Quantcast
Channel: Sportanews.com
Viewing all 21879 articles
Browse latest View live

(Asian Games 2018) Perempat Final Soft Tenis Didominasi Jepang, Korea & China Taipei

$
0
0
TAK ada satu pun ganda campuran Indonesia yang tampil di babak petempat final cabang olahraga soft tenis. Partai perempat final yang akan berlangsung di empat lapangan Kompleks Lapangan Tenis Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis(30/8) mulai pukul 10:00 WIB. Delapan pasangan tersebut akan bersaing untuk memperebutkan empat tempat di partai semifinal yang akan dimainkan di dua lapangan pada pukul 11:00 WIB. Sementara partai final akan berlangsung pada 13:30 WIB di lapangan utama. Di perempat final, Korea Selatan, Chinese Taipei dan Jepang menjadi negara yang dominan dengan masing-masing mengirimkan dua pasangan, sementara dua pasangan lainnya berasal dari Korea Utara dan Thailand. Sayangnya, duet Dede Tari Kusrini/Irfandi Hendrawan dan Voni Darlina/Hemat Bakti Anugerah harus tersingkir dari persaingan grup ganda campuran hingga tuan rumah-pun tak memiliki wakil di perempat final. Berikut pertandingan perempat final cabang olahraga soft tenis Asian Games 2018 yang akan dihelat pada Kamis (30/8): Perempat Final Centre Court, Court 1, Court 2, Court 3 (10:00 WIB) 1. Kim Beonjun/Kim Jiyeon (Korea Selatan/A1) vs So Je Il/Kim Mi Hyang (Korea Utara/B1) 2. Yu Kawien/Cheng Chuling (Chinese Taipei/C1) vs Masuda Kento/Kuroki Rurika (Jepang/D1) 3. Leampriboon Chaiwit/Bunteng Thatdao (Thailand/E1) vs Uematsu Toshiki/Hayashida Riko (Jepang/F1) 4. Kuo Chenchun/Kuo Chinchi (Chinese Taipei/G1) vs Kim Kisung/Mun Hyegyeong (Korea Selatan/H1) Semifinal Centre Court, Court 1 (11:00 WIB) Final Centre Court (13:30)

(Asian Games 2018) Ini Tulisan Presiden di Akun Twitternya Soal Prestasi Pesilat Hanifan

$
0
0
CABANG pencak silat mempersatukan dua tokoh politik  yang akan bersaing dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Dua tokoh yang dipersatukan itu adalah Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Presiden Joko Widodo ditemani Wapres Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Puan Maharani, Ketua Kontingen Indonesia (Cdm) Syafruddin, dan Ketua PDI P Megawati Soekarno Putri. Jokowi beserta rombongan duduk berdampingan dengan Prabowo Subianto selaku Pencak Silat Indonesia (IPSI). Saat pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah dinyatakan menang oleh juri dan berhak atas medali emas, dirinya langsung menyalami para pejabat yang hadir, termasuk Jokowi serta Prabowo. Hanif, Jokowi, dan Prabowo langsung berpelukan dengan balutan bendera Merah Putih. Seperti diketahui, Hanifan Yudani Kusumah mempersembahkan medali emas dalam nomor putra 55 hingga 60 kg, usai mengelahkan wakil Vietnam Thai Linh Nguyen. "Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, sore tadi. Begitu dinyatakan sebagai peraih medali emas kelas C setelah menundukkan Nguyen Thai Linh asal Vietnam, pesilat putra Hanifan Yudani Kusumah merayakan kemenangannya dengan berlari keliling arena lalu naik ke tribun penonton tempat saya duduk bersama Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia, Bapak Prabowo Subianto. Kami bertiga, Hanifan, saya dan Pak Prabowo pun berpelukan dalam selubung Merah Putih," cuit Jokowi."Selamat untuk Hanifan, seluruh atlet pencak silat Indonesia, pelatih dan jajaran pengurus, yang mempersembahkan 14 medali emas untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Dengan perolehan medali 30 emas, 22 perak, dan 35 perunggu sampai hari ini, Indonesia berada di posisi keempat, sebuah pencapaian baru yang menjadi sejarah bagi dunia olahraga negeri ini," sambung Jokowi. Dengan begitu, pencak silat pada hari ini menyumbangkan enam medali emas. 14 secara total dari pencak silat dari 30 medali kontingen Indonesia. Total Indonesia sudah memperoleh total 88 medali terdiri dari 30 Emas, 22 Perak dan 36 Perunggu.

(Asian Games 2018) Kontingen Indonesia Bisa Bertahan di 10 Besar Hingga Asian Games Usai

$
0
0
KONTIGEN Indonesia berhasil menambah enam medali emas pada hari ke-11 pelaksanaan Asian Games 2018 sehingga pada Kamis pagi total diperoleh 30 medali emas, 22 perak dan 36 perunggu. Saat ini posisi Indonesia dalam daftar perolehan medali kokoh berada di posisi keempat, di bawah China (102-67-50), Jepang (51-47-63), dan Korea Selatan (37-42-50). Indonesia berhasil mempelebar jarak dengan urutan kelima Iran (19-16-17) menjadi 11 emas dari sebelumnya, Rabu pagi, tujuh emas, karena Iran hanya mampu menambah dua medali emas. Sementara selesih dengan urutan ketiga, Korsel, Indonesia memperkecil jarak dari sebelumnya delapan medali emas menjadi tujuh medali emas. Pada hari ini akan diperebutkan sebanyak 34 medali emas yang disediakan pada pertandingan final dari 11 cabang olahraga. Cabang olahraga atletik menjadi cabang yang paling banyak memperebutkan medali emas yakni 10 medali emas, kemudian diikuti oleh kano/kayak sprint sebanyak enam medali emas, dan judo sebanyak lima medali emas. Berikut perolehan medali Asian Games 2018 hingga Kamis pagi:   Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total 1 China 102 67 50 219 2 Jepang 51 47 63 161 3 Korea Selatan 37 42 50 129 4 Indonesia 30 22 36 88 5 Iran 19 16 17 52 6 Chinese Taipei 13 17 21 51 7 Korea Utara 12 8 11 31 8 India 11 20 23 54 9 Uzbekistan 11 16 16 43 10 Thailand 9 13 36 58 11 Bahrain 9 3 6 18 12 Kazakhstan 8 9 33 50 13 Vietnam 4 15 13 32 14 Hong Kong 4 12 17 33 15 Malaysia 4 11 9 24 16 Qatar 4 3 3 10 17 Philipina 4 0 13 17 18 Uni Emirat Arab 3 6 3 12 19 Singapura 3 4 10 17 20 Mongolia 3 3 6 12 21 Kyrgyzstan 2 6 10 18 22 Yordania 2 1 8 11 23 Kuwait 2 1 1 4 24 Kamboja 2 0 1 3 25 Arab Saudi 1 2 1 4 26 Makau 1 2 1 4 27 Iraq 1 2 0 3 28 Lebanon 1 1 2 4 29 Korea Bersatu 1 0 2 3 30 Laos 0 2 2 4 31 Tajikistan 0 2 0 2 32 Turkmenistan 0 1 2 3 33 Nepal 0 1 0 1 34 Pakistan 0 0 3 3 35 Afganistan 0 0 2 2 36 Myanmar 0 0 2 2 37 Suriah 0 0 1 1 38 Banglades 0 0 0 0 39 Bhutan 0 0 0 0 40 Brunei 0 0 0 0 41 Maladewa 0 0 0 0 42 Oman 0 0 0 0 43 Palestine 0 0 0 0 44 Sri Lanka 0 0 0 0 45 Timor Leste 0 0 0 0 46 Yaman 0 0

Linares Tarung di Kelas Ringan Super Lawan Mares, 29 September

$
0
0
JORGE ‘El Nino de Oro’ Linares (44-4. 27 KO), mantan raja kelas ringan (61,23kg), akan kembali naik ring melawan Abner ‘Pin’ Cotto (23-3, 12 KO) di pentas Golden Boy Fight Night di Fantasy Springs Resort Casino, Indio, California, 29 September. Namun, kali ini, ia akan bertarung di kelas baru, ringan super  (63,5kg). Duel Linares dan Mares ini jadi partai utama Golden Boy Fight Night dan akan disiarkan langsunng melalui Facebook  Watch di AS dan secara global melalui Golden Boy Fight Night Page.

[Asian Games 2018] Curahan Hati Wewey Wita Setelah Jatuh Bangun Selama 15 Tahun

$
0
0
WEWEY Wita merebut emas ke-14 cabang olahraga pencak silat di Asian Games setelah mengalahkan atlet Vietnam, Thi Tgen Tran di final kelas B (-55kg) di Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (29/8). Berikut curahan hatinya selama menggeluti pencak silat. Aku seorang perempuan. Aku berdarah Tionghoa dan papaku warga negara Singapura. Aku bertarung untuk Indonesia. Ada sebuah streotipe di negara ini bahwa orang-orang Tionghoa pasti mapan dan berada. Tentu saja itu omong kosong. Percayalah, jika situasi ekonomi setiap keluarga ibarat garis start bagi anak-anak yang terlahir darinya, aku mulai jauh, jauh, dari belakang. Pada mulanya keluarga kami berkecukupan. Namun, suatu ketika Papa, yang berbisnis kayu, ditipu rekannya sendiri. Hidup seketika jadi bak abu di atas tanggul. Segalanya goyah, lalu ambruk. Bank menyita rumah, mobil, dan harta lainnya. Hidup di kota semakin menekan. Kemiskinan mendesak kami ke tepi. Papa memboyong seluruh keluarganya ke kampung halaman Mama di Ciamis. Tinggal di kota kecil tak serta merta membuat hidup kami membaik. Papa enggan menumpang di rumah nenek karena ia enggan jadi beban. Ia ingin mandiri walau sulit. Kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Papa dan Mama mencoba bangkit berkali-kali, mulai dari berjualan bakso hingga barang-barang kelontong. Kami berdiri, jatuh, berdiri lagi, jatuh lagi. Utang membengkak. Kami bahkan tak sanggup menanggung biaya keperluan sehari-hari seperti beras, minyak, gula dan lain-lain. Suatu kali listrik rumah kami diputus karena pembayaran terlalu lama ditunggak. Bermalam-malam gelap gulita. Untuk mengecas ponsel Papa, satu-satunya alat komunikasi kami, aku terpaksa menumpang di rumah tetangga.  “Memang listrik punya nenek moyang lu?” Bentakan itu akan selalu tergiang dalam kepalaku. Papa bernama asli Yeo Meng Tong. Ketika ia masih berduit, orang-orang memanggilnya Mr. Tong dengan lagak manis. Begitu kami kere, orang enteng saja menyapanya Atong. Terkadang malah Otong. Itu membuatku jengkel. Kau tahulah, itu nama yang sering diberikan laki-laki buat alat kelaminnya sendiri. Bagaimana pun, aku selalu merasa beruntung memiliki Papa yang tangguh dan penyabar. Dia tak pernah menyuruh istri atau anak-anaknya bekerja buat meringankan bebannya. Bahkan hal-hal sepele seperti menyapu, mengepel, atau mencuci piring, sering ia lakukan sendiri. Aku pernah memergokinya berkata, dengan mesra, kepada Mama: “Biar Papa saja.” Papa adalah pemimpin keluarga kami, dan ia mengerti bahwa pemimpin sejatinya ialah pelayan. Papa tak banyak bicara. Dia selalu memberi contoh dengan tindakan. Sifat konsekuen papa mulai kutiru sejak aku kecil. Sedari dulu aku sudah menyadari aku harus punya andil dalam keluarga ini. Sejak kecil aku terbiasa bergaul dengan laki-laki. Aku jago bermain kartu dan gundu. Jika menang, gundu dan kartu mereka yang kumenangkan bisa kujual kembali. Uangnya kuserahkan ke Mama. Itu bukan satu-satunya trik yang kupunya buat mencari uang. Bukan, bukan beternak tuyul. Dulu, ada snack berharga Rp500 yang kadang berisi hadiah uang Rp.5,000. Di warung langgananku, satu demi satu bungkus snack itu kukocok, kutimbang, kudengarkan bunyinya. Kalau cocok, aku ambil. Jika tidak, dengan polosnya aku akan berlalu meninggalkan penjaga warung yang cemberut karena barang dagangannya aku acak-acak. Konyol, jelas. Naif, mungkin. Tapi kisah itu benar belaka. Saat aku lahir, Papa menamaiku Yeo Chuwey. Dalam bahasa Indonesia, artinya cukup keren: nomor satu yang paling bersinar. Sayang, kegaduhan politik di Indonesia waktu itu membuat Papa berpikir nama Tionghoa hanya akan membuat hidupku makin sulit. Maka, di akta kelahiranku tertera nama utama yang “lebih Indonesia”: Wewey Wita. Sampai di sini, setelah mengetahui latar belakang keluargaku, kau mungkin mengira aku seorang atlet badminton, wushu, kungfu, basket, bridge, atau olahraga-olahraga yang telanjur lekat dengan etnis Tionghoa. Salah, aku adalah seorang pesilat. Pencak silat cenderung lebih dekat dengan identitas keindonesiaan yang dibatasi pada satu entitas yakni etnis Melayu. Berkulit coklat, bukan kuning. Tentu pencak silat sendiri tak melahirkan sekat-sekat itu. Pembatasan, kukira, hanya ada dalam kepala kita. Pencak silat, seperti Indonesia, memeluk siapa saja yang mencintainya, termasuk aku. Aku sendiri tak menyangka silat bisa jadi bagian dari hidupku. Memang semasa kecil aku biasa bermain dengan anak lelaki dan ikut beragam ektrakurikuler olahraga, mulai dari voli dan basket hingga karate dan taekwondo. Mama selalu memaksaku menampakkan sisi feminin, sampai-sampai dia pernah memaksaku ikut lomba peragaan busana yang diadakan Radio Pitaloka, stasiun radio terkenal di Ciamis. Aku terpilih sebagai juara 2. Tetapi aku tak peduli. Buatku, berlenggak-lenggok itu tak nyaman. Kurasa bakatku memang olahraga. Semua guru olahraga mengenalku. Dalam berbagai kejuaraan olahraga antar sekolah, namaku selalu muncul dan mereka banggakan. Lalu, terjadilah sesuatu yang mengubah hidupku. Dalam sebuah pesta perpisahan kakak kelas, seorang guru mendatangiku. Dengan enteng dia bilang: “Wewey, Bapak udah daftarin kamu, ya. Uang pendaftaran sudah masuk. Dua hari lagi pertandingan.” Tentu aku terbelalak. “Tanding apa, Pak?” kataku. “Silat.” Aku bingung. Mau membantah takut durhaka. Tapi kalau harus mengembalikan uang pendaftaran, aku tak tahu harus mencari ke mana. Dengan terpaksa, aku menurut. Hanya ada dua hari untuk belajar. Dan yang lebih ajaib, guru itu hanya mengajariku etiket masuk gelanggang, salam kepada wasit, dan hal-hal sepele lainnya. Sama sekali tak ada teknik pertarungan. Dan, oh, untuk kejuaan pertamaku itu, meski masih kelas 4 SD, berat badanku  melewati ambang batas yang ditentukan. Maka, aku diturunkan melawan anak-anak SMP. Takut? Jelas. Musuhku adalah atlet-atlet pencak yang punya jam terbang, sedangkan aku cuma berlatih memberi salam selama dua hari. Aku menang dengan skor 3-2 dalam pertandingan pertamaku berkat teknik tendangan karate. Tendang, tendang, dan tendang. Aku gagal menjadi juara umum, namun saat juara terbaik diumumkan, namaku disebutkan di podium. Sejak saat itulah aku diminta guru-guru menggeluti pencak silat secara serius. Popwilnas. Popda. Popnas. Satu demi satu kejuaraan berjenjang untuk pelajar itu kuikuti. Seperti aku jelaskan di awal, hidupku penuh paradoks. Dan itu terjadi lagi di kejuaraan senior pertamaku, saat membela Kabupaten Ciamis di ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda). Dalam sebuah kompetisi, lazimnya kasus pencurian umur terjadi saat si atlet mengurangi umur jagar tak melebihi batasan. Aku malah sebaliknya. Waktu itu, atlet Porda harus berusia 17-35 tahun, sedangkan aku baru 14 tahun. "Kalau kamu siap, gampang, semuanya bisa diurus," kata pelatih kepadaku. Saat itu, aku tak begitu paham dan peduli apakah yang kulakukan benar. Yang kuinginkan hanya ikut kejuaraan dan berprestasi. Lagi pula, kita sama-sama tahu, sulap-menyulap bukan hal yang aneh di negara ini. Aku memenangkan emas. Kabar soal pencurian umur yang kulakukan pun bocor dan jadi perbincangan. Namun, orang-orang sepertinya malah bangga sebab seorang atlet berusia dini mampu mengalahkan atlet-atlet yang lebih senior. Emas Porda itu semestinya berarti bonus Rp10 juta untukku, tetapi yang kuterima hanya Rp7,5 juta—kukira aku tak perlu menjelaskan kepadamu bagaimana itu bisa terjadi. Aku tak mempermasalahkan hakku yang raib, lagi pula Rp7,5 juta bagi seorang anak SMP sepertiku saat itu sudah teramat besar. Dari titik itulah karierku sebagai atlet pencak silat melejit. Aku bergabung dengan PPLP di Bandung. Selain Papa dan Mama, aku beruntung memiliki kakek dan nenek yang amat berjasa ketika aku meniti karier di Bandung. Meski sulit, mereka selalu memaksaku menerima uang pemberian mereka, yang aku tahu didapat dengan susah payah. Saat di Bandung, aku kadang tak bisa makan dengan lahap. Apakah keluarga di Ciamis sudah makan atau belum? Aku merasa telah meninggalkan keluargaku dalam situasi sulit. Namun, pilihan pelik merantau ke Bandung harus kuambil. Hanya dari sanalah aku bisa berharap membantu Mama, Papa, dan lima adikku menyambung hidup dengan uang saku dan bonus kemenanganku di pelbagai kejuaraan. Jika boleh jujur, aku sebenarnya sudah letih. 15 tahun aku bertarung, bertarung, bertarung. Aku sadar bahwa menjadi atlet bukan jaminan pasti untuk masa depan—ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang. Namun, di sisi lain, kerja belum selesai, belum apa-apa. Aku akan berhenti hanya jika sudah memberikan prestasi terbaik bagi bangsaku, negaraku: Indonesia

(Asian Games 2018) Pelari Jepang Raih Emas Jalan Cepat 50 Km

$
0
0
JEPANG menambah perolehan medali emas setelah atletnya Katsuki Hayato meraih posisi pertama nomor jalan cepat 50 km putra yang berlangsung di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/8)pagi. Katsuki meraih waktu 4 jam, 3 menit dan 30 detik. Medali perak diraih atlet China, Wang Qin dengan mencatatkan waktu 4 jam 6 menit dan 48 detik. Medali perunggu diraih atlet Korea Selatan, Hyunmyeong Joo dengan mencatatakan waktu 4 jam, 10 menit, 21 detik. Dalam perlombaan tersebut dua atlet didiskualifikasi yaitu Park Chilsung (Korea Selatan) dan Sandeep Kumar (India). Rute jalan cepat 50 km putra dimulai dari Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), menuju lampu merah Lapangan Tembak, kemudian menuju Golf Senayan, dan berakhir di Stadion Madya GBK.

Duel Ryota Murata Vs Robert Brant DIpastikan 20 Oktober di Vegas

$
0
0
RYOTA Murata, petinju kebanggaan Jepang menyusul sukses emasnya di Olimpiade London 2012, akan bertarung kali kedua mempertahankan gelar kelas menengah WBA regular (WBA super dipegang Gennady Golovkin) melawan Rob ‘Bravo’ Brant di Park Theater di Las Vegas, 20 Oktober. Duel digelar Top Rank, berendeng dengan Teiken Promotions dan Greg Cohen Promotions. “Senang sekali bisa mementaskan juara kelas menengah Ryota Murata di Park Theater,” kata CEO Top Rank, Bob Arum. “Ia salah satu bintang olahraga terdepan di Jepang, dan fan-nya akan datang untuk memberikan dukungan di Las Vegas.”“Adalah impian setiap petinju untuk bertarung di Las Vegas sebagai partai utama dan ini impian yang jadi kenyataan,” kata Murata. “Rob Brant lawan yang pintar dan saya akan siapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadirkan penampilan hebat untuk semua fan di Las Vegas. Saya baru saja memulai sebagai juara dunia.”“Saya senang sekali akan bertarung melawan Ryota Murata. Pertarungan ini ada dalam benak saya sejak ia bertarung dengan Hassan N’Dam,” kata Brant. “Tanpa mengurangi rasa hormat saya atas segala pencapaian prestasinya, saya siapkan segala alat untuk mengalahkannya. Ini bukan sekadar impian jadi juara dunia, tapi juga karena kami bertarung di tempat luar biasa. Saya tak memandang enteng lawan. Ini kejuaraan dunia dan refleksinya dapat Anda saksikan pada 20 Oktober.” Murata (14-1, 11 KO) memang salah satu bintang yang sangat bersinar di Jepang. Ia meraih emas Olimpiade London 2012 dan bertarung kali pertama di arena pro di Thomas & Mack Center pada November 2015 ketika ia menang angka atas Gunnar Jackson. Murata mengalami satu-satunya kekalahan di Ariake Colosseum, Mei 2017. Berhadapan dengan N’Dam untuk perebutan gelar lowong kelas menengah WBA regular, Murata kalah angka split. Lima bulan kemudian, dalam rematch, ia menghentikan N’Dam di ronde 7. Pada pertarungan pertama mempertahankan gelar, April 2018 di Yokohama, ia menghentikan Emanuele Blandamura yang notabene mantan juara menengah Eropa, di ronde 8. Kabarnya, 17 juta orang menyaksikan duel ini di layar kaca Jepang.  Brant (23-1, 16 KO), petinju Minnesota, AS, beralih ke pro pada 2012. Prestasi amatirnya, antara lain juara Sarung Emas AS 2010. Ia menyandang gelar kelas menengah NBA pada Januari 2016 melalui sebuah pukulan yang membuat KO DeCarlo Perez. Mencoba peruntungan di kelas menengah super, ia kalah angka dari mantan juara kelas berat ringan Juergen Braehmer. Turun kembali ke kelas menengah, ia terakhir meng-KO Colby Courter pada Maret 2018. So, duel Murata-Brant bisa jadi sangat menarik.

(Asian Games 2018) CdM: Indonesia Lobi Tuan Rumah 2022 Agar Silat Dipertandingkan

$
0
0
KOMANDAN Kontingen (Chef de Mission/CdM) Indonesia dalam Asian Games 2018 Komjen Pol. Syafruddin meyakini cabang pencak silat masih akan dipertandingkan dalam Asian Games 2022 di Hangzhou, China."Sudah ada harapan dan titik terang, sudah ada pembicaraan antara Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Kita tunggu beberapa hari lagi," kata Syafruddin dalam jumpa pers di Pusat Layanan Media (Main Press Center) Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu malam. Syafruddin mengatakan cabang lain yang juga masih diperjuangkan Indonesia agar tetap dipertandingkan dalam Asian Games 2022 adalah cabang panjat tebing. "Pencak silat itu aturannya sangat terkendali melalui media elektronik berupa rekaman pertandingan. Saya mengikuti pertandingan pencak silat selama empat hari, semua terekam. Jika ada peserta yang protes, kita hanya perlu memutar lagi videonya," kata Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu. Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia itu berharap pencak silat dapat menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade. "Apa yang telah dicapai pada cabang non-Olimpiade, seluruh pemangku kepentingan harus berjuang agar cabang non-Olimpiade masuk Olimpiade. Ada 52 negara yang mempunyai pengurus cabang pencak silat, kenapa tidak pencak silat masuk Olimpiade?" ujarnya. Pada cabang pencak silat Asian Games 2018, Indonesia meraih 14 medali emas dan satu medali perunggu. Indonesia hanya kehilangan peluang medali emas cabang pencak silat pada nomor tanding putra kelas F (70-75kg) dan tanding putra kelas J (90-95kg).  

(Asian Games 2018) Steven Musa Bangga Perjuangan Atlet Indonesia

$
0
0
ANGGOTA Komisi E DPRD DKI Jakarta Steven Setiabudi Musa, bangga dengan kerja keras atlet Indonesia di Asian Games 2018. Sepanjang 12 hari pelaksanaan Asian Games 2018, terhitung sejak 19 Agutus, hingga hari ini, Kamis (30/8), tidak ada hari tanpa atlet Indonesia meraih medali.  Atlet-atlet terbaik bangsa telah mampu membawa Indonesia berdiri kokoh di peringkat keempat klasemen perolehan medali dengan total 89. Rinciannya, 30 medali emas, 22 perak, dan 37 perunggu. Padahal, sejak awal Indonesia hanya memasang target untuk bisa mengantongi 20 medali emas agar bisa menduduki 10 besar."Ya, pertama-tama tentulah ucapan selamat dan apresiasi tinggi patut disampaikan kepada para atlet-atlet terbaik Indonesia yang telah berjuang keras untuk mengharumkan nama bangsa di Panggung Olahraga Akbar Benua Asia ini," kata Steven Musa, Kamis siang di kantornya. Steven Musa mengaku sulit melukiskan dengan kata-kata saat mendengar kumandang lagu 'Indonesia Raya'. Matanyanya berbinar melihat dalam tayangan televisi ada tetes-tetes air mata. "Ada atmosfir kebanggaan, nuansa meningkatnya kecintaan pada tanah air, dan keharuan melihat keberhasilan dari perjuangan atlet-atlet terbaik ini terasakan setiap hari, karena memang tiada hari tanpa pencapaian prestasi dari mereka," bebernya. Lebih lanjut, dikatakan Steven Musa, prestasi yang diraih oleh atlet-atlet Indonesia merupakah sebuah kado indah dari Tuhan kepada bangsa Indonesia. Karena, sebagai satu kesatuan, para atlet tak pernah berjuang sendiri. "Ada doa seluruh masyarakat Tanah Air. Tuhan selalu punya cara aneh untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada kerja keras dan pengorbanan yang sia-sia," ucap politisi PDI Perjuangan yang belasan tahun sebelumnya menekuni profesi sebagai wartawan olahraga di 'Suara Pembaruan' itu. Sebelum Asian Games 2018 berguilir, Indonesia ingin memperbaiki peringkat ke-17 yang diraih pada klasemen akhir Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Kala itu, tim Merah Putih berada di posisi ke-17 dengan raihan 4 medali emas, 5 perak dan 11 perunggu. Target besarnya adalah finis di 10 besar klasemen akhir Asian Games 2018. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia sendiri setidaknya harus bisa mengantongi 20 medali emas. Sejak awal cabor yang diharapkan mampu memproduksi medali emas adalah cabor-cabor yang sudah mampu bersaing di level Asia dan internasional, seperti bulu tangkis, dayung, karate, panjat tebing, dan pencak silat.  Hanya saja, Steven Musa tak menyangka jika hampir separuh dari perbendarahaan medali kontingen Indonesia disumbangkan 'pendekar-pendekar sakti' di Padepokan Pencak Sllat Taman Mini Indonesia Indah. Dari 16 medali emas yang dialokasikan di cabor tradisional Indonesia ini, 14 di antaranya direnggut para pendekar silat Indonesia. "Sangat luar biasa, siapa pun mungkin tidak ada yang menduganya. Hebat!," puji Steven Musa.

Abner Mares Benar-benar Ingin Tarung Lawan Gervonta Davis

$
0
0
ABNER Mares (31-3-1, 15 KO), mantan pemegang tiga gelar dunia, mengaku sangat termotivasi naik kelas dan bertarung melawan raja kelas bulu super WBA Gervonta Davis (20-0, 19 KO). Sejauh ini, belum ada deal mengenai duel itu. Tahapnya masih berupa wacana. Floyd Mayweather Jr, promotor Davis, juga mengaku tertarik menyandingkan dan menandingkan kedua petinju. Robert Garcia, pelatih Mares, juga sudah bicara mengenai duel  itu kepada sang petinju. Tingkatnya tinggal bagaimana menjadikan duel ini benar-benar terlaksana, meski Mares sendiri jadi underdog. “Saya sudah bicara kepada Mares, ia sudah mulai berlatih dua pekan lalu dan sangat termotivasi melawan Gervonta. Ini duel berat. Tapi, seperti Mike (Garcia), ia petarung dan siap menghadapi tantangan terberat. Mereka ingin meraih apa yang orang lain kemustahilan,” kata Robert kepada ESPN Deportes. Mares baru saja kalah angka dalam rematch melawan Leo Santa Cruz, 9 Juni 2018, di Los Angeles. Davis bertarung kali terakhir pada April 2018, ketika ia menghentikan Jesus Cuellar di ronde 3 di Brooklyn. Cuellar tiga kali nyungseb pada duel ini. Pada duel Desember 2016, Cueller kalah angka dari Mares. Davis sendiri menghentikan semua lawan dalam empat tahun terakhir, termasuk petinju yang kini jadi juara kelas ringan WBO, Jose Pedraza.

(Asian Games 2018) Lolos ke Semifinal, Sunan Agung Bertekad Cetak Sejarah

$
0
0
"TETAP semangat dan jangan pernah menyerah. Raihlah prestasi puncak di Asian Games XVIII dan kibarkan Merah Putih. Doa mama akan selalu menyertaimu nak.” Pesan dari ibunya, Maryam Ahmad itu selalu diingat petinju Sunan Agung Amoragam setiap mau naik ring.“Perhatian dan dukungan dari kedua orang tua  sangat besar terhadap saya menjadi petinju. Dan, mama selalu memberikan pesan tetap semangat dan jangan pernah menyerah saat tampil di atas ring. Makanya, saya ingin memberikan prestasi terbaik sebagai hadiah bagi mereka yang saya sayangi,” kata Sunan Agung saat dihubungi melalui telepon selular, Kamis (30/8).  Ya, kini Sunan memang sedang merancang hadiah terbaik buat keduanya. Apalagi, pemuda kelahiran Ternate, Maluku Utara, 9 Oktober 1997 ini sudah meraih tiket ke babak semifinal kelas bantam cabang olahraga tinju Asian Games XVIII. “Saya akan berjuang maksimal untuk mengambil hadiah istimewa itu. Hanya tinggal dua langkah lagi hadiah itu saya dapatkan. Semangat saya semakin tinggi karena tampil disaksikan langsung kedua orang tua,” kata lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bercita-cita menjadi Pegawai Negei Sipil ini.  Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Amoragam HI Hamzah dan Maryam Ahmad ini memang tinggal dua langkah lagi menuju ke tangga juara. Langkah pertama, dia harus menaklukkan petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov pada pertandingan semifinal di Hall C JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (31/8). “Saya kenal gaya bertinju Mirazizbek karena pernah menjadi sparring partner saat menjalani Trainnng Camp di Ukraina. Dan, saya bisa membaca pergerakannya. Insya Allah, saya bisa meraih kemenangan untuk tampil di final,” kata Sunan Agung yang mengidolakan petinju juara dunia di lima kelas, Floyd Mayweather dan Vasyl Lomachenko (juara dunia kelas ringan WBA dan WBO).  Dari keluarga Amoragam, Sunan yang mengenal tinju sejak 2012 itu bukan satu-satunya yang menjadi petinju. Abangnya, Wawan Darmawan merupakan peraih medali perunggu kelas layang pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016.   Begitu ditanyakan tentang target selanjutnya usai Asian Games XVIII, Sunan dengan enteng menjawab, “Saya akan berusaha untuk bisa tampil pada SEA Games Philipina 2019 dan Olimpiade Tokyo 2020.” Bio Data   Nama Lengkap : Sunan Agung Amoragam Tempat/Tanggal Lahir : Ternate, 9 Oktober 1997 Pendidikan : SMK Ibu : Maryam Ahmad Ayah : Amoragam HI Hamzah Posisi : Anak kedua dari lima bersaudara  Prestasi  2013: Emas Kejurnas Tinju PPLP di Maluku Utara 2014: Emas dan Terbaik Kejurnas Tinju Junior di Tangerang  2015: Emas dan Terbaik  Kejurnas Tinju Junior di Maluku Utara 2016: Emas PON Jawa Barat   2017: Emas Internasional Boxing Penang Open  2018: Emas dan Favorit Kejurnas Tinju di Bangka Belitung 2018:  Perunggu King’s Cup Thailand

(Asian Games 2018) INASGOC Bilang Waktu Tempuh Atlet ke Venues 30 Menit

$
0
0
PANITIA penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) mengklaim perjalanan atlet dari Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat menuju arena-arena pertandingan di Jakarta sekitar 30 menit."Sampai saat ini tidak ada satu pun komplain tentang waktu yang kita tempuh dari penginapan khususnya wisma atlet menuju arena-arena pertandingan. Perjalanan relatif sekitar 30 menit," kata Wakil Direktur Departemen Transportasi INASGOC Sudjianto Adji dalam jumpa pers di Pusat Layanan Media (MPC) Asian Games di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis(30/8). Adji mengatakan perjalanan para atlet peserta Asian Games ke-18 dari Wisma Atlet Kemayoran menuju kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta sekitar 23-27 menit. Sedangkan perjalanan para atlet dari Wisma Atlet Kemayoran menuju sejumlah arena pertandingan di luar kawasan GBK seperti GOR POPKI Cibubur, Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan lapangan golf Pondok Indah, sekitar 30-33 menit. Pengaturan perjalanan para atlet peserta Asian Games 2018 di Wisma Atlet Kemayoran menjadi tanggung jawab Walikota Wisma Atlet Kemayoran Yuni Kartika. Yuni mengatakan tugasnya sebagai wali kota Wisma Kemayoran adalah mengatur kamar serta transportasi atlet dan ofisial perserta Asian Games 2018, termasuk ketika ada perubahan kedatangan dan kepulangan ke negara masing-masing peserta. "Kami harus cermat untuk mengatur jadwal kehadiran mereka di sini yang seringkali berubah-ubah, termasuk karena ada kendala dalam penerbangan mereka," kata mantan atlet bulu tangkis tunggal putri. Sementara, Deputi I Bidang Olahraga INASGOC Harry Warganegara meminta para peserta, atlet dan ofisial, agar menggunakan moda transportasi yang aman dan selalu mencatat data perjalanan mereka. "Kami mendapatkan laporan ada atlet dan ofisial yang ditipu sama supir taksi. Mereka diminta membayar harga 10 kali lipat dari harga sewajarnya. Kami menyayangkan karena mereka tidak mencatat nomor telepon taksi yang digunakan," kata Harry. INASGOC, menurut Harry, tidak dapat melakukan investigasi lebih lanjut terhadap supir-supir taksi yang telah menaikkan tarif hingga 10 kali lipat kepada para peserta Asian Games ke-18 itu karena tidak mempunyai data. 

(Asian Games 2018) Ayustina Gagal Amankan Perunggu di Trek

$
0
0
PEBALAP putri Indonesia Ayustina Delia Priatna gagal mengamankan medali perunggu bagi Indonesia dari nomor balapan track 3.000 meter individual pursuit putri Asian Games 2018 di Jakarta International Velodrome, Jakarta, Kamis(30/8). Catatan waktu Ayustina, 3 menit 49,960 detik, dikalahkan oleh pebalap Chinese Taipei, Ting Ying Huang yang melahap balapan sejauh 3.000 meter itu dengan waktu 3 menit 45,449 detik di babak final perebutan tempat ketiga. Sebelumnya, Ayustina lolos ke babak final perebutan tempat ketiga setelah mampu menembus tiga besar klasemen di babak kualifikasi dengan waktu 3 menit 43,387 detik. Sementara itu emas disiplin 3.000 meter individual pursuit putri Asian Games 2018 menjadi milik pebalap Korea Jumi Lee yang memenangi babak final melawan pebalap China Wang Hong dengan melakukan overlap. Hong harus puas dengan medali perak di tempat kedua.

Atlet Binaraga Desi Fatima Jadi Ikon EXP Watch

$
0
0
ATLET binaraga wanita, Desi Fatima menjadi brand ambassador jam tangan mereka Exp Watch yang meluncurkan tujuh koleksi anyar. Varian baru ini ditujukan untuk berbagai kalangan dengan segmentasi berbeda. Misalnya, the new EXP 3008 - World of Modern Classic yang dikenakan Desi Fatimah. Binaraga wanita ini menilai, varian terbaru ini sangat nyaman dipakai. Termasuk, dalam kesehariannya. Maklum, ibu dua anak ini kesehariannya diisi dengan berlatih di gym. "Saya nyaman dengan ini. Elegan modelnya, apalagi memiliki ketahanan dan cocok bagi kita-kita yang berjiwa muda,” kata Fatimah saat ditemui dalam Meet the Expert, Kamis (30/8). Pernyataan dari atlet yang malang melintang dalam kejuaraan nasional ini diamini Brand Activation Exp Watch Kasih Rahma. Menurut wanita murah senyum ini, produk dari perusahaannya memang memiliki banyak segmentasi. “Mulai dari remaja hingga kalangan eksekutif. Harganya pun bervariasi dari Rp 2,4 juta hingga 3,5 juta,” Rahma, mengungkapkan.“Untuk pemakaian berbeda-beda yang tergantung minat. Misalnya, ada yang untuk olahraga ekstreme, lapangan, dan sebagainya,” tambah Creative Head Exp Watch Hendrix. Expwatch merupakan produk keluaran Italia. Di Tanah Air, produk premium ini sudah beredar sejak 2000 silam yang mendapat sambutan hangat masyarakat. “Karena kami selalu menjaga kualitas produk. Termasuk, pada desain dan ketahanan dalam setiap medan,” kata Rahma.

Canelo Siapkan Skenario Kemenangan KO atas Golovkin

$
0
0
SAUL Canelo Alvarez mengakui ada kesalahan dilakukannya pada duel pertama melawan Gennady Golovkin, 16 September 2017. Ia takkan mengulangi kesalahan serupa pada 15 September. Skenario kemenangan KO pun disiapkan. Pada pertarungan pertama, duel berakhir draw kontroversial.  Nah, menurut Canelo, ia akan memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi di duel itu. Duel di T-Mobile Arena itu, katanya, akan berakhir dengan cepat jika Golovkin langsung berani ‘kontak senjata’ secara intens di awal ronde.“Saya sudah tonton duel pertama itu sekitar 10 kali, dan di sana saya temukan sejumlah kesalahan. Saat itu saya menahan pukulan dan tak mengambil keuntungan dengan melakukan counter. Saya akan tambahkan hal itu dalam skenario duel kedua nanti,” kata Canelo.“Setiap kali ada peluang memukul, akan saya lakukan.  Setiap kali menangkis atau menghindari pukulan, saya harus berbalik memukul. Itu yang saya butuhkan dan itu yang akan saya lakukan pada 15 September nanti.”“Setelah duel pertama, kami butuh duel kedua karena berakhir draw. Secara pribadi, saya ingin ini segera berakhir. Saya ingin membuatnya terang benderang siapa yang terbaik di rematch ini.”“Sejak bel pertama berbunyi, saya upayakan kemenangan KO. Itu sebabnya saya berlatih dengan keras dan mempersiapkan mental saya untuk kemenangan KO.”

(Asian Games 2018) Tim Estafet Pecahkan Rekornas & Raih Perak

$
0
0
TUAN rumah Indonesia gagal melanjutkan tradisi emas pada hari ke-12 penyelenggaraan Asian Games 2018, namun ada catatan emas yang ditorehkan para sprinter putra di lintasan atletik Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/8)malam.      Kuartet pelari Indonesia yang terdiri dari Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara berhasil finis kedua pada final lomba lari nomor 4x100 meter estafet putra dengan catatan waktu 38,77 detik dan meraih medali perak.      Mereka tertinggal 0,61 detik dari tim Jepang yang mencatat waktu tercepat 38,16 detik. Sedangkan posisi ketiga ditempati China dengan catatan waktu 38,89 detik.      Kendati hanya finis kedua, namun keberhasilan itu disambut meriah ribuan penonton yang menyaksikan langsung final di Stadion GBK, layaknya atlet yang memperoleh medali emas.      Bukan apa-apa, medali perak nomor 4x100 meter estafet putra menjadi yang kedua diraih Indonesia di ajang Asian Games, setelah yang pertama tahun 1966 atau 52 tahun silam.      Apalagi, para sprinter Indonesia mampu mendahului China, tim yang lebih diunggulkan dan diperkuat Su Bingtian yang beberapa hari sebelumnya memecahkan rekor Asian Games untuk nomor sprint 100 meter.    Pelatih atletik Indonesian untuk nomor estafet, Eni Nuraini, mengungkapkan, salah satu kunci sukses anak didiknya bisa finis kedua terletak pada teknik pertukaran tongkat antarpelari yang berjalan dengan baik. "Rahasianya di pertukaran tongkat," katanya.      Eni tidak pernah memprediksi Fadlin dan kawan-kawan bisa memperoleh medali emas, tetapi sangat yakin mereka memperoleh salah satu medali di nomor estafet jarak pendek ini.     "Terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat," kata Lalu Muhammad Zohri, pelari kedua di tim estafet putra tersebut.      Medali perak nomor estafet putra ini menjadi perak kedua yang diraih tim atletik Indonesia pada Asian Games 2018. Medali perak pertama disumbangkan Emilia Nova dari nomor lari gawang 100 meter gawang putri pada perlombaan final, Minggu (26/8).      Hingga berakhirnya perlombaan atletik yang memperebutkan sebanyak 48 medali emas, Indonesia secara keseluruhan berada di posisi ke-13 dengan raihan dua perak dan satu perunggu.      Juara umum atletik direbut China dengan mengumpulkan 12 emas, 12 perak dan 9 perunggu, disusul Bahrain (12-6-7), India (7-10-2), Jepang (6-2-10), dan Qatar (4-2-1).      Sepanjang pertandingan hari ke-12 Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, tuan rumah Indonesia hanya mampu menambah satu perak (atletik) dan satu perunggu dari cabang olahraga dayung nomor kano ganda putri 500 putri melalui pasangan Andriyani Riska/Meni Nur.      Duta olahraga tim Merah Putih yang berlaga di cabang olahraga balap sepeda track, senam trampolin, loncat indah, berkuda, judo, dan kurash tidak mampu menyumbangkan medali.      Kendati tidak menambah medali emas, posisi kontingen Indonesia dalam daftar perolehan medali masih aman di urutan keempat dengan 30 emas, 23 perak dan 37 perunggu. Posisi ini kemungkinan besar tetap aman hingga akhir perhelatan Asian Games, karena Iran yang berada di urutan kelima baru mengumpulkan 19 emas, 19 perak dan 20 perunggu.      Sementara tiga "raksasa" olahraga di Asia yakni China, Jepang dan Korea Selatan masih berada di atas Indonesia. Juara bertahan China dipastikan kembali menjadi jawara dengan koleksi 112 emas, 76 perak dan 53 perunggu, diikuti Jepang (59-49-66) dan Korea Selatan (39-46-56).      Hari ini, atlet-atlet Negeri Tirai Bambu menyabet medali emas, antara lain dari senam trampolin, dayung, atletik, dan loncat indah. Sementara Jepang menambah keping emas melalui cabang andalannya judo, balap sepeda track dan atletik nomor jalan cepat 50 km. Sedangkan Korsel merebut emas bola tangan dan juga balap sepeda track.

(Asian Games 2018) Tim Beregu Squash Gagal ke Semifinal

$
0
0
TIM  Squash Indonesia batal masuk ke semifinal nomor beregu putra, walaupun berhasil unggul 3-0 dari Thailand pada babak penyisihan grup di Stadion Squash, Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis(30/8).  Indonesia hanya mampu meraih satu poin setelah menang dari Thailand, dan kalah dari Qatar (1-2), Singapura (0-3), India (0-3), dan Malaysia (0-3).  Dengan pencapain itu, Indonesia pun bertengger di peringkat kelima, berada satu tingkat di atas Thailand yang menempati posisi terbawah pada daftar klasemen Pool B.  Sementara itu, Malaysia berhasil menduduki posisi puncak klasemen, khususnya setelah unggul dari India 2-1 pada laga terakhir babak penyisihan grup di Lapangan Utama, Stadion Squash, Kompleks Olahraga GBK, Kamis.  Kemenangan Malaysia dari India turut melengkapi catatan sempurna tim putra Negeri Jiran itu yang tidak pernah kalah selama lima kali bertanding pada babak penyisihan. Persis di bawah Malaysia, India menduduki posisi kedua pada daftar peringkat grup Pool B dengan catatan empat kali menang dan satu kali kalah.  Dengan posisi juara dan peringkat kedua grup, Malaysia dan India pun berhasil mengamankan tiket untuk bertanding di babak semifinal yang akan berlangsung Jumat. Sementara itu, Singapura dan Qatar menempati urutan ketiga dan keempat, dan harus puas bermain sampai babak penyisihan, sebagaimana tim dari Indonesia dan Thailand. Meski demikian, kekalahan Indonesia pada babak penyisihan sudah diprediksi oleh pelatih timnas Squash Indonesia Nuryanto.  Ia menjelaskan, banyak pemain dari negara lawan yang sudah masuk daftar peringkat dunia, khususnya versi Asosiasi Pemain Squash Profesional.  Meski demikian, ia menyampaikan, Asian Games 2018 menjadi ajang bagi para pemain timnas untuk menjajal bertanding dengan pemain kelas dunia tersebut. "Asian Games 2018 ini membuka wawasan bagi pemain kita. Walau belum ada pemain timnas yang masuk rangking dunia, kita ternyata masih bisa bersaing dengan mereka," kata Nuryanto saat ditemui di Stadion Squash, Jakarta, Kamis. Dalam laga terakhir tim putra Indonesia melawan Thailand, atlet muda Muhammad Nur Tastaftyan kembali diturunkan pada pertandingan pertama.  Tastaftyan mengawali pertandingan dengan unggul 3-1 (11-9, 11-8, 8-11, 11-7) melawan Nattahkit Jivasuwan. Kemenangan Tastaftyan pada laga pertama dilanjutkan oleh atlet muda Satria Bagus Laksana saat berhadapan dengan Chattaporn Juntanayingyong 3-0 (11-5, 11-5, 11-6).  Walau telah unggul dua pertandingan, wakil terakhir Indonesia Agung Wilant tidak mengendurkan semangatnya untuk bermain maksimal pada laga terakhir melawan Arnold Phatraprasit 3-1 (11-3, 11-7, 6-11, 11-5). 

(Asian Games 2018) Ini Bentuk Dukungan Kepada Skater Malaysia

$
0
0
SKATER asal Malaysia, Fatin Syahirah Roszizi, mendapat kecaman setelah gagal mempersembahkan medali pada Asian Games 2018. Fatin yang turun pada nomor street hanya menempati peringkat kedelapan dengan total nilai 5,4. Hal tersebut membuat Fatin banjir hujatan di media sosial. Prestasi Fatin yang jauh dari kata sempurna membuat warga Malaysia berang. Serangan yang terjadi pada akun Instagram miliknya membuat Fatin akhirnya menghapus semua koleksi fotonya. Ia hanya mengunggah foto bertuliskan "Sorry" dengan lambang bendera Malaysia sebagai latar belakang. Kecaman yang ditujukan kepada Fatin membuat peraih medali perunggu Asian Games 2018, Pevi Permana Putra, turut berkomentar. Skater Indonesia itu menilai Fatin seharusnya mendapat dukungan lebih dari warga negara Malaysia. "Tolong dihargai bagaimana perjuangan atlet mulai dari ikut training center sampai tanding, meninggalkan keluarga, sekolah pekerjaan, itu semua lihatlah. Apalagi seperti Fatin yang baru berusia 16 tahun. Kasihan sekali untuk mentalnya. Harusnya kan didukung, bukan dicerca. Atas nama atlet saya bicara, kami juga tak mau dapat perak atau perunggu," ujar Pevi."Kita maunya ya dapat emas, tapi semua proses berjalan ada yang sesuai target ada yang di luar. Jadi bukan kita mau seperti itu. Coba jadi atlet biar ikut merasakan. Seperti atlet kita Sanggoe Darma Putra juga yang akhirnya hanya meraih medali perak karna kalah beberapa detik. Ya itu bukan maunya Sanggoe. Dia mencoba trik yang lebih baik untuk meraih emas dengan hasil terbaik. Tapi kalau jalannya justru gagal ya apa boleh buat. Atlet sudah berusaha. Hargailah keringat dan jerih patah atlet. Kita juga manusia,” sambungnya. Dukungan juga mengalir dari pelatih skate Indonesia, Yudi Toengkagie, yang mengapresiasi keberanian Fatin tampil pada ajang sebesar Asian Games 2018. "Fatin sudah memberikan yang terbaik. Poinnya adalah dia sudah mau tampil dengan percaya diri. Saya support dia. Dia akan menjadi skater handal. Semua orang pasti belajar, begitu juga dengan skateboarder. Keep skate, Fatin,” ujar Yudi. 

Danny Garcia Tak Terkejut Jika Bisa Meng-KO Shawn Porter

$
0
0
DANNY Garcia (34-1, 20 KO), mantan juara kelas welter junior dan welter, mengancam Shawan Porter. Ia, katanya, tak cuma punya gaya yang bisa membingungkan lawan, tapi juga power untuk menjatuhkan Porter dalam duel perebutan gelar lowong kelas welter, 8 September.  “Begitu Anda berada satu ring dengan saya, Anda takkan sama lagi seperti siapa pun lainnya. Takkan sama seperti yang mungkin Anda harapkan. Saya sudah banyak menjatuhkan lawan dan takkan mengejutkan jika hal yang sama saya lakukan atas Porter,” kata Garcia dalam latihan terbuka baru-baru ini.“Ini kesempatan lagi untuk menjadi juara dunia empat kali. Saya merasa gelar WBC masih jadi milik saya, jadi saya lebih dari siap untuk merenggutnya.” Tapi, Porter, 30 tahun, juga menunjukkan dirinya bukan cuma sangar dengan cambang dan kumisnya dalam duel-duelnya sebelumnya.  Ia selalu tampil solid kecuali ketika kalah angka dari Keith Thurman dan Kell Brook. Kali ini, ia juga akan mendapatkan dukungan punuh dari penonton Barclays Center, Brooklyn, New York, tempat di mana Garcia juga sudah enam kali mentas di sana. Porter naik ring setelah 10 bulan menepi. Ia terakhir naik ring pada Oktober 2017 ketika menang angka atas Adrian Granados. Sementara Garcia menjatuhkan mantan juara kelas ringan WBA, Brandon Rios, Februari 2018.

[Asian Games 2018] Hasil Lengkap

$
0
0
BERIKUT daftar dan data lengkap hasil pertandingan final Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. NO NOMOR/EVENT EMAS PERAK PERUNGGU    ANGGAR (12)     PUTRA   1 Degen Perseorangan Dmitru Alexanin Kazakhstan Park Sang-young Korea Selatan Jing Jin-sun Korea Selatan Koki Kano Jepang 2 Degen Beregu Jepang Koki Kano Kazuyasu Minobe Satoru Uyama Masaru Yamada Cina Dong Chao Lan Minghao Shi Gaofeng Xue Yangdong Kazakhstan Dmitriy Alexanin Elmir Alimzhanov Ruslan Kurbanov Vadim Sharlaimov Korea Selatan Jung Jin-sun Kweon Young-jun Park Kyoung-doo Park Sang-young 3 Floret Perseorangan Huang Mengkai Cina Nicholas Choi Hong Kong Son Young-ki Korea Selatan Cheung Ka Long Hong Kong 4 Floret Beregu Korea Selatan Ha Yae-gyu Heo Jun Lee Kwang-hyun Son Young-ki Hong Kong Cheung Ka Long Nicholas Choi Ryan Choi Yeung Chi Ka Cina Huang Mengkai Li Chen Ma Jianfei Shi Jialuo Jepang Kyosuke Matsuyama Toshiya Saito Takahiro Shikine Kenta Suzumura 5 Sabel Perseorangan Gu Bon-gil Korea Selatan Oh Sang-uk Korea Selatan Low Ho Tin Hong Kong Ali Pakdaman Iran 6 Sabel Beregu Korea Selatan Gu Bon-gil Kim Jun-ho Kim Jung-hwan Oh Sang-uk Iran Mojtaba Abedini Farzad Baher Ali Pakdaman Mohammad Rahbari Hong Kong Cyrus Chang Lam Hin Chung Terence Lee Low Ho Tin Cina Lu Yang Wang Shi Xu Yingming Yan Yinghui    PUTRI   7 Degen Perseorangan Kang Young-mi Korea Selatan Sun Yiwen Cina Vivian Kong Hong Kong Choi In-jeong Korea Selatan 8 Degen Beregu Cina Lin Sheng Sun Yiwen Xu Chengzi Zhu Mingye Korea Selatan Choi In-jeong Kang Young-mi Lee Hye-in Shin A-lam Hong Kong Chu Ka Mong Kaylin Hsieh Vivian Kong Coco Lin Jepang Haruna Baba Shiori Komata Kanna Oishi Ayumi Yamada 9 Floret Perseorangan Jeon Hee-sook Korea Selatan Fu Yiting Cina Sera Azuma Jepang Liu Yan Wai Hong Kong 10 Floret Beregu Jepang Sera Azuma Karin Miyawaki Komaki Kikuchi Sumire Tsuji Cina Chen Qingyuan Fu Yiting Huo Xingxin Shi Yue Korea Selatan Chae Song-oh Hong Seo-in Jeon Hee-sook Nam Hyun-hee Singapura Amita Berthier Melanie Huang Maxine Wong Tatiana Wong 11 Sabel Perseorangan Qian Jiarui Cina Shao Yaqi Cina Kim Ji-yeon Korea Selatan Norika Tamura Jepang 12 Sabel Beregu Korea Selatan Choi Soo-yeon Hwang Seon-a Kim Ji-yeon Yoon Ji-su Cina Ma Yingjia Qian Jiarui Shao Yaqi Yang Hengyu Jepang Chika Aoki Shihomi Fukushima Risa Takashima Norika Tamura Kazakhstan Aibike Khabibullina Tamara Pochekutova Tatyana Prikhodko Aigerim Sarybay   KLASEMEN MEDALI    1 KOREA SELATAN (15) 6 3 6 2 CINA (11) 3 6 2 3 JEPANG (8) 2 0 6 4 KAZAKHSTAN (3) 1 0 2 5 HONG KONG (8) 0 2 6 6 IRAN (2) 0 1 1 7 SINGAPURA (1) 0 0 1   ANGKAT BESI     PUTRA    56kg Om Yun-chol Korut - 287kg Tha ch Kim Tuan Vietnam - 280kg Surahmat bin Suwoto Wijoyo Indonesia - 272kg  62kg Eko Yuli Irawan Indonesia – 311kg Tr?nh Van Vinh Vietnam – 299kg Adkhamjon Ergashev Uzbekistan – 298kg  69kg O Kang-chol Korut – 336kg Doston Yokubov Uzbekistan – 331kg Izzat Artykov Kirgistan – 330kg  77kg Choe Jon-wi Korut – 348kg Kim Woo-jae Korsel – 347kg Chatuphum Chinnawong Thailand – 341kg  85kg Safaa Rashed al-Jumaili Iran – 361kg Jang Yeon-hak Korsel – 360kg Jon Myong-song Korut – 348kg  94kg Sohrab Moradi Iran – 410kg Faris Ibrahim Qatar – 381kg Sarat Sumpradit Thailand – 380kg  105kg Ruslan Nurundinov Uzbeistan – 421k Salwan Jassim Irak – 405kg Ali Hashemi Iran – 403kg  +105kg Behdad Salimi Iran – 461kg Saeid Alihosseini Iran – 456kg Rustam Djangabaev Uzbekistan – 455kg   PUTRI    48kg Ri Song-gum Korut – 199kg Sri Wahyuni Agustini Indonesia – 195kg Thunya Sukcharoen Thailand – 189kg  53kg Hidilyn Diaz Filipina – 207kg Kristina Sermetova Turkmenistan – 206kg Surodchana Khambao Thailand – 201kg  58kg Kuo Hsing-chun Cina Taipei – 235kg Sukanya Srisurat Thailand – 226kg Mikiko Ando Jepang – 218jg  63kg Kim Hyo-sim Korut – 250kg Choe Hyo-sim Korut – 238kg Rattanawan Wamalun Thailand – 225kg  69kg Rim Un-sim Korut – 246kg Hung Wan-ting Cina Taipei – 233kg Mun Yu-ra Korsel – 231kg  75kg Rim Jong-sim Korut – 263kg Omadoy Otakuziyeva Uzbekistan – 237kg Mun Min-hee Korea – 236kg  +75kg Kim Kuk-hyang Korut – 291kg Son Young-hee Korea – 282kg Duangaksom Chaidee Thailand – 280kg  KLASEMEN MEDALI    1 Korea Utara (10) 8 1 1 2 Iran (4) 2 1 1 3 Uzbekistan (5) 1 2 2 4 INDONESIA (3) 1 1 1 5 Irak (2) 1 1 0  Cina Taipei 1 1 0 7 Filipina (1) 1 0 0 8 Korea Selatan (5) 0 3 2 9 Vietnam (2) 0 2 0 10 Thailand (7) 0 1 6 11 Qatar (1) 0 1 0  Turkmenistan (1) 0 1 0 13 Kirgistan (1) 0 0 1   ATLETIK     PUTRA   1 100m Su Bingtian Cina – 9.92 (GR) Tosin Ogunode Qatar – 10.00 Ryota Yamagata Jepang – 10.00 (PB) 2 200m Yuki Koike Jepang – 20.23 (PB) Yang Chun-han Cina Taipei – 20.23 (NR) Salem Eid Yacoob Bahrain – 20.55 3 400m Abalelah Hassan Qatar – 44.89 Muhammed Anas India – 45.69 Ali Khamis Bahrain – 45.70 4 800m Manjit Singh India – 1:46.15 (PB) Jinson Johnson India – 1:46.35 Abubaker Haydar Abdalla Qatar – 1:46.38 5 1.500m Jinson Johnson India – 3:44.72 Amir Moradi Iran – 3:45.62 (SB) Mohammed Tiouali Bahrain – 3:45.88 6 5.000m Birhanu Balew Bahrain – 13:43.17 Albert Kibichii Rop Bahrain – 13:43.76 Tariq Ahmed Al-Amri Arab Saudi – 13:56.49 7 10.000m Hassan Chani Bahrain – 28:35.54 Abraham Cheroben Bahrain – 29:00.29 Zhao Changhong Cina – 30:07.49 8 110m gawang Xie Wenjun Cina – 13.34 (SB) Chen Kuei-ru Cina Taipei – 13.39 (NR) Shuna Takayama Jepang – 13.48 9 400m gawang Abderrahman Samba Qatar – 47.66 (GR) Ayyasamy Dharun India – 48.96 (PB) Takatoshi Abe Jepang – 49.12 10 3,000m haling-rintang Hossein Keihani Iran – 8:22.79 (GR/NR) Yaser Bagharab Qatar – 8:28.21 Kazuya Shiojiri Jepang – 8:29.41 11 4x100m estafet Jepang – 38.16 Ryota Yamagata Shuhei Tada Yoshihide Kiryu Asuka Cambridge Indonesia – 38.77 (NR) Mohd Fadlin Lalu Muhammad Zohri Eko Rimbawan Bayu Kertanegara Cina – 38.89 Xu Haiyang Mi Hong Su Bingtian Xu Zhouzheng 12 4x400m estafet (nama termasuk di babak kualifikasi) Qatar – 3:00.56 AR Abderrahman Samba Mohamed Nasir Abbas Mohamed El Nour Abdalelah Haroun India – 3:01.85 Kunhu Muhammed Ayyasamy Dharun Muhammed Anas Arokia Rajiv Jeevan Karekoppa Suresh Jithu Baby Japan – 3:01.94 Julian Walsh Yuki Koike Takatoshi Abe Shota Iizuka Jun Kimura Sho Kawamoto                13 MARATON Hiroto Inoue Jepang - 2:18:22 El Hassan El-Abbassi Bahrain - 2:18:22 Duo Bujie Cina - 2:18:48 14 20km Jalan Cepat Wang Kaihua Cina – 1:22.04 Toshikazu Yamanishi Jepang – 1:22.10 Jin Xiangqian Cina – 1:25.41 15 50km Jalan Cepat Hayato Katsuki Jepang – 4:03.30 Wang Qin Cina – 4:06.48 Joo Hyun-myeong Korea – 4:10.21 16 Lompat Tinggi Wang Yu Cina – 2.30m Woo Sang-hyeok Korea – 2.28m (SB) Majededdin Ghazali Suriah – 2.24m Naoto Tobe Jepang – 2.24m 17 Lompat Galah Seito Yamamoto Jepang – 5.70m (GR) Yao Jie Cina – 5.50m Patsapong Amsam-Ang Thailand – 5.50 (NR) 18 Lompat Jauh Wang Jianan Cina – 8.24m (GR) Zhang Yaoguang Cina – 8.15m (SB) Sapwaturrahman Indonesia – 8.09m 19 Lompat Jangkit Arpinder Singh India – 16.77m Ruslan Kurbanov Uzbekistan – 16.62 (PB) Cao Shuo Cina – 16.56m 20 Tolak Peluru Tejinder Pal Singh Toor India – 20.75m (GR) Liu Yang Cina – 19.52m Ivan Ivanov Kazakhstan – 19.40m 21 Lempar Cakram Ehsan Hadadi Iran – 65.71m Mustafa Al-Saamah Irak – 60.09m Essa Mohammed Al-Zankawi Kuwait – 59.44m 22 Lontar Martil Ashraf El Selfy Qatar – 76.88m Dishod Nazarov Tajikistan – 74.16m Sukhrob Khodjaev Uzbekistan – 74.06m 23 Lempar Lembing Neeraj Chopra India – 88.06m Liu Qizhen Cina – 82.22 (PB) Arshad Nadeem Pakistan – 80.75m (NR) 24 Dasalomba Keisuke Ushiro Jepang – 7878 Sutthisak Singkhon Thailand – 7809 Akihiko Nakamura Jepang - 7738   PUTRI   1 100m Edidiong Odiong Bahrain – 11.30 Dutee Chand India – 11.32 Wei Yongli Cina – 11.33 2 200m Edidiong Odiong Bahrain – 22.96 Dutee Chand India – 23.20 Wei Yongli Cina – 23.27 3 400m Salwa Naser Bahrain – 50.09 (GR) Hima Das India – 50.79 Elina Mihkina Kazakhstan – 52.63 4 800m Wang Chunyu Cina – 2:01.80 (SB) Margarita Mukasheva Kazakhstan – 2:02.40 Manal el-Bahraoul Bahrain – 2:02.69 5 1,500m Kalkidan Gezahegne Bahrain – 4:07.88 Tigist Gashaw Bahrain – 4:09.12 PU Chitra India – 4:12.56 6 5,000m Kalkidan Gezahegne Bahrain – 15:08.08 Darya Maslova Kirgistan – 15:30.57 Bontu Rebitu Bahrain – 15:36.78 7 10,000m Darya Maslova Kirgistan – 32:07.23 Eunice Chumba Bahrain – 32:11.12 Zhang Deshun Cina – 32:12.78 8 100m gawang Jung Hye-lim Korsel – 13.20 Emilia Nova Indonesia – 13.33 (PB) Lui Lai Yiu Hong Kong – 13.42 (PB) 9 400m gawang Kemi Adekoya Bahrain – 54.48 (GR) Quach Thi Lan Vietnam – 55.30 (NR) Aminat Jamal Bahrain – 55.65 10 3,000m halang rintang Winfred Mutile Yavi Bahrain – 9:36.52 Sudha Singh India – 9:40.03 Nguyen Thi Oanh Vietnam 9:43.83 (NR) 11 4x100m estafet Bahrain – 42.73 (GR/NR) Iman Essa Jasim Edidiong Odiong Hajar Alkhaldi Salwa Eid Naser Cina – 42.84 Liang Xiaojing Wei Yongli Ge Manqi Yuan Qiqi (Huang Guifen) (King Lingwei) Kazakhstan – 43.82 Viktoriya Zyabkina Elina Mikhina Svetlana Golendova Olga Safronova (Rima Kashafutdinova) 12 4x400m estafet India – 3:28.72 Hima Das MR Poovamma Santa Gayakwad VK Vismaya Bahrain – 3:30.61 Aminat Jamal Iman Essa Jasim Edidiong Odiong Salwa Eid Naser Vietnam – 3:33.23 (SB) Nguyen Thi Oanh Nguyen Thi Hang Hoang Thi Ngoc Quach Thi Lan 13 Marathon Rose Chelimo Bahrain - Keiko Nogami Jepang - Kim Hye-song Korea Selatan -  14 20km Jalan Cepat Yang Jiayu Cina – 1:29.15 (GR) Qieyang Shenjie Cina – 1:29.15 (GR) Kumiko Okada Jepang – 1:34.02 15 Lompat Tinggi Svetlana Radzivil Uzbekistan – 1.96m (GR) Nadiya Dusanova Uzbekistan = 1.94m (SB) Nadeshda Dubovitskaya Kazakhstan – 1.84m 16 Lompat Galah Li Ling Cina – 4.60m (GR) Chayanisa Chomchuendee Thailand – 4.30m (PB) Lim Eun-ji Korea – 4.20m (SB) 17 Lompat Jauh Bui Thi Thu Thao Vietnam – 6.55 (SB) Neena Varakil India – 6.51m Xu Xiaoling Cina – 6.50m 18 Lompat Jangkit Olga Rypakova Kazakhstan – 14.26m Parintya Chuimaroeng Thailand – 13.93m Vu Thi Men Vietnam 13.93m (SB) 20 Tolak Pekuru Gong Lijiao Cina – 19.66m Gao Yang Cina – 17.64m Noora Jasim Bahrain – 17.11m 21 Lempar Cakram Chen Yang Cina – 65.12m Feng Bin Cina – 64.25m Seema Antil India – 652.26m 22 Lontar Martil Luo Na Cina – 71.42m Wang Zheng Cina – 70.86m Hitomi Katsuyama Jepang – 62:95m 22 Lempar Lembing Liu Shiying Cina – 66.09m (GR) Lu Huihui Cina – 62.16m Kim Kyung-ae Korea – 56.74m 23 Saptalomba Swapna Barman India – 6026 (PB) Wang Qingling Cina – 5954 Yuki Yamasaki Jepang – 5873 (PB)   CAMPURAN   1 4x400m Bahrain – 3:11.89 (WR) Ali Khamis Kemi Adekoya Salwa Eid Nasser Abubakar Abbas India – 3:15.71 (NR) Muhammed Anas MR Poovamma Hima Das Arokia Rajiv Kazakhstan – 3:19.52 Svetlana Golendova Dmitriy Koblov Elina Mikhina Mikhail Litvin  KLASEMEN MEDALI    1 Cina (33) 12 12 9 2 Bahrain (25) 12 6 7 3 India (19) 7 10 2 4 Jepang (18) 6 2 10 5 Qatar (7) 4 2 1 6 Iran (3) 2 1 0 7 Uzbekistan (4) 1 2 1 8 Kazakhstan (7) 1 1 5 9 Korea Selatan (5) 1 1 3 - Vietnam (5) 1 1 3 11 Kirgistan (2) 1 1 0 12 Thailand (3) 0 2 1 13 Cina Taipei (2) 0 2 0 14 INDONESIA (2) 0 1 1 15 Tajikistan (1) 0 1 0 - Irak (1) 0 1 0 17 Hong Kong (1) 0 0 1 - Korea Utara (1) 0 0 1 - Pakistan (1) 0 0 1 - Suriah (1) 0 0 1 - Kuwait (1) 0 0 1   BALAP SEPEDA     PUTRA    BMX Yoshitaku Nagasako Jepang - I Gusti Saputra Indonesia - Daniel Caluag Filipina -  Mountain Bike:     Cross Country Mao Hao Cina – 1:34:58 Lyu Xianjing Cina – 1:36:02 Kiril Kazantsev Kazakhstan – 1:37:30  Downhill Khoiful Mukhib Indonesia – 2:16.687 Chiang Shengshan Cina Taipei - +1.497 Sukchanya Suebsakun Thailand - + 1.762  Road Race Alexey Lutsenko Kazakhstan – 3:25:25 Fumiyuki Beppu Jepang – sama Navuti Liphongyu Thailand – sama  Individual Time Trial Alexey Lutsenko Kazakhstan – 55:37.13  Muradjan Khalmuratov Uzbekistan -  57:10.52 Fumiyuki Beppu Jepang – 57:19.20  Sprint     Keirin     Omnium     Sprint Beregu     Pursuit Beregu      PUTRI    BMX Zhang Yaru Cina – 39.643 Chutikan Kitwanitsathian Thailand – 40.379 Wiji Lestari Indonesia – 40.788   Mountain Bike:     Cross Country Yao Bianwa Cina – 1:20:17 Li Hongfeng Cina – 1:24:56 Natalie Panyawan Thailand – 1:26:11  Downhill Tiara Andini Prastika Indonesia – 2:33.056 Vipavee Deekaballes Thailand – 2:42.654 Nining Porwaningsih Indonesia – 2:42.664  Road Race Na Ah-reum Korea Selatan – 2:55:47 Pu Yizian Cina – 2:57:07 Eri Yonamine Jepang – sama  Individual Time Trial Na Ah-reum Korea Selatan – 31:57.10 Eri Yonamine Jepang – 31:57.26 Leung Wing Yee Hong Kong – 34:22.15  Sprint     Keirin     Omnium     Individual Pursuit     Sprint Beregu     Pursuit Beregu      BERKUDA (6)   1 Individual Dressage Jacqueline Siu (JC Fuerst on Tour) Hong Kong Qabil Ambak Mahamad Fathil (Rosenstolz) Malaysia Kim Hyeok (Degas K) Korea Selatan 2 Team Dressage Jepang Masanao Takahashi (Fabriano 58) Shunsuke Terui (Alias Max) Kazuki Sado (Djuice) Akane Kuroki (Toots)                Korea Selatan Kim Chun-pil (Dr. Watson 8) Nam Dong-heon (Release) Kim Kyun-sub (Sonn En Schein) Kim Hyeok (Degas K) Thailand Arinadtha Chavatanont (Clapton C) Apisada Bannagijsophon (Samba De Orfeu) Chalermcharn Yotviriyapanit (Jazz Royal 2) Pakjira Thongpakdi (Hispania 7) 3 Individual Eventing    4 Team Eventing    5 Individual Jumping    6 Team Jumping      BISBOL     BOLA BASKET     PUTRA    5 X 5 - - -  3 X 3 Cina Chen Gong Xiao Hailiang Huang Wenwei Zeng Bingqiang Korea Selatan An Young-jun Kim Nak-hyeon Park In-tae Yang Hong-seok Iran Ali Allahverdi Azari Amirhossein Navid Khajehzadeh Mohammad Yousof Vand   PUTRI    5 X 5     3 X 3 Cina Li Yingyun Dilina Dilixiati Jiang Jiayin Zhang Zhiting Jepang Ririka Okuyama Norika Konno Stephanie Mawuli Kiho Miyashita Thailand Amphawa Thuamon Thunchanok Lumbadpang Warunee Kitraksa Rujiwan Bunsinprom   BOLA TANGAN     BOLA VOLI INDOOR                      BOLA VOLI PANTAI     BOLING     PUTRA   1 Trios Jepang Shusaku Asato Tomoyuki Sasaki Shogo Wada Malaysia Muhammad Rafiq Ismail Ahmad Muaz Mohd Fishol Tan Chye Chern Singapura Alex Chong Muhammad Jaris Goh Darren Ong 2 Team of 6    3 Masters      PUTRI   4 Trios Malaysia - 4326 Cheah Mei Lan Siti Safiyah Amirah Ab Rahman Syaidatul Afifah Badrul Hamidi Cina Taipei - 4255 Chou Chia-Chen Pan Yu-fen Tsai Hsin-yi Singapura - 4250 Bernice Lim Hui Ying Daphne Tan Shi Jing Joey Yeo Ruoqi 5 Team of 6 Korea Selatan – 8338 Baek Seung-ja Han Byul Kim Hyun-mi Lee Na-young Lee Yeon-ji Ryu Seo-yeon Malaysia – 8149 Cheah Mei Lan Syaidatul Afifah Badrul Hamidi Natasha Roslan Jane Sin Siti Safiyah Abdul Rahman Shalin Zulkifli   Cina Taipei – 7969 Chang Yu-hsuan Pan Yu-fen Chou Chia-chen Tsai Hsin-yi Huang Chiung-yao Wang Ya-ting 6 Masters      BRIDGE     PUTRA   1 Berpasangan Final 1 September - - 2 Beregu Singapura Poon Hua Loo Choon Chou Zhang Yukun Fong Kien Hoong Desmond Oh Kelvin Ong Hong Kong Zen Wei Peu Wan Siu Kau Lai Wai Kit Mak Kwok Fai Ng Chi Cheung Lau Pik Kin India Jaggy Shivdasani Rajeshwar Tewari Ajay Khare Raju Tolani Debabrata Majumder Sumit Mukherjee Cina Chen Gang Ju Chuancheng Shi Haojun Shi Zhengjun Zhuang Zejun Yang Lixin    PUTRI   3 Berpasangan Final 1 September   4 Pasangan Campuran Final 1 September   5 Beregu Campuran Cina Hu Wen Yang Jinghui Zhu Aiping Li Liang Xun Yonghong Zhang Yizhuo Thailand Taristchollatorn Chodchoy Chodchoy Sophonpanich Kanokporn Janebunjong Terasak Jitngamkusol Somchai Baisamut Kridsadayut Plengsap Indonesia Lusje Olha Bojoh Julita Grace Joice Tueje Marcella Elvitta Chyntia Lasut Robert Parasian Taufik Gautama Asbi Bill Roland George Mondigir India Kiran Nadar Hema Deora Himani Khandelwal Bachiraju Satyanarayana Gopinath Manna Rajeev Khandelwal 6 Beregu Supercampuran Cina Shen Qi Wang Wenfei Liu Jing Hou Xu Fu Zhong Li Jie Hong Kong Charmian Koo Flora Wong Yeung Hoi Ning Pearlie Chan Ho Wai Lam Ho Hoi Tung Indonesia Conny Eufke Sumampouw Rury Andhani Bert Toar Polii Michael Bambang Hartono Franky Steven Karwur Jemmy Boyke Bojoh Cina Taipei So Ho-yee Liu Pei-hua Chen Yin-shou Lin Yin-yu Wang Shao-yu Liu Ming-chien    BULUTANGKIS (7)     PUTRA   1 Beregu Cina Shi Yuqi Chen Long Lin Dan Li Junhui Liu Yuchen Liu Cheng Zhang Nan Qiao Bin Zheng Siwei Wang Yiliu Indonesia Anthony Sinisuka Ginting Jonatan Christie Ihsan Maulana Mustofa Marcus Fernaldi Gideon Kevin Sanjaya Sukamuljo Fajar Alfian Muhammad Rian Ardianto Cina Taipei Chen Hung-ling Chou Tien-chen Hsu Jen-hao Lee Jhe-huei Lee Yang Lu Ching-yao Wang Chi-lin Wang Tzu-wei Yang Chih-chieh Yang Po-han Jepang Takuro Hoki Takuto Inoue Takeshi Kamura Yuki Kaneko Kento Momota Kenta Nishimoto Kazumasa Sakai Keigo Sonoda Kanta Tsuneyama Yuta Watanabe 2 Tunggal Putra Jonatan Christie Indonesia Chou Tien Chen Cina Taipei Anthony Sinisuka Ginting Indonesia Kenta Nishimoto Jepang 3 Ganda Putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamulyo Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto Indonesia Lee Jhe-huei/Lee Yang Cina Taipei Li Junhui/Liu Yuchen Cina    PUTRI   4 Beregu Jepang Yuki Fukushima Arisa Higashino Sayaka Hirota Misaki Matsutomo Aya Ohori Nozomi Okuhara Sayaka Sato Ayaka Takahashi Akane Yamaguchi Koharu Yonemoto Cina Cai Yanyan Chen Qingchen Chen Yufei Gao Fangjie He Bingjiao Huang Dongping Huang Yaqiong Jia Yifan Tang Jinhua Zheng Yu Indonesia Fitriani Della Destiara Haris Ruselli Hartawan Ni Ketut Mahadewi Istirani Liliyana Natsir Greysia Polii Rizki Amelia Pradipta Apriyani Rahayu Debby Susanto Gregoria Mariska Tunjung Thailand Chayanit Chaladchalam Pornpawee Chochuwong Ratchanok Intanon Nitchaon Jindapol Jongkolphan Kititharakul Phataimas Muenwong Busanan Ongbamrungphan Rawinda Prajongjai Puttita Supajirakul Sapsiree Taerattanachai 5 Tunggal Putri Tai Tzu-ying Cina Taipei Pusarla V Sindhu India Saina Nehwal India Akane Yamaguchi Jepang 6 Ganda Putri Chen Qingchen/Jia Yifan Cina Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi Jepang Greysia Polii/Apriyani Rahayu Indonesia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota Jepang 7 Ganda Campuran Zheng Siwei/Huang Yaqiong Cina Tang Chun Man/Tse Ying Suet Hong Kong Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Indonesia Wang Yilyu/Huang Dongping Cina   KLASEMEN MEDALI    1 Cina (6) 3 1 2 2 INDONESIA (8) 2 2 4 3 Jepang (6) 1 1 4 4 Cina Taipei (4) 1 1 2 5 India (2) 0 1 1 6 Hong Kong (1) 0 1 0 7 Thailand (1) 0 0 1   DAYUNG (15)     PUTRA   1 Single Sculls Zhang Liang Cina Kim Dong-yong Korea Selatan Ryuta Arakawa Jepang 2 Double sculls  Uzbekistan Shakhboz Kholmurzaev Shakhboz Abdujabborov  Cina Zhang Zhiyuan Chen Sensen Thailand Prem Nampratueng Jaruwat Saensuk 3 Pair  Cina Li Xiaoxiong Zhao Jingbin Uzbekistan Sardor Tulkinkhujaev Alisher Turdiev Jepang Yoshihiro Otsuka Yuta Takano 4 Quadruple sculls  India Sawarn Singh Dattu Baban Bhokanal Om Prakash Sukhmeet Singh Indonesia Kakan Kusmana Edwin Ginanjar Rudiana Sulpianto Memo Thailand Piyapong Arnunamang Methasit Phromphoem Prem Nampratueng Jaruwat Saensuk 5 Lightweight single sculls Park Hyun-su Korea Selatan Chiu Hin Chun Hong Kong Dushyant Chauhan India 6 Lightweight double sculls   Jepang Masayuki Miyaura Masahiro Takeda Korea Selatan Kim Byung-hoon Lee Min-hyuk India Rohit Kumar Bhagwan Singh 7 Lightweight four  Cina Lu Fanpu Xiong Xiong Zhao Chao Zhou Xuewu Indonesia Ali Buton Ardi Isadi Ferdiansyah Ihram Uzbekistan Shehroz Hakimov Islambek Mambetnazarov Otamurod Rakhimov Zafar Usmonov 8 Lightweight eight  Indonesia Tanzil Hadid Muhad Yakin Rio Rizki Darmawan Jefri Ardianto Ali Buton Ferdiansyah Ihram Ardi Isadi Ujang Hasbulloh Uzbekistan Islambek Mambetnazarov Anatoliy Krasnov Alisher Yarov Shehroz Hakimov Shokhjakhon Najmiev Zafar Usmonov Otamurod Rakhimov Dostonjon Bahriev Dostonjon Khursanov Hong Kong Kenneth Liu Chau Yee Ping James Wong Tang Chiu Mang Lam San Tung Yuen Yun Lam Leung Chun Shek Wong Wai Kin Cheung Ming Hang   PUTRI   9 Single sculls  Chen Yunxia Cina Huang Yi-ting Cina Taipei Aleksandra Opachanova Kazakhstan 10 Double sculls  Cina Jiang Yan Li Jingjing           Korea Selatan Kim Seul-gi Kim Ye-ji Iran Maryam Karami Parisa Ahmadi 11 Pair  Cina Ju Rui Lin Xinyu Korea Selatan Jeon Seo-yeong Kim Seo-hee Indonesia Julianti Yayah Rokayah 12 Four  Cina Yi Qilin Guo Linlin Zhang Min Wang Fei Vietnam Dinh Th? Hao Tran Th? An Le Th? Hien Pham Thi Hue Indonesia Chelsea Corputty Wa Ode Fitri Rahmanjani Julianti Yayah Rokayah 13 Lightweight single sculls Pan Dandan Cina Nazanin Malaei Iran Lee Ka Man Hong Kong 14 Lightweight double sculls Cina Liang Guoru Wu Qiang            Iran Nazanin Rahmani Maryam Omidiparsa Thailand Matinee Raruen Phuttharaksa Neegree 15 Lightweight quadruple sculls Vietnam Ho Thi Ly Luong Thi Thao Ph?m Thi Thao T? Thanh Huyen Iran Mahsa Javar Maryam Karami Maryam Omidiparsa Nazanin Rahmani Korea Selatan Choi Yu-ri Ji Yoo-jin Jung Hye-ri Ku Bo-yeun        GOLF     GULAT (18)     PUTRA    Gaya Bebas:    1 57kg Erdenebatyn Bekhbayar Mongolia Kang Kum-song Korea Utara Yuki Takahashi Jepang Reza Atri Iran 2 65kg Bajrang Punia India Daichi Takatani Jepang Sirojiddin Khasanov Uzbekistan Sayatbek Okassov Kazakhstan 3 74kg Bekzod Abdurakhmonov Uzbekistan Daniyar Kaisanov Kazakhstan Gong Byung-min Korea Selatan Yuhi Fujinami Jepang 4 86kg Hassan Yazdani Iran Domenic Abounader Lebanon Adilet Davlumbayev Kazakhstan Orgodolyn Uitumen Mongolia 5 97kg Alireza Karimi Iran Magomed Musaev Kirgistan Magomed Ibragimov Uzbekistan Kim Jae-gang Korea Selatan 6 125kg Parviz Hadi Iran Deng Zhiwei Cina Nam Koung-jin Korea Selatan Davit Modzmanashvili Uzbekistan   Gaya Romawi:    7 60kg Shinobu Ota Jepang  Kanybek Zholchubekov Kirgistan Meirambek Ainagulov Kazakhstan Mehrdad Mardani Iran 8 67kg Ryu Han-su Korea Selatan Almat Kebispayev Kazakhstan Amantur Ismailov Kirgistan Mohammad Reza Geraei Iran 9 77kg Mohammad Ali Geraei Iran Akzhol Makhmudov Kirgistan Kim Hyeon-woo Korea Selatan Yang Bin Cina 10 87kg Hossein Nouri Iran Rustam Assakalov Uzbekistan ?yhazberdi Owelekow Turkmenistan Azamat Kustubayev Kazakhstan 11 97kg Cho Hyo-chul Korea Selatan Xiao Di Cina Yerulan Iskakov Kazakhstan Uzur Dzhuzupbekov Kirgistan 12 130kg Muminjon Abdullaev Uzbekistan Nurmakhan Tinaliyev Kazakhstan Arata Sonoda Jepang Kim Min-seok Korea Selatan    PUTRI    Gaya Bebas:    13 50kg Vinesh Phogat India Yuki Irie Jepang Kim Son-hyang Korea Utara Kim Hyung-joo Korea Selatan 14 53kg Pak Yong-mi Korea Utara Zhuldyz Eshimova Kazakhstan Haruna Okuno Jepang Erdenechimegiin Sumiyaa Mongolia 15 57kg Jong Myong-suk Korea Utara Pei Xingru Cina Altantsetsegiin Battsetseg Mongolia Katsuki Sakagami Jepang 16 62kg Purevdorjiin Orkhon Mongolia Aisuluu Tynybekova Kirgistan             Risako Kawai Jepang Rim Jong-sim Korea Utara 17 68kg Zhou Feng Cina Sharkhuugiin Tumentsetseg Mongolia Divya Kakran India Meerim Zhumanazarova Kirgistan 18 76kg Zhou Qian Cina Hiroe Minagawa Jepang Elmira Syzdykova Kazakhstan Aiperi Medet kyzy Kirgistan   KLASEMEN MEDALI    1 IRAN (8) 5 0 3 2 CINA (6) 2 3 1 3/4 MONGOLIA (6) 2 1 3 3/4 UZBEKISTAN (6) 2 1 3 5 KOREA UTARA (5) 2 1 2 6 KOREA SELATAN (8) 2 0 6 7 INDIA (3) 2 0 1 8 JEPANG (10) 1 3 6 9 KAZAKHSTAN (10) 0 4 6 10 KIRGISTAN (8) 0 4 4 11 LEBANON (1) 0 1 0 12 TURKMENISTAN 0 0 1   HOKI     JET SKI     JUDO     JUJITSU     KABADDI     KANO     Slalom    C-1 Putra Takuya Haneda Jepang Chen Fangjia Cina Alexandr Kulikov Kazakhstan  K-1 Putra - - -  C-1 Putri - - -  K-1 Putri Aki Yazawa Jepang Li Tong Cina Chang Chu-han Cina Yaipei   Sprint Putra    C-1 1000m     C-2 200m     C-2 1000m     K-1 200m     K-2 1000m     K-4 500m      Sprint Putri    C-1 200m     C-2 500m     K-1 200m     K-1 500m     K-4 500m           Perahu Tradisional Putra    TBR-12 200m     TBR-12 500m     TBE-12 1000m      Perahu Tradisional Putri    TBR-12 200m     TBR-12 500m           KARATE     PUTRA    Kata Perseorangan Ryo Kiyuna Jepang Wang Yi-ta Cina Taipei Ahmad Ziqi Zaresta Yuda Indonesia Park Hee-jun Korea Selatan   Kumite 60kg Riki Ardiansyah Arrosyid Indonesia Amir Mehdizadeh Iran Prem Kumar Selvam Malaysia Sadriddin Saymatov Uzbekistan   Kumite 67kg Ali Abdulaziz Kuwait Didar Amirali Kazakhstan Abdel Rahman al-Masatfa Yordania Jintar Simanjuntak Indonesia   Kumite 75kg     Kumite 84kg     Kumite +80kg Sajad Ganjzadeh Iran Nguyen Minh Phung Vietnam Tareg Ali Hamedi Arab Saudi Daniyar Yuldashev Kazakhstan    PUTRI    Kata Perseorangan Kiyou Shimizu Jepang Sou Soi Lam Makau Minsicha Tarattanakul Thailand Grace Lau Hong Kong   Kumite 50kg - - -  Kumite 55kg Wei Tzu-yun Cina Taipei Taravat Khaksar Iran Cokorda Istri Agung Sanistya Rani Indonesia Wong Sok I Makau   Kumite 61kg Yin Xiaoyan Cina Rozita Alipour Iran Choi Wan Yu Hong Kong Barno Mirzaeva Uzbekistan   Kumite 68kg     Kumite +68kg Ayumi Uekusa Jepang Gao Mengmeng Cina Hamideh Abbasali Iran Nargis Pakistan    KURASH     LAYAR     MENEMBAK     PANAHAN     PUTRA    Recurve Perseorangan Kim Woon-jin Korsel Lee Woo-seok Korea Selatan Riau Ega Agatha Indonesia   Recurve Beregu Cina Taipei Luo Wei-min Tang Chih-chun Wei Chun-heng Korea Selatan Kim Woo-jin Lee Woo-seok Oh Jin-hyek Cina Li Jialun Sun Quan Xu Tianyu  Compound Beregu Korea Selatan Choi Yong-hee Hong Sung-ho Kim Jong-ho India Abhisek Verma Aman Saini Rajat Chauhan Malaysia Alang Arif Aqil Lee Kin Lip Mohd Juwaidi Marzuki   PUTRI    Recurve Perseorangan Zhang Xinyan Cina Diananda Choirunisa Indonesia Kang Chae-young Korea Selatan  Recurve Beregu Korea Selatan Chang Hye-jin Kang Chae-young Lee Eun-gyeong Cina Taipei Le Chien-ying Peng Chia-mao Tan Ya-ting Jepang Ayano Kato Kaori Kawanaka Tomomi Sugimoto  Recurve Campuran Jepang Takaharu Furukawa Tomomi Sugimoto Korea Utara Pak Yong-won Kang Un-ju Cina Xu Tianyu Zhang Xinyan  Compound Beregu Korea Selatan Choi Bo-min So Chae-won Song Yun-soo India Jyothi Surekha Vennam Madhumita Kumari Muskan Kirar Cina Taipei Chen Li-ju Chen Yi-hsuan Lin Min-ching  Compound Campuran Cina Taipei Pan Yu-ping Chen Yi-hsuan Korea Selatan Kim Jong-ho So Chae-won Iran Nima Mahboubi Matbooe Feregteh Ghorbani  KLASEMEN MEDALI    1 Korea Selayan (8) 4 3 1 2 Cina Taipei (4) 2 1 1 3 Cina (3) 1 0 2 4 Jepang (2) 1 0 1 5 India (2) 0 2 0 6 INDONESIA (2) 0 1 1 7 Korea Utara (1) 0 1 0 8 Iran (1) 0 0 1 - Malaysia (1) 0 0 1   PANJAT DINDING (6)     PUTRA    Kecepatan Reza Alipour Iran Zhong Qixin Cina Aspar Indonesia  Kombinasi Jongwon Chon Korea Selatan Kokoro Fujii Jepang Tomoa Nagasaki Jepang  Kecepatan Relay Indonesia Indonesia Cina   PUTRI    Kecepatan Aries Susanti Rahayu Indonesia Puji Lestari Indonesia He Cuillian Cina  Kombinasi Akiyo Noguchi Jepang Sa Sol Korea Selatan Kim Ja-in Korea Selatan  Kecepatan Relay Indonesia Cina Cina   PARALAYANG     PUTRA    Ketepatan Mendarat Perseorangan Jafro Megawanto Indonesia Jirasak Witeetham Thailand Lee Chul-soo Korea Selatan  Ketepatan Mendarat Beregu Indonesia Aris Apriansyah Hening Paradigma Jafro Megawanto Joni Efendi Roni Pratama Korea Selatan Kim Jin-oh Lee Chang-min Lee Chul-soo Lee Seong-min Lim Moon-seob Thailand Sarayut Chinpongsatorn Tanapat Luangiam Mongkut Preecha Jirasak Witeetham Nithat Yangjui  Cross Country - - -   PUTRI    Ketepatan Mendarat Perseorangan Nunnapat Phuchong Thailand Lee Da-gyeon Korea Selatan Rija Wijayanti Indonesia  Ketepatan Mendarat Beregu Thailand Chantika Chaisanuk Nunnapat Phuchong Narubhorn Wathaya Indonesia Ike Ayu Wulandari Lis Andriana Rika Wijayanti Korea Selatan Baek Jin-hee Jang Woo-young Lee Da-gyeom  Cross Country      PENCAK SILAT     PUTRA    Seni: tunggal Sugianto Indonesia – 471 Ilyas Sadara Thailand – 460 Almo Haidib Abad Filipina – 455  Seni: ganda Jampil Yola Primadona/Hendy Indonesia – 580 Tran Duc Danh/Le Hong Quan Vietnam – 562 Hamid Mohd Taqiyuddin/Nordin Muhammad Afici Malaysia – 560  Seni: Beregu Indonesia Nunu Nugraha Asep Yuldan Sani Anggi Faisal Mubarok Vietnam Tran Duc Danh Nguyen Xuan Thanh Luu Van Nam Malaysia Fadil Dama Masofee Wani Islamee Wani  PERTANDINGAN     Kelas B (-55kg) Abdul Malik Indonesia Mohd Faizul Nasir Malaysia Dines Dumaan Filipina Bo Thammavongsa Laos   Kelas C (-60kg) Hanifan Yudani Kusumah Indonesia Nguyen Thai Linh Vietnam Adolan Chemaeng Thailand Mohd Hazim Amizad Malaysia   Kelas D (-65kg) Iqbal Candra Pratama Indonesia Nguyen Ngoc Toan Vietnam Jeff Loon Filipina Abdulmalik Salimov Uzbekistan  Kelas E (-70kg) Komang Harik Adi Putra Indonesia Jamari Mohd Al Jufferi Malaysia Pham Tuan Anh Vietnam Zjpldoshbek Akimkanov Kirgistan   Kelas F (-75kg) Tran Dinh Nam Vietnam Mohd Fauzi Khalid Malaysia Daniiar Tokurov Kirgistan Amri Rusdiana Indonesia   Kelas I (-90kg) Aji Bangkit Pamungkas Indonesia Sheik Ferdous Alau’ddin Singapura Nguyen Duy Tuyen Vietnam Robial Sobri Malaysia   Kelas J (-95kg) Nguyen Van Tri Vietnam Mohd Khaizul Yaacob Malaysia Sheik Farhan Alau’ddin Singapura Tachin Pokjay Thailand    PUTRI    Seni: Tunggal Puspa Arumsari Indonesia – 467 Nurzuhairah Mazid Mohammad Singapura – 445 Cherry May Regalado Filipina – 444  Seni: Ganda Ayu Sidan Wilantari Ni Made Dwiyanti Indonesia Saowanee Chanthamunee Oraya Choosuwan Thailand Nor Hamizah Abu Hassan Nur Syazreen A Malik Malaysia  Seni: Beregu Pramudita Yuristya Lutfi Nurhasanah Gina Tri Lestari Indonesia Nguyen Ha Thi Thu Nguyen Thi Huyen Thi Binh Vuong Vietnam As Ma Jeh Ma Yuwetta Samahoh Ruhana Chearbuli Thailand  PERTANDINGAN     Kelas B (-55kg) Wewey Wita Indonesia Tran Thi Them Vietnam Nurul Shafiqah Saiful Singapura Olathay Sounthavong Laos  Kelas C (-60kg) Sarah Tria Monita Indonesia Nong Oy Vongphakdy Laos Siti Khadijah Shahrem Singapura Hoang Thi Loan Vietnam   Kelas D (-65kg) Pipiet Kamelia Indonesia Nguyen Thi Cam Nhi Vietnam Tahmineh Karbalei Iran Janejira Wankrue Thailand  KLASEMEN MEDALI    1 INDONESIA (15) 14 0 1 2 Vietnam (12) 2 7 3 3 Malaysia (8) 0 4 4 4 Thailand (7) 0 2 5 5 Singapura (5) 0 2 3 6 Laos (3) 0 1 2 7 Filipina (4) 0 0 4 8 Kirgistan (2) 0 0 2 9 Iran (1) 0 0 1 - Uzbekistan (1) 0 0 1   PENTATHLON     RENANG     PUTRA    50 m gaya bebas Yu Hexin Cina – 22.11 Katsumi Nakamura Jepang – 22.20 Shunichi Nakao Jepang – 22.46  100 m gaya bebas     200 m gaya bebas Sun Yang Cina – 1:45.43 Katsuhiro Matsumoto Jepang – 1:46.50 Ji Xinjie Cina – 1:46.68  400 m gaya bebas Sun Yang Cina – 3:42.92 Naito Ehara Jepang – 3:47.14 Kosuke Hagino Jepang – 3:47.20  800  m gaya bebas Sun Yang Cina  - 7:48.36 GR                Shogo Takeda Jepang - 7:53.01 Nguyen Huy Hoang Vietnam - 7:54.32  1.500 m gaya bebas     50 m gaya punggung Xu Jiayu Cina  - 24.75 Ryosuke Irie Jepang  - 24.88 Kang Ji-seok Korea Selatan -  25.17  100 m gaya punggung Xu Jiayu Cina – 52.34 (GR) Ryosuke Irie Jepang – 52.53 Lee Ju-ho Korea – 54.52  200 m gaya punggung     50 m gaya dada     100 m gaya dada Yasuhiro Koseki Jepang – 58.86 (GR) Yan Zibei Cina – 59.31 Dmitry Balandin Kazakhstan – 59.39  200 m gaya dada Yasuhiro Koseki Jepang – 2:07.81 Ippei Watanabe Jepang – 2:07.82 Qin Haiyang Cina – 2:08.07  50 m gaya kupu     100 m gaya kupu Joseph Schooling Singapura – 51.04 (GR) Li Zhuhao Cina – 51.46 Yuki Kobori Jepang – 51.77  200 m gaya kupu Daiya Seto Jepang – 1:54.53 Nao Horomura Jepang – 1:55.58 Li Zhuhao Cina – 1:55.76  200 m gaya ganti Wang Shun Cina - 1:56.52 Kosuke Hagino Jepang  - 1:56.75 Qin Haiyang Cina - 1:57.09  400 m gaya ganti Daiya Seto Jepang – 4:08.79 Kosuke Hagino Jepang – 4:10.30 Wang Shun Cina – 4:12.31  4 x 100 m gaya bebas Jepang 3:12.68 Shinri Shioura (48.85) Katsuhiro Matsumoto (47.65) Katsumi Nakamura (48.08) Juran Mizohata (48.10) Cina – 3:13.29 (NR) Yang Jintong (49.24) Cao Jiwen (48.29) Sun Yang (48.38) Yu Hexin (47.38) Singapura – 3:17.22 (NR) Quah Zheng Wen (49.64) Joseph Schooling (48.27) Darren Chua (49.64) Darren Lim (49.67)  4 x 200 m gaya bebas Jepang - 7:05.17 GR Naito Ehara (1:47.31) Reo Sakata (1:46.51) Kosuke Hagino (1:46.50) Katsuhiro Matsumoto (1:44.85)  Cina -7:05.45 Ji Xinjie (1:47.58) Shang Keyuan (1:47.15) Wang Shun (1:46.53) Sun Yang (1:44.19)  Singapura  - 7:14.15 NR Quah Zheng Wen (1:48.31) Joseph Schooling (1:46.66) Danny Yeo (1:49.23) Jonathan Tan (1:49.95)  4 x 100 m gaya ganti      PUTRI    50 m gaya bebas     100 m gaya bebas Rikako Ikee Jepang- 53.27 GR Zhu Menghui Cina - 53.56 Yang Junxuan Cina - 54.17  200 m gaya bebas Li Bingjie Cina – 1:56.74 Yang Junxuan Cina – 1:57.48 Chihiro Igarashi Jepang – 1:57.49  400 m gaya bebas     800 m gaya bebas     1.500 m gaya bebas Wang Jianjiahe Cina – 15:53.68 Li Bingjie Cina – 15:53.80 Waka Kobori Jepang – 16:18.31  50 m gaya punggung Liu Xiang Cina – 26.98 (WR) Fu Yuanhui Cina – 27.68 Natsumi Sakai Jepang – 27.91  100 m gaya punggung Natsumi Sakai Jepang – 59.27 Anna Konishi Jepang – 59.67 Chen Jie Cina – 1:00.28  200 m gaya punggung Liu Yaxin Cina – 2:07.65 Natsumi Sakai Jepang – 2:08.13 Peng Xuwei Cina – 2:09.14  50 m gaya dada     100 m gaya dada Satomi Suzuki Jepang – 1:06.40 (GR) Reona Aoki Jepang – 1:06.45 Shi Jinglin Cina – 1:07.36  200 m gaya dada Kanako Watanabe Jepang -  2:23.05 Yu Jingyao Cina - 2:23.31 Reona Aoki Jepang - 2:23.33  50 m gaya kupu Rikako Ikee Jepang - 25.55 GR Wang Yichun Cina - 26.03 Lin Xintong Cina - 26.39  100 m gaya kupu Rikako Ikee Jepang – 56.30 (GR) Zhang Yufei Cina – 57.40 An Se-hyeon Korea Selatan – 58.00  200 m gaya kupu Zhang Yufei Cina – 2:06.61 Sachi Mochida Jepang – 2:08.72 Suzuka Hasegawa Jepang – 2:08.80  200 m gaya ganti     400 m gaya ganti Yui Ohashi Jepang – 4:34.58 Kim Seo-yeong Korea Selatan – 4:37.43 Sakiko Shimizu Jepang – 4:39.10  4 x 100 m gaya bebas Jepang – 3:36.52 (GR) Rikako Ikee (53.60) GR Natsumi Sakai (54.81) Tomomi Aoki (54.21) Chihiro Igarashi (53.90) Cina – 3:36.78 Zhu Menghui (54.00) Wu Yue (54.67) Wu Qingfeng (54.43) Yang Junxuan (53.68) Hong Kong – 3:41.88 Camille Cheng (54.98) Stephanie Au (55.60) Ho Nam Wai (56.05) Sze Hang Yu (55.25)  4 x 200 m gaya bebas Cina – 7:48.61 (GR) Li Bingjie (1:56.94) Wang Jianjiahe (1:55.35) Zhang Yuhan (1:58.37) Yang Junxuan (1:57.95)  Jepang – 7:53.83 Chihiro Igarashi (1:57.69) Rikako Ikee (1:55.27) Yui Ohashi (2:01.33) Rio Shirai (1:59.54)  Hong Kong – 8:07.17 Ho Nam Wai (2:02.12) Camille Cheng (2:00.85) Katii Tang (2:01.68) Sze Hang Yu (2:02.52)    4 x 100 m gaya ganti      CAMPURAN    4 x 100 m gaya ganti Cina – 3:40.45 (AS) Xu Jiayu (52.30) Yan Zibei (58.45) Zhang Yufei (56.61) Zhu Menghui (53.09) Jepang – 3:41.21 Ryosuke Irie (52.55) Yasuhiro Koseki (58.95) Rikako Ikee (55.68) Tomomi Aoki (54.03) Korea Selatan – 3:49.27 (NR) Lee Ju-ho (55.36) Moon Jae-kwon () An Se-hyeon (57.93) Ko Mi-so ()   LONCAT INDAH     RENANG INDAH     POLO RIAR     ROLLER SPORTS     RUGBY SEVENS     SAMBO     SENAM     SEPAKBOLA     SEPAK TAKRAW     PUTRA    Beregu     Quadrant     Ganda Beregu     Beregu Tim Thailand Anuwat Chaichana Siriwat Sakha Thawisak Thongsai Pornchai Kaokaew Pattarapong Yupadee Assadin Wongyota Thanawat Chumsena Rachan Viphan Sittipong Khamchan Jirasak Pakbuangoen Kritsanapong Nontakote Jantarit Khukaeo Malaysia Ezwan Said Muhammad Noraizat Mohd Nordin Mohd Syazreenqamar Salehan Mohamad Azlan Alias Muhammad Afifuddin Mohd Razali Muhammad Kamal Ishak Muhammad Zulkifli Abd Razak Muhamad Norhaffizi Abd Razak Farhan Adam Muhammad Hairul Hazizi Haidzir Aidil Aiman Azwawi Mohammad Syahir Mohd Rosdi India Niken Singh Khangembam Sanjeck Singh Waikhom Dheeraj Kumar Ngathem Jotin Singh Lalit Kumar Sandeep Kumar Seitaram Singh Thokchom Harish Kumar Malemnganba Singh Sorokhaibam Gurumayum Jiteshor Sharma Henary Singh Wahengbam Akash Yumnam Indonesia Herson Mohamad Saipul Syamsul Akmal Muhammad Hardiansyah Muliang Rezki Yusuf Djaina Andi Try Sandi Saputra Nofrizal Saiful Rijal Husni Uba Hendra Pago Rizky Abdul Rahman Pago Abdul Halim Radjiu Victoria Eka Prasetya    PUTRI    Quadrant     Beregu Tim Thailand Masaya Duangsri Suputtra Beartong Thitima Mahakusol Kaewjai Pumsawangkaew Sasiwimol Janthasit Thidarat Soda Fueangfa Praphatsarang Nisa Thanaattawut Nipaporn Salupphon Somruedee Pruepruk Payom Srihongsa Wiphada Chitphuan Korea Selatan Kim Dong-hee Kim I-seul Bae Han-oul Jeon Gyu-mi Kim Ji-eun Lee Min-ju Choi Ji-na Yu Seong-hee Kim Ji-young Kim Hee-jin Park Seon-ju Jung Ju-seung Myanmar Kyu Kyu Thin Khin Hnin Wai Aye Aye Than Nant Yin Yin Myint Phyu Phyu Than Su Mon Kyaw Lairo Eng Su Mon Aung Nan Su Myat San Ya Mong Zin Nyein Chan Thu Su Yee Htet Vietnam Nguyen Th? Quyen Giap Th? Hien Nguyen Th? Thu H?nh D?ong Th? Xuyan Dang Th? Ph?ong Thanh Hoang Th? Hoa Bui Th? Hai Yen Ph?m Th? Hang Nguyen Th? Phuong Trinh Tran Th? Thu Hoai Nguyen Th? My Dang Th? My Linh    SOFBOL     SQUASH     TAEKWONDO     PUTRA    Layang -58kg Kim Tae-hun Korea Selatan Miyaz Pulatov Uzbekistan Sergio Suzuki Jepang Farzan Ashourzadeh Iran  Bantam -63kg     Bulu -68kg     Welter -80kg     Menengah +80kg     Poomsae Perseorangan Kang Min-sung Korea Selatan Koorosh Bakhtiyar Iran Chen Ching Cina Taipei Pongporn Suvittayarak Thailand   Poomsae Beregu Korea Selatan Han Yeong-hun Kim Seon-ho Kang Wan-jin Cina Zhu Yuxiang Hu Mingda Deng Tingfeng Filipina Dustin Jacob Mella Jeordan Dominguez Rodolfo Reyes, Jr. Vietnam Nguyen Thien Ph?ng Le Thanh Trung Tr?n Tien Khoa    PUTRI    Layang -49kg     Bantam -53kg Su Pu-ya Cina Taipei Ha Min-ah Korea Selatan Fariza Aldangorova Kazakhstan Laetitia Aoun Lebanon  Bulu -57kg     Welter -67kg Julyana Al-Sadeq Yordania Kim Jan-di Korea Selatan Zhang Mengyu Cina Nigora Tursunkulova Uzbekistan  Menengah +67kg     Poomsae Perseorangan Delfia Rosmaniar Indonesia Marjan Salahshouri Iran Yap Khim Wen Malaysia Yun Ji-hye Korea Selatan  Poomsae Beregu Thailand Kotchawan Chomchuen Phenkanya Phaisankiattikun Ornawee Srisahakit Korea Selatan Gwak Yeo-won Choi Dong-ah Park Jae-eun Filipina Juvenile Crisostomo Rinna Babanto Janna Oliva Cina Taipei Chen Hsiang-ting Chen Yi-hsuan Lin Kan-yu   TENIS   1 Tunggal Putra Denis Istomin Uzbekistan [2-6, 6-2, 7-6 (7/2)] Wu Yibing Cina Prajnesh Gunneswaran India Lee Duck-hee Korea Selatan 2 Ganda Putra India Rohan Bopanna/Divij Sharan [6-3, 6-4] Kazakhstan Alexander Bublik/Denis Yevseyev                Jepang Sho Shimabukuro/Kaito Uesugi Jepang Yuya Ito/Yosuke Watanuki 3 Tunggal Putri Wang Qiang Cina [6-3, 6-2] Zhang Shuai Cina         Liang En-shuo Cina Taipei Ankita Raina India 4 Ganda Putri Cina Xu Yifan/Yang Zhaoxuan [6-2, 1-6, 11-9] Cina Taipei Chan Hao/ching/Latisha Chan       Kazakhstan Gozal Ainitdinova/Anna Danilina Jepang Miyu Kato/Makoto Ninomiya 5 Ganda Campuran Indonesia Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi                [6-4, 5-7, 10-7]  Thailand Sonchat Ratiwatana/Luksika Kumkhum               Kazakhstan Aleksandr Nedovyesov/Anna Danilina Jepang Kaito Uesugi/Erina Hayashi   KLASEMEN MEDALI    1 CINA (4) 2 2 0 2 INDIA (3) 1 0 2 3 INDONESIA (1) 1 0 0 4 UZBEKISTAN (1) 1 0 0 5 KAZAKHSTAN (3) 0 1 2 6 CINA TAIPEI (2) 0 1 1 7 THAILAND (1) 0 1 0 8 JEPANG (4) 0 0 4 9 KOREA SELATAN (1) 0 0 1   TENIS MEJA     TRIATHLON          WUSHU (14)     PUTRA    Taolu:     Changquan Sun Peiyuan Cina Edgar Xavier Marvelo Indonesia Tsai Tse-min Cina Taipei  Taijiquan/Taijijian Chen Zhouli Cina Tomohiro Araya Jepang Nyein Chan Ko Ko Myanmar  Nanquan/Nangun Huang Junhua Cina Pham Quoc Khanh Vietnam Lee Yong-mun Korea Selatan  Daoshu/Gunshu Wu Zhaohua Cina Cho Seung-jae Korea Selatan Achmad Hulaefi Indonesia  Sanda:     56kg Shen Guoshun Cina Bui Truong Giang Vietnam Yusuf Widiyanto Indonesia Santosh Kumar India   60kg Erfan Ahangarian Iran Wang Xuetao Cina Nghiem Van Y Vietnam Surya Bhanu Pratap Singh India   65kg Li Mengfan Cina Foroud Zafari Iran Narender Grewal India M Khalid Hotak Afghanistan   70kg Mohsen Mohammadseifi Iran Shi Zhanwei Cina Puja Riyaya Indonesia Ham Gwan-sik Korea Selatan    PUTRI    Taolu:     Changquan Qi Xinyi Cina Li Yi Makau Hoang Thi Phuong Giang Vietnam  Taijiquan/Taijijian Lindswell Kwok Indonesia Juanita Mok Uen-ying Hong Kong Agatha Chrystenzen Wong Filipiina  Nanquan/Nandao Tang Lu Cina Darya Latisheva Uzbekistan Yuen Ka Ying Hong Kong  Jianshu/Qianshu Guo Menjiao Cina Zahra Kiani Iran Duong Thuy Vi Vietnam  Sanda:     52kg Li Yueyao Cina Elaheh Mansourian Iran Divine Wally Filipina Chen Wei-ting Cina Taipei   60kg Cai Yingying Cina Shahrbanoo Mansourian Iran Suchaya Bualuang Thailand Roshibina Devi Naorem India  
Viewing all 21879 articles
Browse latest View live