johnson
India – 3:44.72
Amir Moradi
Iran – 3:45.62 (SB)
Mohammed Tiouali
Bahrain – 3:45.88
6
5.000m
Birhanu Balew
Bahrain – 13:43.17
Albert Kibichii Rop
Bahrain – 13:43.76
Tariq Ahmed Al-Amri
Arab Saudi – 13:56.49
7
10.000m
Hassan Chani
Bahrain – 28:35.54
Abraham Cheroben
Bahrain – 29:00.29
Zhao Changhong
Cina – 30:07.49
8
110m gawang
Xie Wenjun
Cina – 13.34 (SB)
Chen Kuei-ru
Cina Taipei – 13.39 (NR)
Shuna Takayama
Jepang – 13.48
9
400m gawang
Abderrahman Samba
Qatar – 47.66 (GR)
Ayyasamy Dharun
India – 48.96 (PB)
Takatoshi Abe
Jepang – 49.12
10
3,000m haling-rintang
Hossein Keihani
Iran – 8:22.79 (GR/NR)
Yaser Bagharab
Qatar – 8:28.21
Kazuya Shiojiri
Jepang – 8:29.41
11
4x100m estafet
Jepang – 38.16
Ryota Yamagata
Shuhei Tada
Yoshihide Kiryu
Asuka Cambridge
Indonesia – 38.77 (NR)
Mohd Fadlin
Lalu Muhammad Zohri
Eko Rimbawan
Bayu Kertanegara
Cina – 38.89
Xu Haiyang
Mi Hong
Su Bingtian
Xu Zhouzheng
12
4x400m estafet
(nama termasuk di babak kualifikasi)
Qatar – 3:00.56
AR
Abderrahman Samba
Mohamed Nasir Abbas
Mohamed El Nour
Abdalelah Haroun
India – 3:01.85
Kunhu Muhammed
Ayyasamy Dharun
Muhammed Anas
Arokia Rajiv
Jeevan Karekoppa Suresh
Jithu Baby
Japan – 3:01.94
Julian Walsh
Yuki Koike
Takatoshi Abe
Shota Iizuka
Jun Kimura
Sho Kawamoto
13
MARATON
Hiroto Inoue
Jepang - 2:18:22
El Hassan El-Abbassi
Bahrain - 2:18:22
Duo Bujie
Cina - 2:18:48
14
20km Jalan Cepat
Wang Kaihua
Cina – 1:22.04
Toshikazu Yamanishi
Jepang – 1:22.10
Jin Xiangqian
Cina – 1:25.41
15
50km Jalan Cepat
Hayato Katsuki
Jepang – 4:03.30
Wang Qin
Cina – 4:06.48
Joo Hyun-myeong
Korea – 4:10.21
16
Lompat Tinggi
Wang Yu
Cina – 2.30m
Woo Sang-hyeok
Korea – 2.28m (SB)
Majededdin Ghazali
Suriah – 2.24m
Naoto Tobe
Jepang – 2.24m
17
Lompat Galah
Seito Yamamoto
Jepang – 5.70m (GR)
Yao Jie
Cina – 5.50m
Patsapong Amsam-Ang
Thailand – 5.50 (NR)
18
Lompat Jauh
Wang Jianan
Cina – 8.24m (GR)
Zhang Yaoguang
Cina – 8.15m (SB)
Sapwaturrahman
Indonesia – 8.09m
19
Lompat Jangkit
Arpinder Singh
India – 16.77m
Ruslan Kurbanov
Uzbekistan – 16.62 (PB)
Cao Shuo
Cina – 16.56m
20
Tolak Peluru
Tejinder Pal Singh Toor
India – 20.75m (GR)
Liu Yang
Cina – 19.52m
Ivan Ivanov
Kazakhstan – 19.40m
21
Lempar Cakram
Ehsan Hadadi
Iran – 65.71m
Mustafa Al-Saamah
Irak – 60.09m
Essa Mohammed Al-Zankawi
Kuwait – 59.44m
22
Lontar Martil
Ashraf El Selfy
Qatar – 76.88m
Dishod Nazarov
Tajikistan – 74.16m
Sukhrob Khodjaev
Uzbekistan – 74.06m
23
Lempar Lembing
Neeraj Chopra
India – 88.06m
Liu Qizhen
Cina – 82.22 (PB)
Arshad Nadeem
Pakistan – 80.75m (NR)
24
Dasalomba
Keisuke Ushiro
Jepang – 7878
Sutthisak Singkhon
Thailand – 7809
Akihiko Nakamura
Jepang - 7738
PUTRI
1
100m
Edidiong Odiong
Bahrain – 11.30
Dutee Chand
India – 11.32
Wei Yongli
Cina – 11.33
2
200m
Edidiong Odiong
Bahrain – 22.96
Dutee Chand
India – 23.20
Wei Yongli
Cina – 23.27
3
400m
Salwa Naser
Bahrain – 50.09 (GR)
Hima Das
India – 50.79
Elina Mihkina
Kazakhstan – 52.63
4
800m
Wang Chunyu
Cina – 2:01.80 (SB)
Margarita Mukasheva
Kazakhstan – 2:02.40
Manal el-Bahraoul
Bahrain – 2:02.69
5
1,500m
Kalkidan Gezahegne
Bahrain – 4:07.88
Tigist Gashaw
Bahrain – 4:09.12
PU Chitra
India – 4:12.56
6
5,000m
Kalkidan Gezahegne
Bahrain – 15:08.08
Darya Maslova
Kirgistan – 15:30.57
Bontu Rebitu
Bahrain – 15:36.78
7
10,000m
Darya Maslova
Kirgistan – 32:07.23
Eunice Chumba
Bahrain – 32:11.12
Zhang Deshun
Cina – 32:12.78
8
100m gawang
Jung Hye-lim
Korsel – 13.20
Emilia Nova
Indonesia – 13.33 (PB)
Lui Lai Yiu
Hong Kong – 13.42 (PB)
9
400m gawang
Kemi Adekoya
Bahrain – 54.48 (GR)
Quach Thi Lan
Vietnam – 55.30 (NR)
Aminat Jamal
Bahrain – 55.65
10
3,000m halang rintang
Winfred Mutile Yavi
Bahrain – 9:36.52
Sudha Singh
India – 9:40.03
Nguyen Thi Oanh
Vietnam 9:43.83 (NR)
11
4x100m estafet
Bahrain – 42.73 (GR/NR)
Iman Essa Jasim
Edidiong Odiong
Hajar Alkhaldi
Salwa Eid Naser
Cina – 42.84
Liang Xiaojing
Wei Yongli
Ge Manqi
Yuan Qiqi
(Huang Guifen)
(King Lingwei)
Kazakhstan – 43.82
Viktoriya Zyabkina
Elina Mikhina
Svetlana Golendova
Olga Safronova
(Rima Kashafutdinova)
12
4x400m estafet
India – 3:28.72
Hima Das
MR Poovamma
Santa Gayakwad
VK Vismaya
Bahrain – 3:30.61
Aminat Jamal
Iman Essa Jasim
Edidiong Odiong
Salwa Eid Naser
Vietnam – 3:33.23 (SB)
Nguyen Thi Oanh
Nguyen Thi Hang
Hoang Thi Ngoc
Quach Thi Lan
13
Marathon
Rose Chelimo
Bahrain -
Keiko Nogami
Jepang -
Kim Hye-song
Korea Selatan -
14
20km Jalan Cepat
Yang Jiayu
Cina – 1:29.15 (GR)
Qieyang Shenjie
Cina – 1:29.15 (GR)
Kumiko Okada
Jepang – 1:34.02
15
Lompat Tinggi
Svetlana Radzivil
Uzbekistan – 1.96m (GR)
Nadiya Dusanova
Uzbekistan = 1.94m (SB)
Nadeshda Dubovitskaya
Kazakhstan – 1.84m
16
Lompat Galah
Li Ling
Cina – 4.60m (GR)
Chayanisa Chomchuendee
Thailand – 4.30m (PB)
Lim Eun-ji
Korea – 4.20m (SB)
17
Lompat Jauh
Bui Thi Thu Thao
Vietnam – 6.55 (SB)
Neena Varakil
India – 6.51m
Xu Xiaoling
Cina – 6.50m
18
Lompat Jangkit
Olga Rypakova
Kazakhstan – 14.26m
Parintya Chuimaroeng
Thailand – 13.93m
Vu Thi Men
Vietnam 13.93m (SB)
20
Tolak Pekuru
Gong Lijiao
Cina – 19.66m
Gao Yang
Cina – 17.64m
Noora Jasim
Bahrain – 17.11m
21
Lempar Cakram
Chen Yang
Cina – 65.12m
Feng Bin
Cina – 64.25m
Seema Antil
India – 652.26m
22
Lontar Martil
Luo Na
Cina – 71.42m
Wang Zheng
Cina – 70.86m
Hitomi Katsuyama
Jepang – 62:95m
22
Lempar Lembing
Liu Shiying
Cina – 66.09m (GR)
Lu Huihui
Cina – 62.16m
Kim Kyung-ae
Korea – 56.74m
23
Saptalomba
Swapna Barman
India – 6026 (PB)
Wang Qingling
Cina – 5954
Yuki Yamasaki
Jepang – 5873 (PB)
CAMPURAN
1
4x400m
Bahrain – 3:11.89 (WR)
Ali Khamis
Kemi Adekoya
Salwa Eid Nasser
Abubakar Abbas
India – 3:15.71 (NR)
Muhammed Anas
MR Poovamma
Hima Das
Arokia Rajiv
Kazakhstan – 3:19.52
Svetlana Golendova
Dmitriy Koblov
Elina Mikhina
Mikhail Litvin
KLASEMEN MEDALI
1
Cina (33)
12
12
9
2
Bahrain (25)
12
6
7
3
India (19)
7
10
2
4
Jepang (18)
6
2
10
5
Qatar (7)
4
2
1
6
Iran (3)
2
1
0
7
Uzbekistan (4)
1
2
1
8
Kazakhstan (7)
1
1
5
9
Korea Selatan (5)
1
1
3
-
Vietnam (5)
1
1
3
11
Kirgistan (2)
1
1
0
12
Thailand (3)
0
2
1
13
Cina Taipei (2)
0
2
0
14
INDONESIA (2)
0
1
1
15
Tajikistan (1)
0
1
0
-
Irak (1)
0
1
0
17
Hong Kong (1)
0
0
1
-
Korea Utara (1)
0
0
1
-
Pakistan (1)
0
0
1
-
Suriah (1)
0
0
1
-
Kuwait (1)
0
0
1
BALAP SEPEDA
PUTRA
BMX
Yoshitaku Nagasako
Jepang -
I Gusti Saputra
Indonesia -
Daniel Caluag
Filipina -
Mountain Bike:
Cross Country
Mao Hao
Cina – 1:34:58
Lyu Xianjing
Cina – 1:36:02
Kiril Kazantsev
Kazakhstan – 1:37:30
Downhill
Khoiful Mukhib
Indonesia – 2:16.687
Chiang Shengshan
Cina Taipei - +1.497
Sukchanya Suebsakun
Thailand - + 1.762
Road Race
Alexey Lutsenko
Kazakhstan – 3:25:25
Fumiyuki Beppu
Jepang – sama
Navuti Liphongyu
Thailand – sama
Individual Time Trial
Alexey Lutsenko Kazakhstan – 55:37.13
Muradjan Khalmuratov
Uzbekistan - 57:10.52
Fumiyuki Beppu
Jepang – 57:19.20
Sprint
Keirin
Omnium
Sprint Beregu
Pursuit Beregu
PUTRI
BMX
Zhang Yaru
Cina – 39.643
Chutikan Kitwanitsathian
Thailand – 40.379
Wiji Lestari
Indonesia – 40.788
Mountain Bike:
Cross Country
Yao Bianwa
Cina – 1:20:17
Li Hongfeng
Cina – 1:24:56
Natalie Panyawan
Thailand – 1:26:11
Downhill
Tiara Andini Prastika
Indonesia – 2:33.056
Vipavee Deekaballes
Thailand – 2:42.654
Nining Porwaningsih
Indonesia – 2:42.664
Road Race
Na Ah-reum
Korea Selatan – 2:55:47
Pu Yizian
Cina – 2:57:07
Eri Yonamine
Jepang – sama
Individual Time Trial
Na Ah-reum
Korea Selatan – 31:57.10
Eri Yonamine
Jepang – 31:57.26
Leung Wing Yee
Hong Kong – 34:22.15
Sprint
Keirin
Omnium
Individual Pursuit
Sprint Beregu
Pursuit Beregu
BERKUDA (6)
1
Individual Dressage
Jacqueline Siu (JC Fuerst on Tour)
Hong Kong
Qabil Ambak Mahamad Fathil (Rosenstolz)
Malaysia
Kim Hyeok (Degas K)
Korea Selatan
2
Team Dressage
Jepang
Masanao Takahashi (Fabriano 58)
Shunsuke Terui (Alias Max)
Kazuki Sado (Djuice)
Akane Kuroki (Toots)
Korea Selatan
Kim Chun-pil (Dr. Watson 8)
Nam Dong-heon (Release)
Kim Kyun-sub (Sonn En Schein)
Kim Hyeok (Degas K)
Thailand
Arinadtha Chavatanont (Clapton C)
Apisada Bannagijsophon (Samba De Orfeu)
Chalermcharn Yotviriyapanit (Jazz Royal 2)
Pakjira Thongpakdi (Hispania 7)
3
Individual Eventing
4
Team Eventing
5
Individual Jumping
6
Team Jumping
BISBOL
BOLA BASKET
PUTRA
5 X 5
-
-
-
3 X 3
Cina
Chen Gong
Xiao Hailiang
Huang Wenwei
Zeng Bingqiang
Korea Selatan
An Young-jun
Kim Nak-hyeon
Park In-tae
Yang Hong-seok
Iran
Ali Allahverdi
Azari Amirhossein
Navid Khajehzadeh
Mohammad Yousof Vand
PUTRI
5 X 5
3 X 3
Cina
Li Yingyun
Dilina Dilixiati
Jiang Jiayin
Zhang Zhiting
Jepang
Ririka Okuyama
Norika Konno
Stephanie Mawuli
Kiho Miyashita
Thailand
Amphawa Thuamon
Thunchanok Lumbadpang
Warunee Kitraksa
Rujiwan Bunsinprom
BOLA TANGAN
BOLA VOLI INDOOR
BOLA VOLI PANTAI
BOLING
PUTRA
1
Trios
Jepang
Shusaku Asato
Tomoyuki Sasaki
Shogo Wada
Malaysia
Muhammad Rafiq Ismail
Ahmad Muaz
Mohd Fishol
Tan Chye Chern
Singapura
Alex Chong
Muhammad Jaris Goh
Darren Ong
2
Team of 6
3
Masters
PUTRI
4
Trios
Malaysia - 4326
Cheah Mei Lan
Siti Safiyah Amirah Ab Rahman
Syaidatul Afifah Badrul Hamidi
Cina Taipei - 4255
Chou Chia-Chen
Pan Yu-fen
Tsai Hsin-yi
Singapura - 4250
Bernice Lim Hui Ying
Daphne Tan Shi Jing
Joey Yeo Ruoqi
5
Team of 6
Korea Selatan – 8338
Baek Seung-ja
Han Byul
Kim Hyun-mi
Lee Na-young
Lee Yeon-ji
Ryu Seo-yeon
Malaysia – 8149
Cheah Mei Lan
Syaidatul Afifah Badrul Hamidi
Natasha Roslan
Jane Sin
Siti Safiyah Abdul Rahman
Shalin Zulkifli
Cina Taipei – 7969
Chang Yu-hsuan
Pan Yu-fen
Chou Chia-chen
Tsai Hsin-yi
Huang Chiung-yao
Wang Ya-ting
6
Masters
BRIDGE
PUTRA
1
Berpasangan
Final 1 September
-
-
2
Beregu
Singapura
Poon Hua
Loo Choon Chou
Zhang Yukun
Fong Kien Hoong
Desmond Oh
Kelvin Ong
Hong Kong
Zen Wei Peu
Wan Siu Kau
Lai Wai Kit
Mak Kwok Fai
Ng Chi Cheung
Lau Pik Kin
India
Jaggy Shivdasani
Rajeshwar Tewari
Ajay Khare
Raju Tolani
Debabrata Majumder
Sumit Mukherjee
Cina
Chen Gang
Ju Chuancheng
Shi Haojun
Shi Zhengjun
Zhuang Zejun
Yang Lixin
PUTRI
3
Berpasangan
Final 1 September
4
Pasangan Campuran
Final 1 September
5
Beregu Campuran
Cina
Hu Wen
Yang Jinghui
Zhu Aiping
Li Liang
Xun Yonghong
Zhang Yizhuo
Thailand
Taristchollatorn Chodchoy
Chodchoy Sophonpanich
Kanokporn Janebunjong
Terasak Jitngamkusol
Somchai Baisamut
Kridsadayut Plengsap
Indonesia
Lusje Olha Bojoh
Julita Grace Joice Tueje
Marcella Elvitta
Chyntia Lasut
Robert Parasian
Taufik Gautama Asbi
Bill Roland George Mondigir
India
Kiran Nadar
Hema Deora
Himani Khandelwal
Bachiraju Satyanarayana
Gopinath Manna
Rajeev Khandelwal
6
Beregu Supercampuran
Cina
Shen Qi
Wang Wenfei
Liu Jing
Hou Xu
Fu Zhong
Li Jie
Hong Kong
Charmian Koo
Flora Wong
Yeung Hoi Ning
Pearlie Chan
Ho Wai Lam
Ho Hoi Tung
Indonesia
Conny Eufke Sumampouw
Rury Andhani
Bert Toar Polii
Michael Bambang Hartono
Franky Steven Karwur
Jemmy Boyke Bojoh
Cina Taipei
So Ho-yee
Liu Pei-hua
Chen Yin-shou
Lin Yin-yu
Wang Shao-yu
Liu Ming-chien
BULUTANGKIS (7)
PUTRA
1
Beregu
Cina
Shi Yuqi
Chen Long
Lin Dan
Li Junhui
Liu Yuchen
Liu Cheng
Zhang Nan
Qiao Bin
Zheng Siwei
Wang Yiliu
Indonesia
Anthony Sinisuka Ginting
Jonatan Christie
Ihsan Maulana Mustofa
Marcus Fernaldi Gideon
Kevin Sanjaya Sukamuljo
Fajar Alfian
Muhammad Rian Ardianto
Cina Taipei
Chen Hung-ling
Chou Tien-chen
Hsu Jen-hao
Lee Jhe-huei
Lee Yang
Lu Ching-yao
Wang Chi-lin
Wang Tzu-wei
Yang Chih-chieh
Yang Po-han
Jepang
Takuro Hoki
Takuto Inoue
Takeshi Kamura
Yuki Kaneko
Kento Momota
Kenta Nishimoto
Kazumasa Sakai
Keigo Sonoda
Kanta Tsuneyama
Yuta Watanabe
2
Tunggal Putra
Jonatan Christie
Indonesia
Chou Tien Chen
Cina Taipei
Anthony Sinisuka Ginting
Indonesia
Kenta Nishimoto
Jepang
3
Ganda Putra
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamulyo
Indonesia
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
Indonesia
Lee Jhe-huei/Lee Yang
Cina Taipei
Li Junhui/Liu Yuchen
Cina
PUTRI
4
Beregu
Jepang
Yuki Fukushima
Arisa Higashino
Sayaka Hirota
Misaki Matsutomo
Aya Ohori
Nozomi Okuhara
Sayaka Sato
Ayaka Takahashi
Akane Yamaguchi
Koharu Yonemoto
Cina
Cai Yanyan
Chen Qingchen
Chen Yufei
Gao Fangjie
He Bingjiao
Huang Dongping
Huang Yaqiong
Jia Yifan
Tang Jinhua
Zheng Yu
Indonesia
Fitriani
Della Destiara Haris
Ruselli Hartawan
Ni Ketut Mahadewi Istirani
Liliyana Natsir
Greysia Polii
Rizki Amelia Pradipta
Apriyani Rahayu
Debby Susanto
Gregoria Mariska Tunjung
Thailand
Chayanit Chaladchalam
Pornpawee Chochuwong
Ratchanok Intanon
Nitchaon Jindapol
Jongkolphan Kititharakul
Phataimas Muenwong
Busanan Ongbamrungphan
Rawinda Prajongjai
Puttita Supajirakul
Sapsiree Taerattanachai
5
Tunggal Putri
Tai Tzu-ying
Cina Taipei
Pusarla V Sindhu
India
Saina Nehwal
India
Akane Yamaguchi
Jepang
6
Ganda Putri
Chen Qingchen/Jia Yifan
Cina
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi
Jepang
Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Indonesia
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota
Jepang
7
Ganda Campuran
Zheng Siwei/Huang Yaqiong
Cina
Tang Chun Man/Tse Ying Suet
Hong Kong
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Indonesia
Wang Yilyu/Huang Dongping
Cina
KLASEMEN MEDALI
1
Cina (6)
3
1
2
2
INDONESIA (8)
2
2
4
3
Jepang (6)
1
1
4
4
Cina Taipei (4)
1
1
2
5
India (2)
0
1
1
6
Hong Kong (1)
0
1
0
7
Thailand (1)
0
0
1
DAYUNG (15)
PUTRA
1
Single Sculls
Zhang Liang
Cina
Kim Dong-yong
Korea Selatan
Ryuta Arakawa
Jepang
2
Double sculls
Uzbekistan
Shakhboz Kholmurzaev
Shakhboz Abdujabborov
Cina
Zhang Zhiyuan
Chen Sensen
Thailand
Prem Nampratueng
Jaruwat Saensuk
3
Pair
Cina
Li Xiaoxiong
Zhao Jingbin
Uzbekistan
Sardor Tulkinkhujaev
Alisher Turdiev
Jepang
Yoshihiro Otsuka
Yuta Takano
4
Quadruple sculls
India
Sawarn Singh
Dattu Baban Bhokanal
Om Prakash
Sukhmeet Singh
Indonesia
Kakan Kusmana
Edwin Ginanjar Rudiana
Sulpianto
Memo
Thailand
Piyapong Arnunamang
Methasit Phromphoem
Prem Nampratueng
Jaruwat Saensuk
5
Lightweight single sculls
Park Hyun-su
Korea Selatan
Chiu Hin Chun
Hong Kong
Dushyant Chauhan
India
6
Lightweight double sculls
Jepang
Masayuki Miyaura
Masahiro Takeda
Korea Selatan
Kim Byung-hoon
Lee Min-hyuk
India
Rohit Kumar
Bhagwan Singh
7
Lightweight four
Cina
Lu Fanpu
Xiong Xiong
Zhao Chao
Zhou Xuewu
Indonesia
Ali Buton
Ardi Isadi
Ferdiansyah
Ihram
Uzbekistan
Shehroz Hakimov
Islambek
Mambetnazarov
Otamurod Rakhimov
Zafar Usmonov
8
Lightweight eight
Indonesia
Tanzil Hadid
Muhad Yakin
Rio Rizki Darmawan
Jefri Ardianto
Ali Buton
Ferdiansyah
Ihram
Ardi Isadi
Ujang Hasbulloh
Uzbekistan
Islambek Mambetnazarov
Anatoliy Krasnov
Alisher Yarov
Shehroz Hakimov
Shokhjakhon Najmiev
Zafar Usmonov
Otamurod Rakhimov
Dostonjon Bahriev
Dostonjon Khursanov
Hong Kong
Kenneth Liu
Chau Yee Ping
James Wong
Tang Chiu Mang
Lam San Tung
Yuen Yun Lam
Leung Chun Shek
Wong Wai Kin
Cheung Ming Hang
PUTRI
9
Single sculls
Chen Yunxia
Cina
Huang Yi-ting
Cina Taipei
Aleksandra Opachanova
Kazakhstan
10
Double sculls
Cina
Jiang Yan
Li Jingjing
Korea Selatan
Kim Seul-gi
Kim Ye-ji
Iran
Maryam Karami
Parisa Ahmadi
11
Pair
Cina
Ju Rui
Lin Xinyu
Korea Selatan
Jeon Seo-yeong
Kim Seo-hee
Indonesia
Julianti
Yayah Rokayah
12
Four
Cina
Yi Qilin
Guo Linlin
Zhang Min
Wang Fei
Vietnam
Dinh Th? Hao
Tran Th? An
Le Th? Hien
Pham Thi Hue
Indonesia
Chelsea Corputty
Wa Ode Fitri Rahmanjani
Julianti
Yayah Rokayah
13
Lightweight single sculls
Pan Dandan
Cina
Nazanin Malaei
Iran
Lee Ka Man
Hong Kong
14
Lightweight double sculls
Cina
Liang Guoru
Wu Qiang
Iran
Nazanin Rahmani
Maryam Omidiparsa
Thailand
Matinee Raruen
Phuttharaksa Neegree
15
Lightweight quadruple sculls
Vietnam
Ho Thi Ly
Luong Thi Thao
Ph?m Thi Thao
T? Thanh Huyen
Iran
Mahsa Javar
Maryam Karami
Maryam Omidiparsa
Nazanin Rahmani
Korea Selatan
Choi Yu-ri
Ji Yoo-jin
Jung Hye-ri
Ku Bo-yeun
GOLF
GULAT (18)
PUTRA
Gaya Bebas:
1
57kg
Erdenebatyn Bekhbayar
Mongolia
Kang Kum-song
Korea Utara
Yuki Takahashi
Jepang
Reza Atri
Iran
2
65kg
Bajrang Punia
India
Daichi Takatani
Jepang
Sirojiddin Khasanov
Uzbekistan
Sayatbek Okassov
Kazakhstan
3
74kg
Bekzod Abdurakhmonov
Uzbekistan
Daniyar Kaisanov
Kazakhstan
Gong Byung-min
Korea Selatan
Yuhi Fujinami
Jepang
4
86kg
Hassan Yazdani
Iran
Domenic Abounader
Lebanon
Adilet Davlumbayev
Kazakhstan
Orgodolyn Uitumen
Mongolia
5
97kg
Alireza Karimi
Iran
Magomed Musaev
Kirgistan
Magomed Ibragimov
Uzbekistan
Kim Jae-gang
Korea Selatan
6
125kg
Parviz Hadi
Iran
Deng Zhiwei
Cina
Nam Koung-jin
Korea Selatan
Davit Modzmanashvili
Uzbekistan
Gaya Romawi:
7
60kg
Shinobu Ota
Jepang
Kanybek Zholchubekov
Kirgistan
Meirambek Ainagulov
Kazakhstan
Mehrdad Mardani
Iran
8
67kg
Ryu Han-su
Korea Selatan
Almat Kebispayev
Kazakhstan
Amantur Ismailov
Kirgistan
Mohammad Reza Geraei
Iran
9
77kg
Mohammad Ali Geraei
Iran
Akzhol Makhmudov
Kirgistan
Kim Hyeon-woo
Korea Selatan
Yang Bin
Cina
10
87kg
Hossein Nouri
Iran
Rustam Assakalov
Uzbekistan
?yhazberdi Owelekow
Turkmenistan
Azamat Kustubayev
Kazakhstan
11
97kg
Cho Hyo-chul
Korea Selatan
Xiao Di
Cina
Yerulan Iskakov
Kazakhstan
Uzur Dzhuzupbekov
Kirgistan
12
130kg
Muminjon Abdullaev
Uzbekistan
Nurmakhan Tinaliyev
Kazakhstan
Arata Sonoda
Jepang
Kim Min-seok
Korea Selatan
PUTRI
Gaya Bebas:
13
50kg
Vinesh Phogat
India
Yuki Irie
Jepang
Kim Son-hyang
Korea Utara
Kim Hyung-joo
Korea Selatan
14
53kg
Pak Yong-mi
Korea Utara
Zhuldyz Eshimova
Kazakhstan
Haruna Okuno
Jepang
Erdenechimegiin Sumiyaa
Mongolia
15
57kg
Jong Myong-suk
Korea Utara
Pei Xingru
Cina
Altantsetsegiin Battsetseg
Mongolia
Katsuki Sakagami
Jepang
16
62kg
Purevdorjiin Orkhon
Mongolia
Aisuluu Tynybekova
Kirgistan
Risako Kawai
Jepang
Rim Jong-sim
Korea Utara
17
68kg
Zhou Feng
Cina
Sharkhuugiin Tumentsetseg
Mongolia
Divya Kakran
India
Meerim Zhumanazarova
Kirgistan
18
76kg
Zhou Qian
Cina
Hiroe Minagawa
Jepang
Elmira Syzdykova
Kazakhstan
Aiperi Medet kyzy
Kirgistan
KLASEMEN MEDALI
1
IRAN (8)
5
0
3
2
CINA (6)
2
3
1
3/4
MONGOLIA (6)
2
1
3
3/4
UZBEKISTAN (6)
2
1
3
5
KOREA UTARA (5)
2
1
2
6
KOREA SELATAN (8)
2
0
6
7
INDIA (3)
2
0
1
8
JEPANG (10)
1
3
6
9
KAZAKHSTAN (10)
0
4
6
10
KIRGISTAN (8)
0
4
4
11
LEBANON (1)
0
1
0
12
TURKMENISTAN
0
0
1
HOKI
JET SKI
JUDO
JUJITSU
KABADDI
KANO
Slalom
C-1 Putra
Takuya Haneda
Jepang
Chen Fangjia
Cina
Alexandr Kulikov
Kazakhstan
K-1 Putra
-
-
-
C-1 Putri
-
-
-
K-1 Putri
Aki Yazawa
Jepang
Li Tong
Cina
Chang Chu-han
Cina Yaipei
Sprint Putra
C-1 1000m
C-2 200m
C-2 1000m
K-1 200m
K-2 1000m
K-4 500m
Sprint Putri
C-1 200m
C-2 500m
K-1 200m
K-1 500m
K-4 500m
Perahu Tradisional Putra
TBR-12 200m
TBR-12 500m
TBE-12 1000m
Perahu Tradisional Putri
TBR-12 200m
TBR-12 500m
KARATE
PUTRA
Kata Perseorangan
Ryo Kiyuna
Jepang
Wang Yi-ta
Cina Taipei
Ahmad Ziqi Zaresta Yuda
Indonesia
Park Hee-jun
Korea Selatan
Kumite 60kg
Riki Ardiansyah Arrosyid
Indonesia
Amir Mehdizadeh
Iran
Prem Kumar Selvam
Malaysia
Sadriddin Saymatov
Uzbekistan
Kumite 67kg
Ali Abdulaziz
Kuwait
Didar Amirali
Kazakhstan
Abdel Rahman al-Masatfa
Yordania
Jintar Simanjuntak
Indonesia
Kumite 75kg
Kumite 84kg
Kumite +80kg
Sajad Ganjzadeh
Iran
Nguyen Minh Phung
Vietnam
Tareg Ali Hamedi
Arab Saudi
Daniyar Yuldashev
Kazakhstan
PUTRI
Kata Perseorangan
Kiyou Shimizu
Jepang
Sou Soi Lam
Makau
Minsicha Tarattanakul
Thailand
Grace Lau
Hong Kong
Kumite 50kg
-
-
-
Kumite 55kg
Wei Tzu-yun
Cina Taipei
Taravat Khaksar
Iran
Cokorda Istri Agung Sanistya Rani
Indonesia
Wong Sok I
Makau
Kumite 61kg
Yin Xiaoyan
Cina
Rozita Alipour
Iran
Choi Wan Yu
Hong Kong
Barno Mirzaeva
Uzbekistan
Kumite 68kg
Kumite +68kg
Ayumi Uekusa
Jepang
Gao Mengmeng
Cina
Hamideh Abbasali
Iran
Nargis
Pakistan
KURASH
LAYAR
MENEMBAK
PANAHAN
PUTRA
Recurve Perseorangan
Kim Woon-jin
Korsel
Lee Woo-seok
Korea Selatan
Riau Ega Agatha
Indonesia
Recurve Beregu
Cina Taipei
Luo Wei-min
Tang Chih-chun
Wei Chun-heng
Korea Selatan
Kim Woo-jin
Lee Woo-seok
Oh Jin-hyek
Cina
Li Jialun
Sun Quan
Xu Tianyu
Compound Beregu
Korea Selatan
Choi Yong-hee
Hong Sung-ho
Kim Jong-ho
India
Abhisek Verma
Aman Saini
Rajat Chauhan
Malaysia
Alang Arif Aqil
Lee Kin Lip
Mohd Juwaidi Marzuki
PUTRI
Recurve Perseorangan
Zhang Xinyan
Cina
Diananda Choirunisa
Indonesia
Kang Chae-young
Korea Selatan
Recurve Beregu
Korea Selatan
Chang Hye-jin
Kang Chae-young
Lee Eun-gyeong
Cina Taipei
Le Chien-ying
Peng Chia-mao
Tan Ya-ting
Jepang
Ayano Kato
Kaori Kawanaka
Tomomi Sugimoto
Recurve Campuran
Jepang
Takaharu Furukawa
Tomomi Sugimoto
Korea Utara
Pak Yong-won
Kang Un-ju
Cina
Xu Tianyu
Zhang Xinyan
Compound Beregu
Korea Selatan
Choi Bo-min
So Chae-won
Song Yun-soo
India
Jyothi Surekha Vennam
Madhumita Kumari
Muskan Kirar
Cina Taipei
Chen Li-ju
Chen Yi-hsuan
Lin Min-ching
Compound Campuran
Cina Taipei
Pan Yu-ping
Chen Yi-hsuan
Korea Selatan
Kim Jong-ho
So Chae-won
Iran
Nima Mahboubi Matbooe
Feregteh Ghorbani
KLASEMEN MEDALI
1
Korea Selayan (8)
4
3
1
2
Cina Taipei (4)
2
1
1
3
Cina (3)
1
0
2
4
Jepang (2)
1
0
1
5
India (2)
0
2
0
6
INDONESIA (2)
0
1
1
7
Korea Utara (1)
0
1
0
8
Iran (1)
0
0
1
-
Malaysia (1)
0
0
1
PANJAT DINDING (6)
PUTRA
Kecepatan
Reza Alipour
Iran
Zhong Qixin
Cina
Aspar
Indonesia
Kombinasi
Jongwon Chon
Korea Selatan
Kokoro Fujii
Jepang
Tomoa Nagasaki
Jepang
Kecepatan Relay
Indonesia
Indonesia
Cina
PUTRI
Kecepatan
Aries Susanti Rahayu
Indonesia
Puji Lestari
Indonesia
He Cuillian
Cina
Kombinasi
Akiyo Noguchi
Jepang
Sa Sol
Korea Selatan
Kim Ja-in
Korea Selatan
Kecepatan Relay
Indonesia
Cina
Cina
PARALAYANG
PUTRA
Ketepatan Mendarat Perseorangan
Jafro Megawanto
Indonesia
Jirasak Witeetham
Thailand
Lee Chul-soo
Korea Selatan
Ketepatan Mendarat Beregu
Indonesia
Aris Apriansyah
Hening Paradigma
Jafro Megawanto
Joni Efendi
Roni Pratama
Korea Selatan
Kim Jin-oh
Lee Chang-min
Lee Chul-soo
Lee Seong-min
Lim Moon-seob
Thailand
Sarayut Chinpongsatorn
Tanapat Luangiam
Mongkut Preecha
Jirasak Witeetham
Nithat Yangjui
Cross Country
-
-
-
PUTRI
Ketepatan Mendarat Perseorangan
Nunnapat Phuchong
Thailand
Lee Da-gyeon
Korea Selatan
Rija Wijayanti
Indonesia
Ketepatan Mendarat Beregu
Thailand
Chantika Chaisanuk
Nunnapat Phuchong
Narubhorn Wathaya
Indonesia
Ike Ayu Wulandari
Lis Andriana
Rika Wijayanti
Korea Selatan
Baek Jin-hee
Jang Woo-young
Lee Da-gyeom
Cross Country
PENCAK SILAT
PUTRA
Seni: tunggal
Sugianto
Indonesia – 471
Ilyas Sadara
Thailand – 460
Almo Haidib Abad
Filipina – 455
Seni: ganda
Jampil Yola Primadona/Hendy
Indonesia – 580
Tran Duc Danh/Le Hong Quan
Vietnam – 562
Hamid Mohd Taqiyuddin/Nordin Muhammad Afici
Malaysia – 560
Seni: Beregu
Indonesia
Nunu Nugraha
Asep Yuldan Sani
Anggi Faisal Mubarok
Vietnam
Tran Duc Danh
Nguyen Xuan Thanh
Luu Van Nam
Malaysia
Fadil Dama
Masofee Wani
Islamee Wani
PERTANDINGAN
Kelas B (-55kg)
Abdul Malik
Indonesia
Mohd Faizul Nasir
Malaysia
Dines Dumaan
Filipina
Bo Thammavongsa
Laos
Kelas C (-60kg)
Hanifan Yudani Kusumah
Indonesia
Nguyen Thai Linh
Vietnam
Adolan Chemaeng
Thailand
Mohd Hazim Amizad
Malaysia
Kelas D (-65kg)
Iqbal Candra Pratama
Indonesia
Nguyen Ngoc Toan
Vietnam
Jeff Loon
Filipina
Abdulmalik Salimov
Uzbekistan
Kelas E (-70kg)
Komang Harik Adi Putra
Indonesia
Jamari Mohd Al Jufferi
Malaysia
Pham Tuan Anh
Vietnam
Zjpldoshbek Akimkanov
Kirgistan
Kelas F (-75kg)
Tran Dinh Nam
Vietnam
Mohd Fauzi Khalid
Malaysia
Daniiar Tokurov
Kirgistan
Amri Rusdiana
Indonesia
Kelas I (-90kg)
Aji Bangkit Pamungkas
Indonesia
Sheik Ferdous Alau’ddin
Singapura
Nguyen Duy Tuyen
Vietnam
Robial Sobri
Malaysia
Kelas J (-95kg)
Nguyen Van Tri
Vietnam
Mohd Khaizul Yaacob
Malaysia
Sheik Farhan Alau’ddin
Singapura
Tachin Pokjay
Thailand
PUTRI
Seni: Tunggal
Puspa Arumsari
Indonesia – 467
Nurzuhairah Mazid Mohammad
Singapura – 445
Cherry May Regalado
Filipina – 444
Seni: Ganda
Ayu Sidan Wilantari
Ni Made Dwiyanti
Indonesia
Saowanee Chanthamunee
Oraya Choosuwan
Thailand
Nor Hamizah Abu Hassan
Nur Syazreen A Malik
Malaysia
Seni: Beregu
Pramudita Yuristya
Lutfi Nurhasanah
Gina Tri Lestari Indonesia
Nguyen Ha Thi Thu
Nguyen Thi Huyen
Thi Binh Vuong
Vietnam
As Ma Jeh Ma
Yuwetta Samahoh
Ruhana Chearbuli
Thailand
PERTANDINGAN
Kelas B (-55kg)
Wewey Wita
Indonesia
Tran Thi Them
Vietnam
Nurul Shafiqah Saiful
Singapura
Olathay Sounthavong
Laos
Kelas C (-60kg)
Sarah Tria Monita
Indonesia
Nong Oy Vongphakdy
Laos
Siti Khadijah Shahrem
Singapura
Hoang Thi Loan
Vietnam
Kelas D (-65kg)
Pipiet Kamelia
Indonesia
Nguyen Thi Cam Nhi
Vietnam
Tahmineh Karbalei
Iran
Janejira Wankrue
Thailand
KLASEMEN MEDALI
1
INDONESIA (15)
14
0
1
2
Vietnam (12)
2
7
3
3
Malaysia (8)
0
4
4
4
Thailand (7)
0
2
5
5
Singapura (5)
0
2
3
6
Laos (3)
0
1
2
7
Filipina (4)
0
0
4
8
Kirgistan (2)
0
0
2
9
Iran (1)
0
0
1
-
Uzbekistan (1)
0
0
1
PENTATHLON
RENANG
PUTRA
50 m gaya bebas
Yu Hexin
Cina – 22.11
Katsumi Nakamura
Jepang – 22.20
Shunichi Nakao
Jepang – 22.46
100 m gaya bebas
200 m gaya bebas
Sun Yang
Cina – 1:45.43
Katsuhiro Matsumoto
Jepang – 1:46.50
Ji Xinjie
Cina – 1:46.68
400 m gaya bebas
Sun Yang
Cina – 3:42.92
Naito Ehara
Jepang – 3:47.14
Kosuke Hagino
Jepang – 3:47.20
800 m gaya bebas
Sun Yang
Cina - 7:48.36 GR
Shogo Takeda
Jepang - 7:53.01
Nguyen Huy Hoang
Vietnam - 7:54.32
1.500 m gaya bebas
50 m gaya punggung
Xu Jiayu
Cina - 24.75
Ryosuke Irie
Jepang - 24.88
Kang Ji-seok
Korea Selatan - 25.17
100 m gaya punggung
Xu Jiayu
Cina – 52.34 (GR)
Ryosuke Irie
Jepang – 52.53
Lee Ju-ho
Korea – 54.52
200 m gaya punggung
50 m gaya dada
100 m gaya dada
Yasuhiro Koseki
Jepang – 58.86 (GR)
Yan Zibei
Cina – 59.31
Dmitry Balandin
Kazakhstan – 59.39
200 m gaya dada
Yasuhiro Koseki
Jepang – 2:07.81
Ippei Watanabe
Jepang – 2:07.82
Qin Haiyang
Cina – 2:08.07
50 m gaya kupu
100 m gaya kupu
Joseph Schooling
Singapura – 51.04 (GR)
Li Zhuhao
Cina – 51.46
Yuki Kobori
Jepang – 51.77
200 m gaya kupu
Daiya Seto
Jepang – 1:54.53
Nao Horomura
Jepang – 1:55.58
Li Zhuhao
Cina – 1:55.76
200 m gaya ganti
Wang Shun
Cina - 1:56.52
Kosuke Hagino
Jepang - 1:56.75
Qin Haiyang
Cina - 1:57.09
400 m gaya ganti
Daiya Seto
Jepang – 4:08.79
Kosuke Hagino
Jepang – 4:10.30
Wang Shun
Cina – 4:12.31
4 x 100 m gaya bebas
Jepang 3:12.68
Shinri Shioura (48.85)
Katsuhiro Matsumoto (47.65)
Katsumi Nakamura (48.08)
Juran Mizohata (48.10)
Cina – 3:13.29 (NR)
Yang Jintong (49.24)
Cao Jiwen (48.29)
Sun Yang (48.38)
Yu Hexin (47.38)
Singapura – 3:17.22 (NR)
Quah Zheng Wen (49.64)
Joseph Schooling (48.27)
Darren Chua (49.64)
Darren Lim (49.67)
4 x 200 m gaya bebas
Jepang - 7:05.17 GR
Naito Ehara (1:47.31)
Reo Sakata (1:46.51)
Kosuke Hagino (1:46.50)
Katsuhiro Matsumoto (1:44.85)
Cina -7:05.45
Ji Xinjie (1:47.58)
Shang Keyuan (1:47.15)
Wang Shun (1:46.53)
Sun Yang (1:44.19)
Singapura - 7:14.15 NR
Quah Zheng Wen (1:48.31)
Joseph Schooling (1:46.66)
Danny Yeo (1:49.23)
Jonathan Tan (1:49.95)
4 x 100 m gaya ganti
PUTRI
50 m gaya bebas
100 m gaya bebas
Rikako Ikee
Jepang- 53.27 GR
Zhu Menghui
Cina - 53.56
Yang Junxuan
Cina - 54.17
200 m gaya bebas
Li Bingjie
Cina – 1:56.74
Yang Junxuan
Cina – 1:57.48
Chihiro Igarashi
Jepang – 1:57.49
400 m gaya bebas
800 m gaya bebas
1.500 m gaya bebas
Wang Jianjiahe
Cina – 15:53.68
Li Bingjie
Cina – 15:53.80
Waka Kobori
Jepang – 16:18.31
50 m gaya punggung
Liu Xiang
Cina – 26.98 (WR)
Fu Yuanhui
Cina – 27.68
Natsumi Sakai
Jepang – 27.91
100 m gaya punggung
Natsumi Sakai
Jepang – 59.27
Anna Konishi
Jepang – 59.67
Chen Jie
Cina – 1:00.28
200 m gaya punggung
Liu Yaxin
Cina – 2:07.65
Natsumi Sakai
Jepang – 2:08.13
Peng Xuwei
Cina – 2:09.14
50 m gaya dada
100 m gaya dada
Satomi Suzuki
Jepang – 1:06.40 (GR)
Reona Aoki
Jepang – 1:06.45
Shi Jinglin
Cina – 1:07.36
200 m gaya dada
Kanako Watanabe
Jepang - 2:23.05
Yu Jingyao
Cina - 2:23.31
Reona Aoki
Jepang - 2:23.33
50 m gaya kupu
Rikako Ikee
Jepang - 25.55 GR
Wang Yichun
Cina - 26.03
Lin Xintong
Cina - 26.39
100 m gaya kupu
Rikako Ikee
Jepang – 56.30 (GR)
Zhang Yufei
Cina – 57.40
An Se-hyeon
Korea Selatan – 58.00
200 m gaya kupu
Zhang Yufei
Cina – 2:06.61
Sachi Mochida
Jepang – 2:08.72
Suzuka Hasegawa
Jepang – 2:08.80
200 m gaya ganti
400 m gaya ganti
Yui Ohashi
Jepang – 4:34.58
Kim Seo-yeong
Korea Selatan – 4:37.43
Sakiko Shimizu
Jepang – 4:39.10
4 x 100 m gaya bebas
Jepang – 3:36.52 (GR)
Rikako Ikee (53.60) GR
Natsumi Sakai (54.81)
Tomomi Aoki (54.21)
Chihiro Igarashi (53.90)
Cina – 3:36.78
Zhu Menghui (54.00)
Wu Yue (54.67)
Wu Qingfeng (54.43)
Yang Junxuan (53.68)
Hong Kong – 3:41.88
Camille Cheng (54.98)
Stephanie Au (55.60)
Ho Nam Wai (56.05)
Sze Hang Yu (55.25)
4 x 200 m gaya bebas
Cina – 7:48.61 (GR)
Li Bingjie (1:56.94)
Wang Jianjiahe (1:55.35)
Zhang Yuhan (1:58.37)
Yang Junxuan (1:57.95)
Jepang – 7:53.83
Chihiro Igarashi (1:57.69)
Rikako Ikee (1:55.27)
Yui Ohashi (2:01.33)
Rio Shirai (1:59.54)
Hong Kong – 8:07.17
Ho Nam Wai (2:02.12)
Camille Cheng (2:00.85)
Katii Tang (2:01.68)
Sze Hang Yu (2:02.52)
4 x 100 m gaya ganti
CAMPURAN
4 x 100 m gaya ganti
Cina – 3:40.45 (AS)
Xu Jiayu (52.30)
Yan Zibei (58.45)
Zhang Yufei (56.61)
Zhu Menghui (53.09)
Jepang – 3:41.21
Ryosuke Irie (52.55)
Yasuhiro Koseki (58.95)
Rikako Ikee (55.68)
Tomomi Aoki (54.03)
Korea Selatan – 3:49.27 (NR)
Lee Ju-ho (55.36)
Moon Jae-kwon ()
An Se-hyeon (57.93)
Ko Mi-so ()
LONCAT INDAH
RENANG INDAH
POLO RIAR
ROLLER SPORTS
RUGBY SEVENS
SAMBO
SENAM
SEPAKBOLA
SEPAK TAKRAW
PUTRA
Beregu
Quadrant
Ganda Beregu
Beregu Tim
Thailand
Anuwat Chaichana
Siriwat Sakha
Thawisak Thongsai
Pornchai Kaokaew
Pattarapong Yupadee
Assadin Wongyota
Thanawat Chumsena
Rachan Viphan
Sittipong Khamchan
Jirasak Pakbuangoen
Kritsanapong Nontakote
Jantarit Khukaeo
Malaysia
Ezwan Said
Muhammad Noraizat Mohd Nordin
Mohd Syazreenqamar Salehan
Mohamad Azlan Alias
Muhammad Afifuddin Mohd Razali
Muhammad Kamal Ishak
Muhammad Zulkifli Abd Razak
Muhamad Norhaffizi Abd Razak
Farhan Adam
Muhammad Hairul Hazizi Haidzir
Aidil Aiman Azwawi
Mohammad Syahir Mohd Rosdi
India
Niken Singh Khangembam
Sanjeck Singh Waikhom
Dheeraj Kumar
Ngathem Jotin Singh
Lalit Kumar
Sandeep Kumar
Seitaram Singh Thokchom
Harish Kumar
Malemnganba Singh Sorokhaibam
Gurumayum Jiteshor Sharma
Henary Singh Wahengbam
Akash Yumnam
Indonesia
Herson Mohamad Saipul
Syamsul Akmal
Muhammad Hardiansyah Muliang
Rezki Yusuf Djaina
Andi Try Sandi Saputra
Nofrizal
Saiful Rijal
Husni Uba
Hendra Pago
Rizky Abdul Rahman Pago
Abdul Halim Radjiu
Victoria Eka Prasetya
PUTRI
Quadrant
Beregu Tim
Thailand
Masaya Duangsri
Suputtra Beartong
Thitima Mahakusol
Kaewjai Pumsawangkaew
Sasiwimol Janthasit
Thidarat Soda
Fueangfa Praphatsarang
Nisa Thanaattawut
Nipaporn Salupphon
Somruedee Pruepruk
Payom Srihongsa
Wiphada Chitphuan
Korea Selatan
Kim Dong-hee
Kim I-seul
Bae Han-oul
Jeon Gyu-mi
Kim Ji-eun
Lee Min-ju
Choi Ji-na
Yu Seong-hee
Kim Ji-young
Kim Hee-jin
Park Seon-ju
Jung Ju-seung
Myanmar
Kyu Kyu Thin
Khin Hnin Wai
Aye Aye Than
Nant Yin Yin Myint
Phyu Phyu Than
Su Mon Kyaw
Lairo Eng
Su Mon Aung
Nan Su Myat San
Ya Mong Zin
Nyein Chan Thu
Su Yee Htet
Vietnam
Nguyen Th? Quyen
Giap Th? Hien
Nguyen Th? Thu H?nh
D?ong Th? Xuyan
Dang Th? Ph?ong Thanh
Hoang Th? Hoa
Bui Th? Hai Yen
Ph?m Th? Hang
Nguyen Th? Phuong Trinh
Tran Th? Thu Hoai
Nguyen Th? My
Dang Th? My Linh
SOFBOL
SQUASH
TAEKWONDO
PUTRA
Layang -58kg
Kim Tae-hun
Korea Selatan
Miyaz Pulatov
Uzbekistan
Sergio Suzuki
Jepang
Farzan Ashourzadeh
Iran
Bantam -63kg
Bulu -68kg
Welter -80kg
Menengah +80kg
Poomsae Perseorangan
Kang Min-sung
Korea Selatan
Koorosh Bakhtiyar
Iran
Chen Ching
Cina Taipei
Pongporn Suvittayarak
Thailand
Poomsae Beregu
Korea Selatan
Han Yeong-hun
Kim Seon-ho
Kang Wan-jin
Cina
Zhu Yuxiang
Hu Mingda
Deng Tingfeng
Filipina
Dustin Jacob Mella
Jeordan Dominguez
Rodolfo Reyes, Jr.
Vietnam
Nguyen Thien Ph?ng
Le Thanh Trung
Tr?n Tien Khoa
PUTRI
Layang -49kg
Bantam -53kg
Su Pu-ya
Cina Taipei
Ha Min-ah
Korea Selatan
Fariza Aldangorova
Kazakhstan
Laetitia Aoun
Lebanon
Bulu -57kg
Welter -67kg
Julyana Al-Sadeq
Yordania
Kim Jan-di
Korea Selatan
Zhang Mengyu
Cina
Nigora Tursunkulova
Uzbekistan
Menengah +67kg
Poomsae Perseorangan
Delfia Rosmaniar
Indonesia
Marjan Salahshouri
Iran
Yap Khim Wen
Malaysia
Yun Ji-hye
Korea Selatan
Poomsae Beregu
Thailand
Kotchawan Chomchuen
Phenkanya Phaisankiattikun
Ornawee Srisahakit
Korea Selatan
Gwak Yeo-won
Choi Dong-ah
Park Jae-eun
Filipina
Juvenile Crisostomo
Rinna Babanto
Janna Oliva
Cina Taipei
Chen Hsiang-ting
Chen Yi-hsuan
Lin Kan-yu
TENIS
1
Tunggal Putra
Denis Istomin
Uzbekistan
[2-6, 6-2, 7-6 (7/2)]
Wu Yibing
Cina
Prajnesh Gunneswaran
India
Lee Duck-hee
Korea Selatan
2
Ganda Putra
India
Rohan Bopanna/Divij Sharan
[6-3, 6-4]
Kazakhstan
Alexander Bublik/Denis Yevseyev
Jepang
Sho Shimabukuro/Kaito Uesugi
Jepang
Yuya Ito/Yosuke Watanuki
3
Tunggal Putri
Wang Qiang
Cina
[6-3, 6-2]
Zhang Shuai
Cina
Liang En-shuo
Cina Taipei
Ankita Raina
India
4
Ganda Putri
Cina
Xu Yifan/Yang Zhaoxuan
[6-2, 1-6, 11-9]
Cina Taipei
Chan Hao/ching/Latisha Chan
Kazakhstan
Gozal Ainitdinova/Anna Danilina
Jepang
Miyu Kato/Makoto Ninomiya
5
Ganda Campuran
Indonesia
Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi
[6-4, 5-7, 10-7]
Thailand
Sonchat Ratiwatana/Luksika Kumkhum
Kazakhstan
Aleksandr Nedovyesov/Anna Danilina
Jepang
Kaito Uesugi/Erina Hayashi
KLASEMEN MEDALI
1
CINA (4)
2
2
0
2
INDIA (3)
1
0
2
3
INDONESIA (1)
1
0
0
4
UZBEKISTAN (1)
1
0
0
5
KAZAKHSTAN (3)
0
1
2
6
CINA TAIPEI (2)
0
1
1
7
THAILAND (1)
0
1
0
8
JEPANG (4)
0
0
4
9
KOREA SELATAN (1)
0
0
1
TENIS MEJA
TRIATHLON
WUSHU (14)
PUTRA
Taolu:
Changquan
Sun Peiyuan
Cina
Edgar Xavier Marvelo
Indonesia
Tsai Tse-min
Cina Taipei
Taijiquan/Taijijian
Chen Zhouli
Cina
Tomohiro Araya
Jepang
Nyein Chan Ko Ko
Myanmar
Nanquan/Nangun
Huang Junhua
Cina
Pham Quoc Khanh
Vietnam
Lee Yong-mun
Korea Selatan
Daoshu/Gunshu
Wu Zhaohua
Cina
Cho Seung-jae
Korea Selatan
Achmad Hulaefi
Indonesia
Sanda:
56kg
Shen Guoshun
Cina
Bui Truong Giang
Vietnam
Yusuf Widiyanto
Indonesia
Santosh Kumar
India
60kg
Erfan Ahangarian
Iran
Wang Xuetao
Cina
Nghiem Van Y
Vietnam
Surya Bhanu Pratap Singh
India
65kg
Li Mengfan
Cina
Foroud Zafari
Iran
Narender Grewal
India
M Khalid Hotak
Afghanistan
70kg
Mohsen Mohammadseifi
Iran
Shi Zhanwei
Cina
Puja Riyaya
Indonesia
Ham Gwan-sik
Korea Selatan
PUTRI
Taolu:
Changquan
Qi Xinyi
Cina
Li Yi
Makau
Hoang Thi Phuong Giang
Vietnam
Taijiquan/Taijijian
Lindswell Kwok
Indonesia
Juanita Mok Uen-ying
Hong Kong
Agatha Chrystenzen Wong
Filipiina
Nanquan/Nandao
Tang Lu
Cina
Darya Latisheva
Uzbekistan
Yuen Ka Ying
Hong Kong
Jianshu/Qianshu
Guo Menjiao
Cina
Zahra Kiani
Iran
Duong Thuy Vi
Vietnam
Sanda:
52kg
Li Yueyao
Cina
Elaheh Mansourian
Iran
Divine Wally
Filipina
Chen Wei-ting
Cina Taipei
60kg
Cai Yingying
Cina
Shahrbanoo Mansourian
Iran
Suchaya Bualuang
Thailand
Roshibina Devi Naorem
India
↧